PORTAL MAJALENGKA - Masyarakat Cirebon terkenal memiliki karakteristik yang beragam. Hal tersebut karena Cirebon merupakan tempat bertemunya orang-orang dari berbagai daerah.
Akulturasi budaya Cirebon sangat kental. Tak terkecuali dengan bahasanya. Bahasa Cirebon juga bukan Jawa atau Sunda. Tetapi merupakan akulturasi antara keduanya.
Karena itu, Bahasa Cirebon terbilang kaya dengan karakteristiknya yang unik. Karena itu pula bahasa Cirebon diakui sebagai salah satu bahasa ibu di Jawa Barat.
Baca Juga: Kuliner Khas Cirebon, Berikut 5 Rekomendasi Destinasi Empal Gentong
Hal itu dengan adanya penetapan Peraturan Daerah Jawa Barat No.5 Tahun 2003 yang diperbarui menjadi Perda no.14 Tahun 2014 tentang bahasa daerah sebagai cagar budaya. Dalam perda tersebut, di Jawa Barat terdapat tiga bahasa daerah, masing-masing Sunda, Cirebon dan Melayu Betawi.
Untuk diketahui, secara garis besar Bahasa Cirebon terbagi menjadi dua. Yaitu bebasan (yang terdengar lebih sopan) dan bahasa pesisir atau ngoko (yang terdengar kasar).
Dalam artikel ini dibahas adalah bahasa pesisiran atau ngoko. Terutama kata yang sering digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari orang Cirebon di kalangan masyarakat umum.
Baca Juga: Mengenal Puskesos, Tugas dan Tanggung Jawab Relawan Sosial Tingkat Desa
Aksen Bahasa Cirebon pada tiap daerah juga berbeda-beda. Ada yang di akhir kata selalu menggunakan huruf "a", ada yang "o", dan ada juga yang aga sulit karena terdengar seperti percampuran "o" dan "a".
Jika kalian jalan-jalan ke Cirebon atau menemui orang Cirebon dengan bahasa Cirebonnya, mungkin beberapa kata berikut akan sering kalian dengar.
Kata-kata ini memang sering sekali digunakan oleh orang Cirebon, baik di luar maupun di dalam daerahnya sendiri. Tidak ada salahnya memahami kata-kata bahasa Cirebon berikut.
Baca Juga: 2 Kategori Fakir Miskin Penerima Bantuan Sosial Kemensos
Tujuannya, ketika mengobrol dengan orang Cirebon, obrolan kalian akan sedikit nyambung. Sehingga "kudu weruh" atau dalam bahasa Indonesia, wajib tahu.
Berikut 4 kata yang sering diucapkan orang Cirebon dalam komunikasi sehari-hari. Simak baik-baik.
1. Kirik
Kirik adalah salah satu kata yang paling populer pada masyarakat Cirebon. Terutama dalam komunikasi pergaulan sehari-hari di kalangan muda.
Baca Juga: 4 Kuliner Hits Bandung yang Terkenal Unik dan Enak Bikin Penasaran
Sebenarnya kata 'Kirik' ini sering disebut kasar. Karena kirik berarti anjing. Terkadang orang Cirebon mengucapkan kirik kepada orang lain.
Namun dalam sisi budaya Cirebon, kata Kirik ini bisa menjadi salah satu ciri bagaimana kualitas hubungan.
Contoh, jika dalam obrolan sudah sering menggunakan kata Kirik atau menyebut orang yang diajak ngobrol dengan kata tersebut, maka bisa dipastikan hubungan pertemanan mereka sudah sangat dekat.
Baca Juga: Baznas Kabupaten Cirebon Buka Kembali Beasiswa SKDSS dengan Kuota Terbatas, Perhatikan Ketentuannya
Namun bisa juga menjadi ciri adanya pertengkaran, jika diucapkan kepada seseorang dengan nada keras dan ekspresi yang marah.
2. Jeh
Jeh sendiri adalah kata imbuhan yang sering dipakai oleh orang Cirebon untuk penekanan terhadap kalimat atau perkataan yang telah diucapkan.
Contoh, "mangkate sekiki jeh." (berangkatnya besok jeh).
Baca Juga: 3 Kuliner Khas Indramayu Paling Enak dan Terkenal, Jarang Ditemui di Kota Lain
Jeh pada kalimat di atas menjadi penekan atau memastikan, yang ditunjukan pada orang yang sedang diajak bicara.
Jeh juga bisa bermakna "katanya", atau menunjukan seseorang yang menyampaikan sebuah pesan atau mengatakan sesuatu.
Contoh dalam sebuah percakapan dua orang Cirebon berikut:
Baridin: "Mad jare Samsudine pira jeh?"
Amad: "Loro jeh Din."
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia:
Baridin: "Mad kata Samsudinnya berapa katanya?"
Amad: "Dua katanya, Din."
Dengan contoh kalimat di atas, jelas bahwa kata "Jeh" bisa berarti katanya.
Baca Juga: Kuliner Khas Kediri yang Terkenal dan Enak, Kamu Harus Mencobanya Jika Ke Sini
3. Yombu
Kata Yombu jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti "Tidak Tahu", atau bermakna tidak mengetahui sesuatu yang ditanyakan.
Yombu sering diucapkan orang Cirebon jika tidak mengetahui sesuatu yang ditanyakan kepada mereka.
Tetapi kata Yombu ini lebih bermakna jutek atau kurang sopan. Apalagi jika digunakan kepada orang yang lebih tua.
Baca Juga: Liburan ke Alam: Inilah 3 Tempat Wisata Utama di Kabupaten Majalengka
Biasanya saat orang Cirebon berbicara dengan orang yang lebih tua, mereka tidak menggunakan kata yombu jika tidak mengetahui apa yang sedang ditanyakan.
Akan tetapi orang Cirebon akan lebih memiliki kata "bli weruh" yang memiliki arti yang sama yaitu tidak tahu.
4. Sun
Kata Sun di sini bukan berarti matahari ya. Tetapi dibaca dalam ejaan bahasa Indonesia, sun.
Baca Juga: Lagu Tarling Mendiang Yoyo Suwaryo “Istri Apa Polisi” Punya Pesan Mendalam Tentang Sosok Istri Ideal
Masyarakat Cirebon sering menggunakan kata Sun sebagai imbuhan pada akhir kalimat. Kata ini biasa digunakan untuk menegaskan kalimat yang sudah pernah disampaikan.
Contoh, Baridin sudah mengatakan kepada Amad, bahwa dia tidak tahu di mana kunci motor. Tetapi Amad bertanya kembali kepada Baridin dengan pertanyaan yang sama yaitu menanyakan kunci motornya.
Baridin pun menjawab dengan kalimat, "Yombu sun." Atau dalam bahasa Indonesia yaitu "Tidak tahu beneran".
Baca Juga: Series Mantan Tapi Menikah Kapan Tayang dan Nonton di Mana? Simak Info Lengkapnya Berikut Ini
Sun di sini sebagai imbuhan yang menegaskan bahwa Baridin sudah bilang tidak tahu.
Demikian 4 kata yang sering diucapkan dalam komunikasi verbal orang Cirebon yang harus diketahui; "kudu weruh".***