Dilihat dari sisi usia, Sunan Gunung Jati memang masih tergolong lebih muda dari Walisongo lainnya.
Selain itu, Sunan Gunung Jati tidak hanya dikenal sebagai wali qutub, beliau juga disebut sebagai Waliyyul Amri atau seorang wali yang memegang kekuasaan politik.
Sunan Gunung Jati dianggap sebagai pemimpin yang arif dan bijaksana. Hal itu dikarenakan keluasan ilmu yang dimilikinya serta pemahaman tentang ajaran agama Islam.
Dengan keistimewaan itulah yang menjadikan Sunan Gunung Jati begitu dihormati di kalangan Walisongo.
Salah satu buktinya yakni ketika Sunan Gunung Jati diminta untuk memimpin upacara penobatan 2 orang Sultan Demak, yakni Adipati Unus yang menjadi Sultan Demak kedua pada tahun 1518 Masehi.
Baca Juga: Kisah Abu Nawas Jual Kipas Awet hingga 100 Tahun, Sadarkan Penjual Baju yang Menipu
Kala itu, Adipati Unus menggantikan kedudukan ayahnya yaitu Raden Patah yang telah meninggal dunia.
Lalu yang kedua memimpin upacara penobatan Raden Trenggono menjadi yang Sultan Demak ketiga menggantikan kedudukan kakaknya yaitu Adipati Unus yang gugur di medan pertempuran melawan Portugis.
Meski saat itu di Demak ada Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga, namun upacara penobatan tersebut diserahkan kepada Sunan Gunung Jati.