Muhadjir Khawatir, Dorong Produksi Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara

26 Juni 2021, 17:24 WIB
Menko PMK, Muhadjir Effendy mengungkapkan, pandemi Covid-19 menjadi momentum pembentukan karakter bangsa Indonesia. /Foto: Instagram @muhadjir_effendy/

PORTAL MAJALENGKA - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy khawatir, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang menimpa ibu hamil di Indonesia mencapai 35.099 kasus.

Sementara jumlah bayi baru lahir usia 0-12 bulan yang terpapar Covid-19 sebanyak 24.591.

Data itu dia lansir dari jumlah klaim biaya Covid-19 yang ada di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pemerintah tak punya banyak pilihan.

Baca Juga: Hari Ini Majalengka Diprediksi Tak Turun Hujan

Program vaksinasi untuk ibu hamil, balita, dan anak-anak harus dipercepat dan mendapat perhatian khusus.

Sehingga mencegah penularan sekaligus menekan laju peningkatan kasus terkonfirmasi dan meninggal akibat Covid-19 pada ibu dan anak.Dia menyatakan bahwa percepatan vaksinasi sangat diperlukan. Namun untuk pengadaannya, dia mendorong agar produksi vaksin nasional diprioritaskan.

"Untuk jaga-jaga kemungkinan yang tidak dikehendaki dalam pengadaan vaksin, saya usul, saya sarankan sebaiknya kita lebih fokus pada percepatan produksi vaksin nasional," katanya dalam keterangan persnya usai Rapat Koordinasi Terbatas Percepatan Vaksinasi dan Penanganan Ibu Hamil, Balita, dan Anak-anak, Sabtu 26 Juni 2021.

Baca Juga: Prediksi Belanda vs Ceko, Mana Jagoan Kamu di Babak 16 Besar Euro 2020?

Mantan Mendikbud itu mengatakan, vaksin nasional itu sudah menjadi kebutuhan mendesak. Pengadaan vaksin nasional penting agar Indonesia tidak tergantung dengan vaksin import. Apalagi situasi pasar vaksin dunia saat ini semakin tak pasti.

Sementara kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan signifikan. Apalagi varian baru virus yang bermula di Wuhan, Provinsi Hubey, Tiongkok itu terus bermutasi.

Muhadjir bahkan tegas menyatakan tidak perlu membesar-besarkan merek vaksin nasional mana yang harus digunakan. Malah, menurutnya, lebih baik mempertimbangkan yang lebih cepat dan lebih maju perkembangannya.

Baca Juga: Sinetron Buku Harian Seorang Istri 26 Juni 2021, Gempar di Tengah Resepsi Muncul Foto Nana Berbusana Tahanan

"Dari mereka yang sekarang sedang berinisiatif mana yang lebih cepat dan mana yang kira-kira lebih menjanjikan, itu yang segera kita support. Saya kira ini penting," katanya.

Dia menambahkan, pengalaman Amerika penting untuk menjadi pelajaran. Negeri yang dipimpin Joe Biden itu sukses melakukan vaksinasi besar-besaran karena pemerintahnya membuka produksi vaksin dari berbagai sumber.***

"Pengalaman di Amerika saya rasa mereka melakukan vaksinasi besar-besaran dan tidak banyak prosedur karena dia vaksinnya melimpah ruah, dia bisa memproduksi dan dari berbagai sumber," pungkasnya.

Untuk diketahui, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak awal mula kemunculan kasus Covid-19 tahun 2020 lalu mulai melakukan riset untuk pengembangan vaksin dalam negeri. Vaksin itu dinamai vaksin merah putih.

Namun secara perlahan, kabar vaksin merah putih meredup dan bahkan tenggelam di tengah angka kasus dalam negeri terus meningkat.

Disisi lain, Mantan Menkes, Terawan Agus Putranto juga mengembangkan vaksin Nusantara. Namun, riset yang dilakukan Terawan justru terganjal izin uji klinis fase 1 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Meski begitu, Terawan terus melanjutkan risetnya hingga saat ini.

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler