Anggota PKI Tebar Kekejaman di Sumur Cigrok, Kiai Ini Kumandangkan Adzan Sebelum Ajal Menjemput

- 14 September 2022, 15:15 WIB
Ilustrasi. Anggota PKI Tebar Kekejaman di Sumur Cigrok, Kiai Ini Kumandangkan Adzan Sebelum Ajal Menjemput
Ilustrasi. Anggota PKI Tebar Kekejaman di Sumur Cigrok, Kiai Ini Kumandangkan Adzan Sebelum Ajal Menjemput /

PORTAL MAJALENGKA - Pemberontakan PKI yang terjadi di tahun 1965 atau 1948 telah menjadi sejarah kelam bagi masyarakat di Indonesia.

Selain di wilayah lain, pulau Jawa merupakan sentra PKI dengan berbagai macam pemberontakan yang dilakukan.

Banyak buku sejarah yang mengulas tentang kekejaman PKI yang berkisar di tahun 1948-1965, hal tersebut karena masih banyaknya cerita kelam yang beredar di masyarakat perihal PKI.

Baca Juga: Kisah Kiai Soelaiman Berdzikir Dalam Kuburan Batu Kapur Ulah Kekejaman PKI

Kekejaman PKI tidak hanya menyasar kepada kaum kolonial saja atau para pejabat warisan penjajah Indonesia.

Tapi kekejaman PKI menyasar pada siapa saja yang dianggap menghalangi maksud tercapainya tujuan PKI untuk mendirikan Negara berpaham Komunis.

Termasuk pada para ulama dan kalangan santri yang notabene mereka adalah para pejuang agama yang mengajarkan ilmu syariat kepada masyarakat.

Baca Juga: Kampung Kauman Magetan Dibumihanguskan PKI, Tentara Siliwangi Menyerbu

Namun tak dapat dipungkiri, para ulama dan santri dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan, peran dua kalangan ini begitu besar.

Sehingga dalam perjalanannya, para ulama dan kalangan santri berlomba untuk mempertahankan keutuhan NKRI yang memegang Asas Pancasila.

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:60), Kiai Imam Sofwan merupakan seorang ulama asal Desa Kebonsari, Madiun.

Baca Juga: Kutil Hidupkan AMRI di Tegal, Organisasi Bawahan PKI Untuk Lancarkan Gerakan Antiswapraja

Pemberontakan di Madiun yang meletus pada tahun 1948 diketahui di bawah komando Muso, salah satu pimpinan PKI kelahiran kabupaten Kediri.

Kiai Imam Sofwan diketahui diberondong PKI di sumur Cigrok yang terletak di desa Cigrok, kecamatan Takeran, kabupaten Magetan.

Kisah ini menurut kesaksian Muslim, seorang yang mengintip kekejaman PKI di sumur Cigrok lewat bilik rumahnya, karena malam itu warga tidak ada yang berani keluar rumah.

Di malam yang gelap, Muslim hanya mampu melihat sekelebat-sekelebat orang sambil berteriak-teriak membentak sambil membawa pentungan.

Tak luput jeritan dan teriakan para korban pun ikut menambah suasana sekitar sumur Cigrok menjadi amat mencekam.

Kiai Imam Sofwan diikat tangannya, kemudian beliau dihadapkan ke sebelah timur, kemudian dipukul oleh pentungan anggota PKI, lalu dimasukan ke dalam lubang sumur.

Menurut Achmad Idris seorang anggota Masyumi desa Cigrok yang saat itu ditawan PKI mengatakan bahwa Kiai Imam Sofwan masih hidup saat didorong masuk lubang.

Kiai Imam Sofwan sempat mengumandangkan adzan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir karena kelelahan setelah sumur itu dihujani berbagai benda keras dan ditutup tumpukan jerami.

Kedua anak Kiai Imam Sofwan juga turut menjadi korban keganasan PKI yakni Kiai Zubair dan Kiai Bawani, namun mereka dimasukan di lubang yang berbeda tak jauh dari sumur Cigrok.

Itulah salah satu kisah kekejaman PKI di sumur Cigrok yang berada di wilayah Magetan, tentang seorang kiai yang kumandangkan adzan menjelang ajal karena kekejaman PKI.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri,


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah