"Tempat menjualnya itu adalah di sini, di pasar Pasisian ini. Harapannya dengan mereka bisa menjual langsung kepada masyarakat, mereka semakin semangat," jelas dia.
"Nah untuk ini bisa berjalan, tentu kita tidak bisa sendiri. Membutuhkan keaktifan dari kuwu nya (Kepala Desa). Keaktifan juga bagaimana kita bisa mengkolaborasikan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas KUKM, Dinas Pariwisata," lanjut Kadishut.
Baca Juga: Bangga! Bola Produk Majalengka Pernah Dipakai di Piala Dunia dan Piala Eropa
Kolaborasi itu dinilai penting karena pasar Pasisian Leuweung itu memiliki perbedaan karakter dengan pasar pada umumnya. Pasar Pasisian Leuweung, jelas dia, selain untuk transaksi, juga menjadi media dalam menampilkan berbagai kesenian.
"Karena pasra Leuweung ini buka. Suatu pasar yang seperti biasa, tapi ada nilai-nilai eventnya. Ada seninya ada atraksinya. Ada kulineran.
Harapannya ke depan akan mendorong orang untuk datang ke sini tidak hanya membeli produk, tapi datang sebagai suatu branding, sebagai suatu event.
Baca Juga: Mengenal Batas-batas Wilayah Kabupaten Majalengka
Mereka datang untuk menikmati. Bukan hanya untuk belanja, tapi untuk merasakan datang ke tempat event," ungkap dia.
Di Jawa Barat, jelas dia, sudah ada beberapa kabupaten/kita yang memiliki pasar serupa.
"Ada 11. Kantor cabang kan ada 11. Sumedang, Tasik, Majalengka, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Subang dan lain sebagainya. Di situ ada aktivitas kayak gini. Selai mendorong untuk menanam, ada benefit tersendiri. Kalau gini kan (hasil panen) langsung dijual," jelas dia.***