RITUAL SAAT KEMARAU PANJANG, Kesenian di Majalengka Ini Sempat Dilarang, Kini Hidup Kembali

- 17 Februari 2023, 16:00 WIB
Seni Ujungan membuka rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-532 Majalengka.
Seni Ujungan membuka rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-532 Majalengka. /

PORTAL MAJALENGKA - Kabupaten Majalengka merupakan salah satu Kabupaten penyuplai padi di wilayah Jawa Barat.

Selain padi, rupanya Majalengka juga memiliki hasil bumi lain seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

Sebut saja mangga jenis cengkir yang merupakan salah satu mangga hasil bumi Majalengka yang telah terkenal di beberapa daerah.

Baca Juga: MENGENAL Tokoh-tokoh Kesenian Tarling dari Klasik hingga Organ Tunggal

Seperti halnya sebuah daerah, umumnya sebuah daerah memiliki kebudayaan dan kesenian tersendiri.

Hal tersebut bisa berawal dari sejarah yang pernah terukir atau kebiasaan yang telah dilakukan orang-orang terdahulu.

Di Majalengka terdapat beberapa daerah yang merupakan penghasil jawara dan sempat melanglang buana ke berbagai daerah.

Seorang jawara tentulah menguasai teknik beladiri yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk membela diri dari serangan musuh.

Di Majalengka terdapat sebuah kesenian yang sempat dilarang karena kesenian tersebut mengandung unsur kekerasan.

Baca Juga: Kisah Petani Cantik Asal Majalengka, Sukses Sekali Panen Ratusan Juta

Dalam perkembangannya, kesenian yang awalnya merupakan sebuah jenis dari pencak silat ini dijadikan sebuah ritual pemanggil hujan.

Hal tersebut telah dilakukan oleh orang-orang tua terdahulu yang hidup di wilayah Majalengka dan umumnya berprofesi sebagai petani.

Jenis pencak silat ini memfokuskan kepada ketahanan fisik bagi penggunanya, sehingga sempat dilarang pada tahun 1960-an.

Pencak silat yang diberi nama Pencak Silat Ujungan ini dilakukan oleh 2 orang dan saling memukulkan rotan, itulah sebabnya pemerintah sempat melarang kesenian ini.

Pencak Silat Ujungan ini biasanya digunakan masyarakat untuk memanggil hujan bagi para petani padi atau sayur dan juga sebagai tontonan hiburan sesaat setelah melakukan panen.

Baca Juga: Melihat Keindahan Pemandangan Wisata Bukit Sanghyang Dora di Majalengka

Pendapat lain menyebutkan bahwa Pencak Silat Ujungan juga digunakan sebagai syarat menjadi prajurit Kerajaan Talaga Manggung, sehingga dijadikan pedoman seleksi.

Diperkirakan Pencak Silat Ujungan telah ada di Majalengka pada abad ke-7 saat Kerajaan Talaga Manggung masih berdiri.

Setelah beberapa lama dilarang, Taufik Hidayat berhasil mengangkat kembali kesenian Ujungan ini pada tahun 2009 di Desa Cengal, Kecamatan Maja.

Kini di bawah naungan sanggar seni Padepokan Pencak Silat Ujungan Bunilaya Kuda Putih, kesenian Ujungan berhasil dilestarikan kembali.

Itulah sekilas tentang kesenian tradisional di Majalengka yang sempat dilarang dan kini hidup kembali. *

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x