Sehingga dalam perjalanannya, para ulama dan kalangan santri berlomba untuk mempertahankan keutuhan NKRI yang memegang Asas Pancasila.
Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:60), Kiai Imam Sofwan merupakan seorang ulama asal Desa Kebonsari, Madiun.
Baca Juga: Kutil Hidupkan AMRI di Tegal, Organisasi Bawahan PKI Untuk Lancarkan Gerakan Antiswapraja
Pemberontakan di Madiun yang meletus pada tahun 1948 diketahui di bawah komando Muso, salah satu pimpinan PKI kelahiran kabupaten Kediri.
Kiai Imam Sofwan diketahui diberondong PKI di sumur Cigrok yang terletak di desa Cigrok, kecamatan Takeran, kabupaten Magetan.
Kisah ini menurut kesaksian Muslim, seorang yang mengintip kekejaman PKI di sumur Cigrok lewat bilik rumahnya, karena malam itu warga tidak ada yang berani keluar rumah.
Di malam yang gelap, Muslim hanya mampu melihat sekelebat-sekelebat orang sambil berteriak-teriak membentak sambil membawa pentungan.
Tak luput jeritan dan teriakan para korban pun ikut menambah suasana sekitar sumur Cigrok menjadi amat mencekam.
Kiai Imam Sofwan diikat tangannya, kemudian beliau dihadapkan ke sebelah timur, kemudian dipukul oleh pentungan anggota PKI, lalu dimasukan ke dalam lubang sumur.
Menurut Achmad Idris seorang anggota Masyumi desa Cigrok yang saat itu ditawan PKI mengatakan bahwa Kiai Imam Sofwan masih hidup saat didorong masuk lubang.