Dianggap Menghalangi, Berikut Tokoh-Tokoh yang Dianiaya Hingga Tewas dalam Peristiwa G30S/PKI

- 24 September 2022, 22:15 WIB
Monumen Pancasila Sakti dengan patung 7 Pahlawan Revolusi korban peristiwa G30S/PKI.
Monumen Pancasila Sakti dengan patung 7 Pahlawan Revolusi korban peristiwa G30S/PKI. /

PORTAL MAJALENGKA - Peristiwa Gerakan 30 September 1957 atau dikenal dengan peristiwa G30S/PKI merupakan salah satu gerakan mengerikan dalam sejarah Bangsa Indonesia.

Pasalanya peristiwa G30S/PKI ini merupakan peristiwa di mana teraniayanya dan terbunuhnya para Jenderal dan Perwira Angkatan Darat oleh Partai Komunis Indonesia.

Mereka dituduh oleh PKI melakukan makar terhadap pemerintahan Presiden RI pertama yakni Soekarno melalui tuduhan Dewan Jenderal.

Baca Juga: Jangan Lewatkan Film Bsejarah G30S PKI, Berikut Ini Jadwal Tayang di Antv dan Tvone

Namun sebenarnya gerakan yang dilakukan PKI pada 30 September 1965 itu memiliki tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno, dan berniat mengubah pemerintahan Indonesia menjadi pemerintahan komunis.

Para Jenderal dan Perwira itu diculik dan dibawa ke Lubang Buaya dan dibunuh satu per satu.

Berikut tokoh-tokoh yang teraniaya hingga terbunuh pada peristiwa G30S/PKI:

Baca Juga: Berikut Rekomendasi Film yang Cocok Ditonton untuk Mengingat Peristiwa G30S/PKI

1. Jenderal Ahmad Yani
Jenderal Ahmad Yani dilahirkan pada 19 Juni 1922 di Purwerejo, Jawa Tengah. Dia merupakan Komandan Tentara Nasional sekaligus anggota keluarga Wongsoredjo.

Jenderal Ahmad Yani merupakan salah satu Jenderal yang diincar dalam peristiwa G30S/PKI dan terbunuh pada 30 September 1965. Dia dibunuh secara langsung di rumahnya yang berada di Menteng, Jakarta Pusat.

Lalu jasadnya dimasukkan ke sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Jenderal Ahmad Yani lalu dimakamkan lima hari kemudian di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta pada 5 Oktober 1965.

Baca Juga: Jejak Pasukan Siliwangi Selama di Yogyakarta Usai Perjanjian Renville, Tumpas PKI Madiun

2. Mayjen S Parman
Letnan Jenderal Siswondo Parman atau lebih dikenal dengan nama Mayjen S Parman adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia dan tokoh militer Indonesia.

Pria kelahiran 4 Agustus 1918 di Wonosobo, Jawa Tengah ini merupakan Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara (PT) di Yogyakarta dan menjabat Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad).

Pada saat peristiwa G30S/PKI dia menjadi tewas karena termasuk musuh PKI. Mayjen S Parman diculik dari rumahnya, dan dibunuh di Lubang Buaya dan jasadnya disembunyikan di sumur Lubang Buaya.

3. Mayjen R. Soeprapto
Mayjen S Soeprapto lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920. Dapat dibilang hampir seusia dengan Panglima Besar Jenderal Sudirman.

S Soeprapto merupakan salah satu korban yang tewas karena kekejaman PKI pada peristiwa G30S/PKI.

Sebelum diculik pada 30 September, Mayjen S Soeprapto baru saja pulang dari dokter gigi untuk pencabutan giginya.

Lalu dia diculik oleh seorang yang mengaku Cakrabirawa yang mengatakan bahwa dirinya dipanggil oleh Soekarno.

Namun ternyata S Soeprapto dibawa ke Lubang Buaya dan dan ditembak mati dan dilemparkan ke dalam sebuah sumur tua di Lubang Buaya.

Baca Juga: Sejarah Singkat dan Kelam Gerakan 30 September atau G30S/PKI

4. Mayjen MT Haryono
Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Mas Tirtodarmo Haryono atau Mayjen MT Haryono merupakan  salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang terbunuh pada perstiwa G30S/PKI.

