Abu Nawas Bisa Ambil Mahkota dari Surga, Raja Harun Ar Rasyid Terdiam Mendengar Syaratnya

- 27 Oktober 2022, 13:54 WIB
Ilustrasi Abu Nawas diperintah Raja Harun Ar Rasyid mengambilkan mahkota dari surga.
Ilustrasi Abu Nawas diperintah Raja Harun Ar Rasyid mengambilkan mahkota dari surga. /tangkapan layar YT Abot Story/

 

PORTAL MAJALENGKA - Tidak seperti biasanya Raja Harun Ar Rasyid ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Dia ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapapun agar lebih leluasa bergerak.

Raja Harun Ar Rasyid mulai keluar dengan pakaian yang sangat sederhana seperti rakyat-rakyatnya. Di sebuah perkampungan, dia melihat beberapa orang berkumpul.

Setelah Raja Harun Ar Rasyid mendekat, ternyata seorang ulama yang sedang menyampaikan kuliah keagamaan tentang alam barzah. Tiba-tiba ada seseorang yang bergabung disitu dan bertanya kepada ulama tersebut.

Baca Juga: Kocak! Begini Cara Abu Nawas Menyadarkan Temannya yang Tamak

“Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburannya, tapi kami tidak mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimanakah cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata,” tanya orang tersebut.

“Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indera yang lain. Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur? Dia terkadang bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya,” ujar ulama tersebut.

“Dia juga merasakan sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan berkeringat di keningnya. Dia merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur, sedangkan kamu yang berada didekatnya menyaksikan keadaanya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat dan dialaminya adalah dikelilingi ular-ular. Maka, jika masalah mimpi yang remeh saja mata lahir sudah tidak bisa melihatnya, mungkinkah kamu bisa melihat kejadian di alam barzah?” sambung ulama balik bertanya.

Baca Juga: Jawaban Cerdas Abu Nawas Pecahkan Soal Teka-Teki Alam yang Bikin Puas Baginda Raja, Simak Ceritanya

Raja terkesan dengan penjelasan ulama tersebut dan mengikuti kuliah keagamaan itu. Dan ulama itu melanjutkan kuliah keagamaannya tentang akhirat.

Dikatakan bahwa di surga disediakan berbagai hal yang sangat disukai oleh nafsu, termasuk benda-benda. Salah satu benda tersebut adalah mahkota yang sangat luar biasa indahnya.

Tidak ada apapun yang lebih indah dibanding mahkota tersebut, bahkan saking indahnya mahkota tersebut lebih berharga dari dunia dan seisinya. Raja makin terkesan, dia pulang kembali ke istananya.

Baginda Raja sudah tidak sabar ingin menguji kemampuan Abu Nawas. Setelah di panggil dan menghadap, Baginda Raja pun langsung mengajukan sebuah tantangan.

Baca Juga: Begini Jawaban Abu Nawas Ketika Ditanya Alasan Air Laut Berasa Asin

“Aku memerintahkan engkau berangkat ke surga sekarang juga dan bawakan aku mahkota yang katanya terbuat dari cahaya itu, apakah engkau sanggup Abu Nawas?” tanya Raja.

“Sanggup paduka yang mulia,” jawab Abu Nawas menyanggupi tugas tersebut, dan dia pun melanjutkan perkataanya,

“Akan tetapi Paduka harus menyanggupi pula satu syarat yang akan hamba ajukan,” ujar Abu Nawas. “Sebutkan syarat tersebut,” kata Raja.

“Hamba mohon Paduka menyediakan pintunya agar hamba bisa masuk ke dalamnya,” ujar Abu Nawas. “Pintu apa?" tanya Raja belum mengerti maksud Abu Nawas.

“Pintu akhirat,” jawab Abu Nawas. “Apa itu?” tanya Raja ingin tahu.

Baca Juga: Timnas Indonesia U20 Dipaksa Menyerah Melawan Turki Pada Laga Uji Coba Pemusatan Latihan

“Kiamat wahai paduka yang mulia. Masing-masing alam mempunyai pintu. Pintu dunia adalah liang peranakan ibu, pintu alam barzah adalah kematian, dan pintu akhirat adalah kiamat. Surga berada di alam akhirat. Bila Paduka masih menghendaki hamba mengambilkan mahkota di surga, maka dunia harus kiamat terlebih dahulu,” jelas Abu Nawas.

Mendengar jawaban Abu Nawas, Raja pun terdiam. Di sela-sela kebingungan Raja, Abu Nawas bertanya lagi. “Masihkah Paduka menginginkan mahkota dari surge,” tanyanya.

Raja tidak menjawab, dia terdiam seribu Bahasa kemudian Abu Nawas mohon diri karena sudah tahu jawabannya. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Buku kisah 1001 Malam Abu Nawas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x