Masjid Kuno Bondan Indramayu Peninggalan Wali Allah Syekh Datuk Kahfi Guru Sunan Gunung Jati

18 Juli 2022, 06:30 WIB
MASJID tua di daerah Blok Bondan Barat, Desa Bondan, Sukagumiwang, Indramayu butuh revitalisasi segera. Masjid itu merupakan peninggalan masa lampau. */GELAR GANDARASA/PR /Gelar Gandarasa/

PORTAL MAJALENGKA - Masjid Kuno Bondan yang berlokasi di kampung Bondan barat, desa Bondan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu merupakan masjid tertua di Indramayu peninggalan wali Allah Syaikh Datuk Kahfi guru Sunan Gunung Jati.

Masjid Kuno Bondan juga salah satu bukti sejarah masuknya Islam ke wilayah Indramayu atas dakwah wali Allah Syaikh Datuk Kahfi guru Sunan Gunung Jati. Dalam catatan sejarah masjid kuno Bondan mempunyai kisah yang unik yang mewarnai berdirinya masjid kuno Bondan.

Pada zaman dahulu dikisahkan ada dua bersaudara dari Majapahit yang bernama Kirakinem dan Nyimas Ratu Kencanawungu, keduanya adalah pengembara yang memiliki misi menyiarkan agama Buddha.

Baca Juga: TERBONGKAR! Inilah Rahasia Kewalian Keramat Gus Baha

Dalam perjalanannya mereka menyusuri pegunungan yang terletak di Jawa bagian barat dengan menggunakan perahu rakit yang terbuat dari bambu, menyusuri Sungai Cimanuk menuju ke Muara.

Setelah beberapa hari keduanya beristirahat di suatu tempat yang agak ramai yang saat ini menjadi desa Bondan.

Karena kepandaiannya, keduanya dapat diterima oleh masyarakat desa tersebut bahkan Kirkinem menjadi panutan sehingga keduanya tidak mengalami kesulitan dalam menyiarkan agama Buddha.

Baca Juga: Dukun Sombong Bungkam oleh Sehelai Rambut, Wali Sakti Habib Luthfi bin Yahya

Kepercayaan tersebut membuat Kirakinem mendapatkan julukan Ki geden Bondan yang artinya panutan orang banyak di desa Bondan.

Setelah berhasil menyebarkan agama Buddha Ki Geden Bondan merasa resah sebab belum ada tempat berkumpul untuk bermusyawarah dan mengajarkan agama Buddha.

Maka didirikanlah cangkok atau Pesanggrahan atau Balai yang terletak di desa Bondan marak bagian utara tepat dipinggir Sungai Cimanuk yang merupakan jalur lalu lintas air tempat lalu lalang orang.

Baca Juga: Saat Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Mampu Mambuat Malu Wali Allah Lainnya, Begini Kisahnya

Ki geden Bondan menggunakan berbagai cara dalam menyiarkan ajarannya diantaranya adalah dengan menjadikan Nyimas Ratu Kencanawungu sebagai penari Ronggeng dan penari topeng pada saat masyarakat mengadakan upacara adat atau munjungan yang merupakan pesta adat menjelang musim hujan.

Pada suatu hari terdapat seseorang yang singgah di desa Bondan, bernama Syekh Datuk Kahfi dengan maksud ingin menyebarkan agama Islam.

Saat singgah di desa Bondan Syekh Datuk Kahfi berpikir rasanya sulit untuk menyebarkan Islam di Bondan, melihat banyaknya penganut Buddha di Bondan serta masyarakat desa tersebut telah mempunyai seorang panutan.

Meskipun demikian Syekh Datuk Kahfi tetap ingin melaksanakan niatnya. Hal pertama yang dilakukan Syekh Datuk Kahfi adalah mendekati Nyimas Ratu Kencanawungu pada upacara adat munjungan yang biasanya diadakan hiburan tari topeng dan Ronggeng.

Baca Juga: Gus Dur Bongkar Wali Kutub yang Bersembunyi di Gunung Lawu

Pada perhelatan tersebut, Syekh Datuk Kahfi berpura-pura menjadi penonton sambil berusaha mendekati Nyimas ratu Kencanawungu dan berusaha merebut hatinya.

Upaya yang dilakukan Syekh Datuk Kahfi dalam mendekati nyimas ratu Kencanawungu berbuah manis tidak sia-sia akhirnya mereka menjalin hubungan cinta tanpa sepengetahuan Ki geden Bondan.

Syaikh Datuk Kahfi mengajarkan agama Islam kepada Nyimas Kencanawungu dan akhirnya dia menjadi pemeluk agama Islam pertama di desa Bondan.

Setelah Islamnya nyimas ratu Kencanawungu, Syekh Datuk Kahfi berencana untuk menikahi nyimas ratu Kencanawungu. Kabar tersebut membuat Ki geden Bondan murka terlebih setelah mengetahui adiknya telah memeluk agama Islam.

Baca Juga: KERAMAT WALI, Gus Miek Murka, Mata Melotot dan Tempeleng Keras Wajah Santrinya

Akhirnya ki geden Bondan berencana membunuh Syekh Datuk Kahfi. Semua pasukan dikumpulkan untuk membunuh Syaikh Datuk Kahfi, namun tidak ada satupun yang berhasil bahkan Ki geden Bondan pun tidak sanggup melawan kesaktian Syaikh Datuk Kahfi.

Setelah gagal untuk membunuh Syekh Datuk Kahfi, Ki geden Bondan merencanakan cara lain untuk membunuh Syekh Datuk Kahfi.

Ki geden Bondan menyiapkan banteng besar dan ganas di tengah hutan, kemudian menyuruh Syekh Datuk Kahfi untuk menangkap banteng tersebut sebagai syarat menikah dengan nyimas ratu Kencanawungu.

Tanpa diduga, Syekh Datuk Kahfi berhasil menjinakkam banteng tersebut dan membawanya ke Ki geden Bondan. Ki geden Bondan terkejut dan semakin marah sehingga peperangan antara pasukan Ki geden Bondan dan pasukan Syekh Datuk Kahfi pun tidak bisa dihindari.

Baca Juga: Sunan Kalijaga Jadi Robin Hood demi Rakyat, Sunan Bonang Sayangkan Aksi Radikal sang Murid

Singkat cerita, pasukan Ki geden Bondan kalah dan Ki geden Bondan hilang dan meninggalkan pesan suara kepada Syekh Datuk Kahfi untuk melanjutkan dakwah Islam.

Sejak saat itu Syekh Datuk Kahfi menyiarkan agama Islam di seluruh Bondan dengan leluasa.

Pada suatu malam saya datuk Kahfi mengumpulkan para pengikutnya untuk bermusyawarah perihal pendirian tempat ibadah untuk salat berjamaah.

pada tahun 1414 masehi disepakati lah untuk mendirikan gua masjid yang letaknya tidak jauh dari Sungai Cimanuk dan cangkok atau Balai yang telah dibangun oleh Ki geden Bondan di desa Bondan Barat.

Baca Juga: Profil Lengkap Gus Baha, Miliki Sanad Keilmuan dari Para Wali Hingga Rasulullah SAW

Menurut cerita pembangunan masjid tersebut dapat diselesaikan dalam waktu satu malam saja dan keesokan harinya Syekh Datuk Kahfi membuat bedug dari kayu sidaguri yang di ketika ditabuh bisa terdengar sampai Cirebon.

Sampai sekarang bedug tersebut masih ada dan masjidnya dinamai masjid Darus sajidin Bondan atau masjid kuno Bondan.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Youtube Touching TV

Tags

Terkini

Terpopuler