Mayjen MT Haryono yang dikenal dengan jenderal bintang tiga ini dilahirkan di Surabaya pada 20 Januari 1924.

Mayjen MT Haryono adalah salah satu tokoh yang terlibat dalam kekejaman PKI pada 30 Septem 1965.

Dia ditembak mati karena diberondong peluru, diseret melalui kebun dan tubuhnya dibawa ke salah satu truk yang menunggu dan dibawa ke Lubang Buaya yang merupakan markas pemberontak di selatan pinggiran Jakarta.

Pada 4 Oktober 1965 jasad Mayjen MT Haryono dan 6 pahlawan lainnya ditemukan dan pada 5 Oktober 1965 dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di Kalibata.

Baca Juga: Subhanallah, Kisah Nyata Keramat Habib Luthfi bin Yahya Diberi Cincin Rasulullah SAW

5. DI Panjaitan

Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Donald Isaac Panjaitan atau DI Panjaitan merupakan salah satu perwira yang tewas pada peristiwa G30S/PKI.

Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli, pada 19 Juni 1925 dan meninggal dunia Jumat dini hari, 1 Oktober 1965.

Prajurit Cakrabirawa menembak tepat di bagian kepala Brigadir DI Panjaitan di rumahnya yang berlokasi di Jalan Sultan Hasanudin, Kebayoran.

Untuk menghilangkan jejak, jenazah DI Panjaitan kemudian dibawa Cakrabirawa ke kawasan Lubang Buaya di Halim, Jakarta Timur dan dimasukkan dalam sumur tua bersama korban lainnya.

Setelah jasadnya ditemukan, DI Panjaitan dan korban G30S/PKI dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Tepatnya pada 5 Oktober 1965, DI Panjaitan ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965.

Baca Juga: Blak-blakan Uya Kuya dan Irjen Purn Ricky Sitohang Komentari Kasus Ferdy Sambo: Kasusnya Melebar ke Mana-mana

6. Lettu Piere Tendean
Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andries Tendean atau Lettu Piere Tendean merupakan seorang perwira militer Indonesia yang menjadi salah satu korban peristiwa G30S/PKI.

Dia serorang intelijen dan kemudian ditunjuk sebagai Ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution menggantikan Kapten Kav Adolf Gustaf Manullan.

Pada saat tragedi dia ditangkap oleh gerombolan G30S/PKI dipimpin oleh Pembantu Letnan Dua (Pelda) Djaharup.

Tujuannya adalah membunuh Jenderal Nasution, namun mereka mengira Lettu Pierre Tandaen itu adalah Nasution karena kondisi rumah yang gelap. Nasution sendiri berhasil melarikan diri.

Lalu dia ditembak mati dan jasadnya  dibuang ke sebuah sumur tua Lubang Buaya bersama enam jasad perwira lainnya. 

Untuk menghargai jasa-jasanya, Tendean dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965 dan setelah kematiannya secara anumerta dia dipromosikan menjadi kapten.

Baca Juga: Pakai Adat Keraton, PCNU Kabupaten Cirebon Resmi Dikukuhkan

7. Mayjen Soetoyo  Siswomiharjo
Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo merupakan perwira tinggi TNI-AD yang diculik dan kemudian dibunuh pada tragedi G30S/PKI.

Sutoyo lahir di Kebumen, Jawa Tengah pad 28 Agustus 1922. Dia adalah Brigadir Jenderal TNI, tetapi karena gugur dalam tugas maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Mayjen TNI (Anumerta).

Pada saat tragedi G30S/PKI dirinya diculik oleh PKI dan dibawa ke markas pemberontakan yang terletak di Lubang Buaya.

Di sana, dia dibunuh dan tubuhnya dilemparkan ke dalam sumur bekas bersama dengan korban lainnya

Jasadnya ditemukan pada 4 Oktober 1965 dan dimakamkan pada  5 Oktober 1965 di Taman Makam Pahlawan.

Baca Juga: GRATIS, 10 Link Twibbon Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2022, Berikut Cara Membuatnya

Setelah kepergiannya, secara anumerta dipromosikan menjadi Mayor Jenderal dan ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia.

Itulah 7 Tokoh Pahlawan Revolusi yang tewas pada peristiwa G30S/PKI. *

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x