Domba Abu Nawas Dapat Mendendangkan Qosidah, Jebakan untuk Abu Jahil yang Mencuri Dombanya

- 7 November 2022, 19:15 WIB
Domba Abu Nawas Dapat Mendendangkan Qosidah, Jebakan untuk Abu Jahil yang Mencuri Dombanya
Domba Abu Nawas Dapat Mendendangkan Qosidah, Jebakan untuk Abu Jahil yang Mencuri Dombanya /Afifah Amani/Tangkap Layar YouTube: TABASSAM Channel

PORTAL MAJALENGKA - Abu Nawas merupakan tokoh sufi dan pujangga Arab yang dikenal dengan kecerdasan dna kecerdikannya.

Banyak kisah jenaka Abu Nawas yang menghibur para pendengar atau pembacanya. Salah satunya kisah saat domba Abu Nawas hilang dicuri Abu Jahil.

Dalam kisahnya suatu pagi Abu Nawas duduk santai di depan rumahnya, kemudian sang istri menghampiri dengan membawakan secangkir teh hangat.

Baca Juga: Hebat! Beginilah Cara Abu Nawas Atasi Masalah Kesempitan Seseorang

"Wahai suamiku sepertinya ada yang sedang kau pikirkan," kata sang istri membuka percakapan.

Abu Nawas yang sedari tadi melamun segera menyahut ucapan istrinya

"Iya nih Aku ingin berkurban di hari raya Idul Adha tapi uangku cuman sedikit," balas Abu Nawas.

Baca Juga: Abu Nawas Hanya Tangkap Ribuan Semut Merah tapi Bisa Menangkan Sayembara Raja Harun Al Rasyid

"Idul Adha kan masih setengah tahun lagi beli saja anak domba, tentu harganya lebih murah. Nanti kalau pas Idul Adha anak domba tersebut pasti sudah besar," kata sang istri menyarankan.

"Benar juga katamu," jawab Abu Nawas singkat.

"Baiklah aku akan ke pasar hewan sekarang juga," lanjutnya.

Sesampainya di pasar hewan, Abu Nawas terlihat sibuk berkeliling mencari anak domba yang harganya sesuai dengan uang yang ia miliki.

Baca Juga: Gokil! Abu Nawas Berbuat Nekat di Depan Raja Malah Dapat Hadiah

"Waduh susah Tuan kalau cari anak domba dengan uang segitu, kalau Tuan mau aku ada tapi anak dombanya kurus," kata si pedagang.

"Mana coba aku lihat," pinta Abu Nawas.

Si pedagang lalu memperlihatkan anak domba kurus miliknya.

"Kurus sekali dan tubuhnya juga kecil dibanding anak domba pada umumnya," pikir Abu Nawas.

"Bagaimana apakah Tuan berkenan?," tanya si pedagang.

Awalnya Abu Nawas ragu, namun karena hanya domba ini yang bisa didapatkan Ia pun terpaksa membelinya.

Ia berpikir nanti jika dirawat dengan baik dan diberi makan yang banyak, anak domba tersebut akan menjadi gemuk. Abu Nawas segera membawa pulang anak dombanya

"Wahai istriku ini saya sudah mendapatkan anak domba," ucap Abu Nawas.

Sang istri pun ikut gembira melihatnya.

"Engkau harus rajin memberinya makan, jangan sampai telat biar anak domba ini menjadi gemuk," pesan sang istri.

Abu Nawas pun lalu membuat kandang di samping rumah untuk tempat tidur anak domba miliknya. Tapi malangnya, belum dua hari Abu Nawas memeliharanya tiba-tiba anak domba itu hilang dicuri orang.

Peristiwa itu terjadi pada malam hari. Abu Nawas melihat ada seseorang mencurigakan mendekati kandang lalu mengambil anak domba dan langsung membawanya kabur.

Abu Nawas berusaha mengejarnya. Namun si pencuri telah jauh menghilang.

Ia sempat mengenali wajah si pencuri yang tak lain adalah tetangganya sendiri yaitu Abu Jahil. Namun karena Abu Nawas tak punya cukup bukti ia tak berani langsung menuduhnya.

"Tega benar Abu Jahil, padahal aku membelinya dengan susah payah," sesal Abu Nawas dalam hati.

Abu Nawas kemudian memutar otaknya untuk menjebak Abu Jahil. Seminggu pun berlalu Abu Nawas masih belum juga menemukan solusinya, hingga datanglah Tuan Hamid ke rumahnya

"Hai Abu Nawas nanti malam jangan lupa datang ke rumah saya akan mengadakan syukuran," tutur Tuan Hamid.

