Para seniman ini hanya mengandalkan para warga yang mau memberikan beras atau sejumlah uang seikhlasnya saja dari warga.
Adapun sedikit sampingan yang diperoleh oleh para seniman ini adalah jika mereka ada yang mau memberikan saweran.
Biasanya saweran yang diterima oleh pimpinan obrog-obrog ini sebesar Rp 5.000 per satu lagu.
Lagu pun bisa diputar atau dinyanyikan sesuai pesanan orang yang memberikan uang saweran tersebut.
"Murah Mas, cuma lima ribu perak satu lagu," ucap Dede Mahdar Keuta RT Desa Ligung, Majalengka kepada Tim Portal Majalengka, 9 April 2024.
Menurutnya, obrog-obrog ini juga merupakan seni tradisional yang harus dijaga jangan sampai hilang.
Ia mengatakan kalau kegiatan ini sangat positif di setiap bulan puasa, sehingga warga tidak ada yang telat bangun sahur.
"Sangat bagus, perlu dijaga... Warga bisa sahur tepat waktu," ucapnya.***