Jangan Salah Paham, Begini Penjelasan Gus Baha Mengenai Tradisi Ruwahan Dalam Masyarakat Jawa

- 26 Februari 2023, 17:47 WIB
Gus Baha menjelaskan asal-usul penyebutan bulan Ruwah dan tradisi Ruwatan masyarakat Jawa.
Gus Baha menjelaskan asal-usul penyebutan bulan Ruwah dan tradisi Ruwatan masyarakat Jawa. /Berita Bantul/

Adapun tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam bulan Sya'ban atau Ruwah    yang biasanya dilakukan pada pertengahan bulan Ruwah, masyarakat melakukan sedekah dengan membagikan makanan berupa kolak pisang, kue apem, dan ketan kepada para tetangga.

Biasanya saat ruwahan ada makanan yang wajib ada seperti kolak, kue apem, dan ketan. Konon, makanan tersebut mengandung makna.

Kolak untuk mengingatkan adanya Sang Khaliq atau Sang Maha Pencipta.

Kue apem untuk mengingatkan agar kita minta ampun atau bertobat.

Ketan untuk mengingatkan hati yang bersih dan selalu lekat dengan sesama.

Baca Juga: Audit Syar’i Gus Baha: Penting Mana Bangun Masjid atau Menikahkan Janda?

Kalau sedekah dengan membagikan makanan dilakukan sendiri-sendiri, ada pula sedekah yang dilakukan bersama-sama.

Dalam ruwahan bersama-sama, warga kampung berkumpul untuk mendoakan arwah leluhur.

Setiap keluarga besar mengeluarkan sedekah dengan membuat nasi tumpeng, lengkap dengan lauk pauknya. Nasi tumpeng tersebut kemudian akan dibagi-bagikan kepada warga kampung yang datang.

Setelah melakukan sedekah, acara pun dilanjutkan dengan membersihkan makam keluarga.

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x