"Insya Allah saya akan datang, siapa saja yang diundang?," tanya Abu Nawas.

"Kamu, Tuan Hakim, dan Abu Jahil," jawab Tuan Hamid.

Setelah mendapat undangan dari Tuan Hamid, ia menemukan sebuah ide yang cemerlang untuk menjebak Abu Jahil.

Saat malam tiba Abu Nawas pun berangkat ke rumah tuan Hamid. Ia langsung disambut Tuan Hamid dan dipersilakan duduk di depan meja makan.

"Abu Nawas saya dengar anak dombamu dicuri maling kasihan sekali," ledek Abu Jahil.

Mendengar itu Abu Nawas diam saja tak menanggapinya. 

"Benarkah itu Abu Nawas, kapan kejadiannya?," tanya Tuan Hakim.

"Benar Tuan Hakim kejadiannya sudah sekitar seminggu yang lalu," jawab Abu Nawas.

Tidak lama kemudian dari dalam rumah Tuan Hamid membawakan sop kambing dan dihidangkan di meja makan.

"Kelihatannya sedap sekali aku sudah tidak tahan untuk memakannya," teriak Abu Jahil kegirangan.

"Kalau melihat sop kambing yang lezat ini aku jadi teringat anak dombaku yang hilang," ujar Abu Nawas.

"Tapi sayang anak dombaku hilang dicuri orang, padahal," Abu Nawas sengaja menghentikan ucapannya.

"Padahal apa Abu Nawas?," tanya Tuan Hakim penasaran.

"Padahal anak domba kepunyaanku itu tidak ada bandingannya seantero Baghdad ini. Badannya gemuk, matanya bersinar, dan bulunya lebat bagaikan sutra. Siapa saja yang melihatnya pasti ingin memilikinya," lanjut Abu Nawas.

"Waduh sayang sekali aku belum melihatnya," ujar Tuan Hakim.

"Itu belum seberapa Tuan Hakim. Di saat bulan purnama anak domba kesayanganku itu bisa mendendangkan qosidah," ucap Abu Nawas melanjutkan.

Mendengar kisah itu Tuan Hakim dan Tuan Hamid semakin tercengang. Mereka berdua merasa sangat kagum.

Namun berbeda dengan Abu Jahil. Ia menjadi panas. Sebab ia tahu persis bahwa anak domba milik Abu Nawas tidak seperti yang diceritakan.

Abu Jahil tidak terima apabila Abu Nawas disanjung karena cerita bohongnya. Hingga Abu Jahil tak sadar dirinya keceplosan.

"Dasar pembual, jangan percaya. Abu Nawas telah membohongi kalian dengan cerita palsu," teriak Abu Jahil.

Tuan Hakim dan Tuan Hamid menanggapi ucapan Abu Jahil.

"Yang benar yang mana nih Abu Jahil bilang ceritamu palsu?," tanya Tuan Hakim kepada Abu Nawas.

"Untuk apa saya cerita palsu andai saja anak dombaku masih ada pasti Tuan Hakim akan percaya," jawab Abu Nawas memancing.

"Iya sih benar juga," balas Tuan Hakim membenarkan ucapan Abu Nawas.

Namun Abu Jahil semakin panas dibuatnya. Apalagi dengan mudahnya Tuan Hakim percaya dengan cerita bohong Abu Nawas.

"Tuan Hakim cerita Abu Nawas itu palsu. Jangan mudah percaya," protes Abu Jahil.

"Apa buktinya kalau cerita Abu Nawas itu palsu?," tanya Tuan Hakim.

"Sebab anak dombanya ada padaku Tuan Hakim," jawab Abu Jahil.

"Nah sekarang terungkap sudah siapa sebenarnya pencuri anak dombaku?" teriak Abu Nawas.

Tiba-tiba muka Abu Jahil pun berubah menjadi pucat. Ia tak menyadari bahwa komentarnya terhadap cerita Abu Nawas justru membuka siapa dirinya.

"Hai Abu Jahil sekarang juga kembalikan anak domba milik Abu Nawas dan kamu siap-siap menerima hukuman," bentak Tuan Hakim kepada Abu Jahil.

Akhirnya Abu Jahil mengembalikan anak domba tersebut dan menjalani hukuman penjara selama tiga bulan.

Itulah kisah menarik Abu Nawas menyadarkan tetangganya yang mencuri.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Bon Ceng TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x