Kewalian Gus Dur, Prosesnya Sejak Kecil Belajar dan Hormat Terhadap Orang Tua dan Guru (2)

12 Juli 2022, 13:00 WIB
Gus Dur. /Pikian=Rakyat.com/

PORTAL MAJALENGKA - Gus Dur sebagai anak yang taat dan berbakti kepada orang tua. Selain di tempat di lingkungan pesantren, Gus Dur mulai mengenal dunia luar.

Pada tahun 1953, Gus Dur masuk SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Gowongan, sambil mondok di pesantren Krapyak. Ketika menjadi siswa sekolah lanjutan pertama tersebut, hobi membacanya semakin mendapatkan tempat.

Gus Dur didorong oleh gurunya untuk menguasai Bahasa Inggris, sehingga dalam waktu satu-dua tahun Gus Dur menghabiskan beberapa buku dalam bahasa Inggris. Di antara buku-buku yang pernah dibacanya adalah karya Ernest Hemingway, John Steinbach, dan William Faulkner.

Baca Juga: Karomah para Wali: Abuya Bustomi Pandeglang Banten Mampu Menaklukan Raja Jin Karena Amalan dari Gurunya

Di samping itu, ia juga membaca sampai tuntas beberapa karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y. Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia, seperti: Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov.

Gus Dur juga melahap habis beberapa karya Wiill Durant yang berjudul 'The Story of Civilazation'.

Selain belajar dengan membaca buku-buku berbahasa Inggris, untuk meningkatan kemampuan bahasa Ingrisnya sekaligus untuk menggali informasi, Gus Dur aktif mendengarkan siaran lewat radio Voice of America dan BBC London.

Baca Juga: Hebat! Setelah Lolos MBKM, 34 Mahasiswa PGSD FKIP UNMA Siap Kuliah di Perguruan Tinggi Luar Jawa

Ketika mengetahui bahwa Gus Dur pandai dalam Bahasa Inggris, Sumatri seorang guru SMEP yang juga anggota Partai Komunis memberi buku karya Lenin 'What is To Be Done' . Pada saat yang sama, anak yang memasuki masuki masa remaja ini telah mengenal Das Kapital-nya Karl Marx, filsafat Plato,Thales, dan sebagainya.

Dari paparan ini tergambar dengan jelas kekayaan informasi dan keluasan wawasan Gus Dur. Setamat dari SMEP Gus Dur melanjutkan belajarnya di Pesantren Tegarejo Magelang Jawa Tengah.

Pesantren ini diasuh oleh KH. Chudhari, sosok kyai yang humanis, saleh dan guru dicintai. Kyai Chudhari inilah yang memperkenalkan Gus Dur dengan ritus-ritus sufi dan menanamkan praktek-praktek ritual mistik.

Baca Juga: 4 Amalan Dahsyat Wali Allah Mbah Hamid Pasuruan, Salah Satunya Mampu Mendatangkan Rizki

Di bawah bimbingan kyai ini pula, Gus Dur mulai mengadakan ziarah ke kuburan-kuburan keramat para wali di Jawa. Pada saat masuk ke pesantren ini, Gus Dur membawa seluruh koleksi buku-bukunya, yang membuat santri-santri lain terheran-heran.

Disclamair : Portal Majalengka merangkum data dari berbagai sumber.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler