Jangan Lewatkan, Fenomena Blue Moon Dapat Dilihat di Seluruh Indonesia pada 22 Agustus

- 20 Agustus 2021, 07:50 WIB
 Fenomena Blue Moon terlihat dari Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu  atau bulan biru 31 Oktober 2020. Pada Minggu 22 Agustus 2021, blue moon atau bulan biru akan kembali bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
Fenomena Blue Moon terlihat dari Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu atau bulan biru 31 Oktober 2020. Pada Minggu 22 Agustus 2021, blue moon atau bulan biru akan kembali bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. /ANTARA FOTO/Arnas Padda/

Purnama itu juga memiliki nama lain yaitu Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon) dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

Bulan biru musiman terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016. Fenomena itu akan terjadi kembali pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang.

Baca Juga: Mobil Pengangkut Relawan Vaksinator COVID-19 Kecelakaan, 8 Orang Luka

Bulan biru bulanan juga terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 31 Juli 2015 dan 31 Januari 2018. Fenomena tersebut akan terjadi kembali pada 31 Agustus 2023 dan 31 Mei 2026 mendatang.

Andi menuturkan Bulan Biru hakikatnya tidak benar-benar biru. Asal-usul historis istilah itu dan dua definisinya sebenarnya masih simpang siur dan kebanyakan pihak menganggapnya sebagai kesalahan interpretasi.

Banyak orang meyakini istilah "bulan biru" yang dimaknai sebagai sesuatu hal yang terjadi sangat langka berasal dari ketika kabut asap dan abu vulkanik dari letusan gunung berapi mengubah bulan menjadi berwarna kebiruan.

Istilah "bulan biru" sudah ada setidaknya sejak 400 tahun yang lalu dari penelusuran saat ini, yang mana seorang penutur cerita rakyat berkebangsaan Kanada, Dr. Philip Hiscock, mengusulkan bahwa penyebutan "bulan biru" bermakna bahwa ada hal yang ganjil dan tidak akan pernah terjadi.

Bulan biru yang benar-benar berwarna biru dapat terjadi sangat langka dan tidak ada hubungannya dengan kalender, fase bulan atau jatuhnya musim, melainkan akibat dari kondisi atmosfer. Abu vulkanik dan kabut asap, droplet di udara, atau jenis awan tertentu dapat menyebabkan bulan purnama tampak kebiruan.***

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah