Ujian Syekh Magelung Sakti Mencari Sunan Gunung Jati sebagai Mursyid, Sayembara Kalahkan Nyi Mas Gandasari

- 2 Oktober 2022, 10:16 WIB
Ujian Syekh Magelung Sakti Mencari Sunan Gunung Jati sebagai Mursyid, Sayembara Kalahkan Nyi Mas Gandasari
Ujian Syekh Magelung Sakti Mencari Sunan Gunung Jati sebagai Mursyid, Sayembara Kalahkan Nyi Mas Gandasari /Tangkapan layar YouTube Bujang Gotri

PORTAL MAJALENGKA - Sebelum dikenal, Syekh Magelung Sakti bernama Arifin Syam. Putra dari seorang pembesar istana kerajaan Mesir.

Namun demikian, sejak masih bayi, Syekh Magelung Sakti sudah ditinggalkan kedua orang tuanya menjadi yatim piatu.

Syekh Magelung Sakti atau Arifin Syam diasuh oleh seorang ulama di salah satu kota terpencil bagian Negara Syam (Suriah). Sejak kecil ia sudah dikenal sebagai sosok pribadi yang sangat cerdas.

Baca Juga: Kisah Syekh Magelung Sakti, Panglima Perang Sunan Gunung Jati Cirebon

Di usia tujuh tahun Syekh Magelung Sakti kecil telah menguasai banyak bahasa. Hingga di usia sebelas tahun ia didaulat sebagai pengajar muda di wilayah Mesir, Madinah, Mekah, Palestina dan wilayah lainnya.

Bukan hanya kecerdasan pengetahuan di bidang keagamaan, Arifin Syam atau yang nanti dikenal Syekh Magelung Sakti ini menguasai pula berbagai keilmuan lainnya. Termasuk bidang pemerintahan dan strategi perang.

Memasuki usia 30 tahunan ia diangkat Raja Mesir saat itu menjadi panglima perang dan berhasil mengalahkan pasukan Romawi dan juga Tartar yang ingin memperluas wilayah kekuasaanya.

Baca Juga: Nyi Rambut Kasih, Ratu Panyidagan Kaitannya dengan Asal-usul Kabupaten Majalengka, Ini Kisahnya!

Kejayaan dan kemewahan yang didapat tidak melarutkan jiwanya yang terus merindukan sosok mursyid, penunjuk jalan kebenaran.

Konon dalam usia 33 tahun ia mendapat petunjuk langsung dari Nabiullah Hidir AS yang hadir menemuinya dan menyuruh untuk mencari seorang mursyid.

Ia pun kemudian memutuskan melakukan pencarian dan meninggalkan negerinya yang memberi segala fasilitas. Karena semakin kuat kerinduannya untuk bertemu seorang mursyid.

Baca Juga: KEANEHAN Bunga Cempaka, dan Kisah Cinta Sunan Gunung Jati dengan Nyimas Babadan

Dalam pencariannya tersebut banyak ulama yang ia singgahi di antaranya Syeikh Dzatul Ulum Libanon, Syeikh Zakariyya bin Salam bin Zaab Tunisia, Syeikh Attijani Yaman bagian Selatan, Syeikh Qowi bin Subhan bin Arsy Bairut, Syeikh Mahmud Yerussalem, Syeikh Assamargondi bin Zubair bin Hasan India, Syeikh Marwan bin Sofyan Siddrul Muta’allim Campa Syeikh Muawwiyah As-salam Malaka.

Di ujung pencariannya yang belum juga menemukan sosok mursyid yang dimaksud, di perbatasan sungai selat malaka ia bertemu dengan seorang berpakaian resi, (dalam beberapa pendapat sosok ini tidak lain Nabiullah hidir AS yang menyamar).

Dari orang tersebut (Nabiullah hidir AS yang menyamar) didapat kabar bahwa di tanah Jawa tepatnya di tatar Sunda ada seorang ulama yang sangat alim.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Timnas Indonesia vs Guam Kualifikasi Piala Asia U 17, Bima Sakti: Siap Tapi Buta Kekuatan

Maka berbekal informasi itu kemudian ia berlayar menuju arah pulau Jawa. Di sepanjang perjalanan di tengah lautan ia tetap tekun melakukan ibadah dengan segala amalan riyadhohnya.

Konon di tengah ketersendirianya di tengah Laut Jawa Nabiullah Hidir AS kembali hadir menemuinya dan dan memastikan bahwa gurunya bernama Sarif Hiadayatullah atau yang bergelar Sunan Gunung Jati, tinggal di Cirebon dekat Pelabuhan Muara Jati.

Berdasar petunjuk tersebut Syekh Magelung Sakti kemudian berlabuh di Muara Jati. Di sana ia disambut langsung oleh Uwak Sunan Gunung Jati sendiri yakni Raden Walang Sungsang atau yang lebih dikenal dengan Mbah Kuwu Cirebon.

Baca Juga: Update Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Mencapai 127 Korban Meninggal

Sunan Gunung Jati sebenarnya sudah mendapat hatif sebelumnya mengenai kedatangan Syekh Magelung Sakti atau Arifin Syam ini. Karenanya ia mengutus uwaknya untuk menyambut.

Di balik penyambutan tersebut hakikatnya memiliki tujuan untuk mengenalkan kultur budaya di tanah Cirebon. Dan juga pengujian terhadap Syekh Magelung Sakti yang akan menjadi muridnya mengenai pemahaman ilmu agama dan tauhid yang diyakininya.

Karena itu Mbah Kuwu Cirebon merupakan sosok yang layak untuk melakukan tugas tersebut, karena dianggap sangat paham.

Baca Juga: Korban Bertambah 62, Arema FC Terancam Hukuman Berat dari PSSI atas Insiden Kerusuhan di Kanjuruhan

Sebagaimana pengalaman beliau sendiri yang datang dari Mesir kemudian diperkenalkannya dengan kondisi alam dan kultur budaya yang sudah ada di tanah Cirebon.

Dalam tugasnya tersebut Mbah Kuwu tidak langsung mengajak Syekh Magelung Sakti untuk menemui Sunan Gunung Jati yang dituju.

Diceritakan, Syekh Magelung Sakti terlebih dahulu diajak sholat berjamaah dalam sebuah bumbung pring (potongan bambu). Mungkin dalam hal ini bisa merupakani sebuah symbol pengujian atas kedalaman keimanan Syekh Magelung Sakti terhadap Allah SWT.

Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Suporter Pada Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Diduga Telan 60 Korban Jiwa

Setelah pengujian tersebut Syekh Magelung Sakti diajak Mbah Kuwu ke wilayah yang sekarang dinamakan Karanggetas, untuk melihat-lihat daerah Cirebon.

Dan konon di wilayah tersebutlah rambut Arifin Syam atau Syekh Magelung Sakti yang dikenal panjang dan tidak ada yang mampu mencukur, terpotong jari Mbah Kuwu dengan tanpa sepengetahuan.

Dengan terpotongnya rambut tersebut semakin kuatlah keyakinan Syekh Magelung Sakti untuk menemukan gurunya di tanah Cirebon. Anggapan bahwa orang yang bersama dirinya itulah sosok Sunan Gunung Jati yang dimaksud.

Baca Juga: Buntut Kerusuhan di Kanjuruhan, Laga Persib Bandung vs Persija Jakarta Terancam Ditunda

Setelah memotong rambut tamu yang diajaknya, Mbah Kuwu sendiri pergi raib tanpa diketahui. Syekh Magelung Sakti saat itu ditinggal sendiri.

Tidak lama kemudian ia pun memutuskan untuk mencari menuju arah utara barat sampai tiba di wilayah Panguragan. Tempat berlangsungnya sayembara Nyimas Gandasari digelar.

Sebenarnya ia tak berniat untuk mengikuti laga sayembara tersebut. Kadung telah masuk gelanggang maka ia diputuskan menjadi peserta sayembara yang sedang digelar.

Baca Juga: Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya Berakhir Ricuh, PSSI Segera Bentuk Tim Investigasi Usut Kerusuhan

Dalam hal ini Mbah Kuwu sengaja kembali menguji kesungguhan hati Syekh Magelung Sakti yang bermaksud berguru pada keponakannya, Sunan Gunung Jati.

Kali ini ia diuji untuk menghadapi wanita cantik jelita yang juga sakti. Dua ujian berat yang harus dilewati. Pada umumnya ujian semacam ini sulit dilewati kaum lelaki.

Sehebat dan sekuat apa pun lelaki banyak yang goyah dan luruh terbakar nafsu dan syahwatnya yang tidak mampu dikuasainya.

Dan Nyi Mas Gandasari adalah sosok yang layak dan pantas untuk menguji kebesaran tekad dan niat suci Syekh Magelung Sakti tersebut.

Baca Juga: NAPAK TILAS Sayembara Nyi Mas Gandasari dengan Syekh Magelung Sakti, 2 Wali Sakti Zaman Sunan Gunung Jati

Syekh Magelung Sakti pun pada akhirnya harus terlibat dalam sayembara tersebut. Rasa penasarannya yang membuat ia terus mengejar Nyi Mas Gandasari.

Adalah nama Sunan Gunung Jati yang sering disebut dalam tawasul hizib yang Nyi Mas Gandasari keluarkan.

Syekh Magelung ingin tahu kaitan hubungan lawan yang dihadapinya dengan sosok sunan Gunung Jati yang selama ini dicari dan rindukan.

Baca Juga: Tes Kebiasaaan Makan, Cari Tau Apakah Dietmu Sudah Benar atau Sebaliknya

Hingga tiba saatnya ia di antar ke hadapan Sunan Gunung Jati. Ketika terus mengejar Nyi Mas Gandasari yang berlari menyudahi pertarungan.

Maka di sinilah ujian Arifin Syam dinyatakan lulus dan dipertemukan dengan seorang guru yang lama dirindukan.

Ia pun kemudian diangkat menjadi murid sekaligus dinyatakan menjadi suami Nyi Mas Gandasari dengan gelar Syekh Magelung Sakti.

Baca Juga: Ketahui Diri Anda Lebih Dominan Otak Kiri Atau Kanan Melalui Link Tes Ujian Berikut

Konon pertalian keduanya merupakan pertalian hakikiyah. Saling menjaga kesuciannya di dunia untuk keberlangsungan hubungan kelak di alam akhirat, wallahu a’lam bishowab.

Demikian paparan sekilas mengenai ujian Syekh Magelung Sakti dalam mencari Sang Guru Sunan Gunung Jati.***

Disclaimer: tulisan ini diambil dari berbagai sumber artikel dan informasi sesepuh Karangkendal yang tidak mau disebutkan namanya. Versi sejarah sangat memungkinkan berbeda.

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x