Penuh Makna! Beginilah Gambaran Tradisi Ruwahan Dalam Masyarakat Jawa

- 27 Februari 2023, 21:04 WIB
Tradisi Ruwahan oleh masyarakat Jawa
Tradisi Ruwahan oleh masyarakat Jawa /afi.iainsurakarta.ac.id/

 Baca Juga: Cara Membedakan Ikan Mas Koki Mutiara Jantan dan Betina

Tradisi Ruwahan ini konon dilakukan saat malam Nisfu Sya'ban. Saat itu orang-orang Jawa terkhususnya di desa Puyoh ini menyambutnya dengan penuh suka cita.

Untuk tradisi Ruwahan rangkaian acaranya biasanya dimulai dari sore hari ba'da asar. Acara biasanya dimulai dengan ngenduri.

Warga yang terdiri dari golongan tua, dewasa, remaja bahkan anak-anak beramai-ramai mendatangi Langga atau Musholla dan Masjid terdekat dengan membawa sewadah kenduren yang di dalamnya terdapat berbagai jajanan tradisional.

 Baca Juga: Presiden Joko Widodo Serius Ingin F1 Diselenggarakan di Indonesia

Di antara jajanan yang bisa dikatakan sebagai jajanan wajib adalah Puli, Ketan dan Apem. Filosofi ketiga jajanan tersebut mempunyai makna dan pelajaran yang mendalam;

Pertama yaitu Puli, dari kata u'fu li yang mengandung arti "Semoga Allah mengampuni saya". Kedua yaitu Ketan, dari kata Khotoan yang mengandung arti "manusia itu banyak lupa dan salah". Dan yang ketiga yaitu Apem, dari kata 'afwun yang mengandung arti "memberi maaf kepada sesama".

Jika direnungi lebih dalam lagi makna-makna tersebut, bahwasanya pada saat malam Nisfu Sya'ban tiba, maka dianjurkan untuk meminta ampunan kepada Allah Swt atas semua kesalahan yang telah kita lakukan karena kita sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa yang bahkan terkadang sering membuat hati saudara, tetangga, teman, kerabat dengan tidak sengaja bahkan dengan sengaja membuat kecewa dan marah.

Halaman:

Editor: Sofhal Adnan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x