2 Juta Akun Penyebar Hoaks Diblokir WhatsApp

19 November 2020, 21:42 WIB
ILUSTRASI Whatsapp telah memblokir 2 juta akun penyebar hoaks /Pixabay

PORTAL MAJALENGKA - Data internal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan sejak 23 Januari hingga 18 Oktober terdapat 2.020 konten hoaks seputar Covid-19 beredar di media sosial. Sementara yang sudah diturunkan (take down)berjumlah 1.759.

Sejalan dengan fokus pemerintah melalui Kominfo dalam memerangi penyebaran misinformasi saat pandemic, WhatsApp pada Kamis 19 November 2020 menyatakan telah memblokir lebih dari 2 juta akun penyebar hoaks.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Pangerapan mengatakan Kominfo dalam menangani konten yang berpotensi hoaks selalu melakukan pengujian fakta, verifikasi, informasi yang masuk, ke beberapa pihak.

Baca Juga: AWAS Penipuan, Hoaks Pekerja 2009-2019 Berhak atas Uang Rp21,5 Juta dari Bank Indonesia

Jika memang informasi tersebut setelah diverifikasi adalah tidak benar, kementerian akan memberi “stempel” hoaks terhadap konten tersebut.

“Kami perlu melakukan pengendalian, bukan untuk membatasi kebebasan berekspresi masyarakat atau kebebasan berpendapat. Tapi, situasi pandemi ini kami perlu meluruskan informasi-informasi yang salah agar tidak meresahkan masyarakat,” kata Semuel Pangerapan.

Kominfo mengidentifikasi terdapat tiga jenis infodemi yang beredar di Indonesia, yang pertama berupa disinformasi, yakni informasi sengaja dibuat salah untuk mendestruksi apa yang sudah beredar.

Baca Juga: Begini Cara Aktifkan Fitur Pesan Menghilang di WhatsApp

Kedua, malinformasi yaitu info faktual, namun dibuat untuk orang tertentu dengan tujuan tertentu dan infodemi berupa misinformasi, yaitu informasi yang diberikan tidak tepat, namun, tidak ada unsur kesengajaan.

Sementara Sravanthi Dev selaku Direktur Komunikasi WhatsApp APAC mengatakan, WhatsApp telah mengembangkan mesin yang dapat mengidentifikasi sebuah pesan spam.

Meski demikian, dia mengatakan bahwa peran aktif dari pengguna WhatsApp juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah disinformasi ini.

Baca Juga: Terus Berulang, Hoaks Provokasi Kwik Kian Gie Muncul Lagi

“Ketika kamu melihat pesan berisi spam atau yang tidak ingin dilihat, kami ingin anda melaporkan pesan itu sebagai spam dan kita akan mengambil tindakan,” kata Sravanthi Dev dalam jumpa pers virtual, Kamis.

Sravanthi Dev melanjutkan bahwa WhatsApp dalam beberapa tahun ini juga telah menyesuaikan rancangan produknya untuk membendung disinformasi.

Yaitu dengan membatasi ketentuan jumlah penerusan pesan (forwarded message)menjadi hanya ke lima kontak dalam satu waktu.

Baca Juga: Fitur Pesan Menghilang Otomatis di WhatsApp Sudah Tersedia

Hal ini membuat jumlah pesan yang diteruskan menurun hingga 25 persen. WhatsApp juga membarui pengaturan Privasi Grup sehingga pengguna dapat meningkatkan keamanan privasi mereka.

Kemudian WhatsApp memperkenalkan label “diteruskan/forwarded” (panah tunggal) dan “sering diteruskan/highly forwarded” (panah ganda), untuk mendorong agar pengguna berpikir dua kali sebelum meneruskan lagi pesan tersebut.

Baca Juga: Pulang ke Tanah Air, Habib Rizieq Langsung Disambut Hoaks

Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini yang menurut dia semakin banyak pesan hoaks yang beredar.

“Saat pandemi ini terjadi di bulan April, kami membatasi pesan yang sering diteruskan hanya ke satu chat saja,” ujar Sravanthi Dev. ***

Editor: Hanif Maulana

Terkini

Terpopuler