Saksi Mata Ungkap Kronologi Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang Usai Laga Arema vs Persebaya

- 2 Oktober 2022, 11:46 WIB
Saksi Mata Ungkap Kronologi Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang Usai Laga Arema vs Persebaya
Saksi Mata Ungkap Kronologi Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang Usai Laga Arema vs Persebaya /Instagram.com/@majeliskopi08

PORTAL MAJALENGKA - Peristiwa tragis menyelimuti dunia sepak bola Indonesia usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Sebanyak 153 korban tewas akibat kerusuhan suporter.

Tragedi kemanusiaan yang menewaskan 153 korban akibat kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut setelah Persebaya Surabaya memenangkan laga atas tuan rumah, Arema FC, Sabtu malam, 1 Oktober 2022.

Kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 sementara ditangguhkan. Hal itu buntut kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan Malang pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Baca Juga: Dunia Sepak Bola Kembali Berduka, 6 FAKTA KERICUHAN DI STADION KANJURUHAN

Kronologi kejadian kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan juga diceritakan salah satu suporter Arema FC yang jadi saksi mata dan selamat dari peristiwa tragis tersebut.

Dalam cuitan akun Twitter @RezqiWahyu_05, mengungkapkan suasana awal hingga akhir tragedi pada malam itu usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Ia mengungkapkan bahwa awal mula pertandingan antara Arema FC dan Persebaya berjalan dengan tertib.

Baca Juga: Padahal Dilarang oleh FIFA, Kok Bisa Gas Air Mata Digunakan Pada Insiden Kerusuhan Stadion Kanjuruhan?

Rezqi Wahyu dalam cuitannya mengatakan bahwa usai babak pertama selesai sesekali ada kericuhan di beberapa tribun. Namun hal itu dapat diamankan pihak berwenang.

Hingga pada babak kedua Tim Persebaya berhasil mencetak gol yang ketiga. Sehingga Persebaya 1 poin lebih unggul dari Arema.

Namun sebaliknya, Tim Arema FC tidak mampu mengejar 1 poin hingga peluit berakhirnya pertandingan.

Baca Juga: Ujian Syekh Magelung Sakti Mencari Sunan Gunung Jati sebagai Mursyid, Sayembara Kalahkan Nyi Mas Gandasari

Rezqi Wahyu menjelaskan bahwa kericuhan bermula saat kekalahan tim Arema FC pada pertandingan yang dilaksanakan di Stadion Kanjuruhan tersebut.

"Pelatih Arema dan Manager tim mendekati dan menunjukkan gestur minta maaf kepada suporter," cuitnya.

Dikatakannya, kericuhan itu dimulai saat salah satu suporter Arema FC dari arah tribun selatan nekat turun ke lapangan untuk memberi motivasi dan kritinya.

Baca Juga: Sejarah dan Perkembangan Motif Batik Bandung

Namun, di sisi lain diikuti suporter lainnya secara bergerombol turun lapangan untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema FC.

Rezqi Wahyu selaku saksi mata dan suporter yang hanya memerhatikan peristiwa itu mengatakan bahwa di samping meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema FC, para suporter semakin tidak terkendali. Karena turut melempari berbagai macam benda ke arah lapangan.

Karena hal itu, pemain Arema FC pun digiring untuk memasuki ruang ganti. Namun kondisi lapangan semakin tak terkendali.

Baca Juga: 15 TWIBBON HITZ Untuk Peringati Hari Batik Nasional Tahun 2022

Hingga pada akhirnya, pihak aparat yang berwenang pun melakukan pengamanan kepada para suporter yang sudah tidak terkendali itu.

Menurut Rezqi, aparat keamanan melakukannya berlebihan. Karena dengan perlakuan yang sangat sadis dan tidak manusiawi kepada suporter.

"Pihak aparat melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, dipentung dengan tongkat panjang, 1 suporter dikeroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," cuitnya.

Baca Juga: Nyi Rambut Kasih, Ratu Panyidagan Kaitannya dengan Asal-usul Kabupaten Majalengka, Ini Kisahnya!

Aparat pun menembakkan gas air mata berkali-kali ke arah suporter. Hingga menyebabkan seluruh sudut studion dikelilingi gas air mata.

"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton," katanya.

Karena hal itu, akhirnya para suporter panik dan ricuh berlarian menyelamatkan diri mencari pintu keluar.

Baca Juga: KEANEHAN Bunga Cempaka, dan Kisah Cinta Sunan Gunung Jati dengan Nyimas Babadan

"Banyak ibu", wanita, orang tua dan anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat berjubel untuk keluar stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata, seluruh pintu keluar penuh dan macet," jelasnya.

Bukan hanya di dalam, rupanya kericuhan juga terjadi di luar stadion. Akibatnya banyak dari suporter yang terkapar tak berdaya dan pingsan karena menghirup gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan.

Hingga pukul 22.30 WIB, masih terjadi saling lempar batu dan benda-benda lainnya serta pengeroyokan. Aparat dianggap mengurung para supprter dalam tribun yang penuh dengan gas air mata.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Timnas Indonesia vs Guam Kualifikasi Piala Asia U 17, Bima Sakti: Siap Tapi Buta Kekuatan

"Kondisi luar Stadion Kanjuruhan sudah snagat mencekam. Banyak supprter yang lemas bergelimpungan, teriakan dan tangisan wanita, suporter berlumuran darah, mobil hancur, kata" makian dan amarah, batu batako, besi bambu berteterbangan," jelas Rezqi.

Melalui cuitannya di Twitter, Rezqi selaku salah satu soporter yang menyaksikan langsung dan selamat atas tragedi kemanusiaan di Studio Kanjuruhan tersebut merasa terpukul.

Hingga Kapolda Jawa Timur Irjan Pol Nico Afinta melaporkan bahwa dari 127 korban meninggal, dua di antaranya polisi. Bukan hanya itu, sebanyak delapan kendaraan polisi dirusak dan dibakar massa pada peristiwa kericuhan Kanjuruhan.

Baca Juga: Update Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Mencapai 127 Korban Meninggal

Terbaru, korban meninggal bertambah menjadi 153 orang. Data tersebut berdasarkan laporan dari Komunitas Peduli Malang.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Twitter @RezqiWahyu_05


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x