Baca Juga: Kisah Santri Mbah Sholeh Darat Diantar Pulang oleh Lumba-Lumba dan Dijemput Kembali oleh Gurunya
Karena keilmuan dan kealimannya menjadikan dirinya dikenal oleh banyak masyarakat Indonesia bahkan di tanah Makkah.
Saat mengajari RA Kartini mengaji Mbah Sholeh terkadang mengajari tafsir dengan memggunakan bahasa Jawa. Hingga pada suatu ketika terjadi dialog antara Kartini dengan Mbah Sholeh Darat saat dirinya diajarkan tafsir Alqur'an pakai bahasa Jawa.
Dalam dialog tersebut RA Kartini memiliki usul agar Mbah Sholeh Darat membuat tafsir Alqur'an berbahasa Jawa.
"Kyai saya tadi diajari tafsir al-qur'an pakai bahasa Jawa hati saya tentram Kyai. Tolong kyai tafsirkan Alqur'an seluruhnya kedalam bahasa Jawa biar untuk pegangan teman-teman saya, putri-putri Jawa," tutur Kartini
KH Ahmad Chalwani melanjutkan kisahnya bahwa saat itu Mbah Sholeh menjawab:
"Kartini, menafsirkan Alqur'an itu nggak gampang, enggak setiap orang diperbolehkan menafsiri Alqur'an. Orang diperbolehkan menafsiri Alqur'an dengan syarat harus punya ilmu bantu tafsir yang lengkap dari gramatika Arab, Nahwu Shorof, Ilmu Badi', Ma'ani, Bayan, Muhasnah Kalam, Nasik Mansukh, Asbabul Wurudh, Asbabun Nuzul dan lain sebagainya, baru diperbolehkan menafskan Alquran. Nggak gampang menafsiri Alquran," jelas Mbah Sholeh Darat.
Baca Juga: Lirik Lagu Ibu Kita Kartini Karya WR Supratman, Ada Spirit Perjuangan Kesetaraan Perempuan
Lalu RA Kartini kembali berkata bahwa dirinya yakin akan keahlian gurunya itu.
"Kyai, saya punya usul sama Kyai untuk menafsiri Alqur'an pakai bahasa Jawa Kyai. Saya punya keyakinan semua ilmu sudah Kyai miliki," kata Kartini.