Kisah Nyata Habib Luthfi bin Yahya Melarang Gus Dullah Pergi Umroh?

- 5 September 2022, 08:00 WIB
Habib Luthfi bin Yahya
Habib Luthfi bin Yahya /ig : habibluthfibinyahya

PORTAL MAJALENGKA - Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya adalah seorang Sayyid, Kiai, Ulama, Mursyid dan Dai berkebangsaan Indonesia.

Selain menjadi pendakwah, Habib Luthfi juga menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah.

Habib Luthfi bin Yahya sesosok ulama karismatik dan sangat Alim serta diyakini oleh banyak masyarakat sebagai Wali Allah.

Baca Juga: PERJALANAN Nyimas Rara Santang Hingga Miliki Dua Putra Jadi Raja, Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah

Dilansir portal Majalengka dari kanal Facebook EL AL dikisahkan.

Suatu hari Gus Dullah mendapat kabar gembira dari seorang sahabat yang kaya raya. Beliau ingin memberikan hadiah, yaitu mengumrohkan saya.

Mendengar kabar itu, hati Gus Dullah telah terbetik niat umroh dan berziarah kepada Rasulullah SAW.

Baca Juga: Cek Disini! Lokasi SPBU Vivo Di Kota dan Kabupaten Bekasi Jawa Barat

Beberapa waktu setelah kabar bahagia itu, Gus Dullah, berkesempatan sowan kepada Maulana al-Mursyid al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

Gus Dullah ditemani oleh seorang akademisi dari UNS (Universitas Sebelas Maret Surakarta), Prof. Dr. Mohamad Harisudin Mahfud, salah seorang teman perjuangan dalam memulai dakwah di kota Solo. Saya biasa memanggil beliau, Dr. Haris.

Di tengah-tengah pertemuan itu, Dr. Harisuddin berkata, " Abah, saya minta doa restu untuk menemani Gus Dullah umroh)." Tiba-tiba wajah beliau berubah menjadi serius dan seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal.

Baca Juga: Pesulap Merah Tanyakan UU Perdukunan, Hotman Paris: Tidak Ada Ketentuan Perundang-undangan

Habib Luthfi berkata, "Siapa yang akan umroh?". Dr. Haris menjawab, "Gus Dullah," kemudian melanjutkan, "Saya berniat menemani, Abah." Habib Luthfi menatap wajah saya dan berkata, "Kamu pernah umroh atau belum?" Gus Dullah menjawab, "Sudah, Bah."

Maulana al-Mursyid al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya berkata, "Kulo niku (saya ini) Iho sering tawajjuh dateng (kepada) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam untuk minta diperkenankan berziarah ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam, namun sampai saat ini belum mendapatkan ijin."

Mendengar nasihat beliau tiba-tiba hati saya bergejolak. Batin ini berkata, "Niku 'kan panjenengan, Bah. Lha menawi kulo niki kakehan doso, betah ziaroh dateng Kanjeng Nabi shallallahu 'alaihi wasalam (Itu 'kan Abah. Lha saya dosanya banyak, perlu berziarah kepada Kanjeng Nabi shallallahu 'alaihi wasalam)."

Baca Juga: PC Lesbumi Kabupaten Cirebon Bakal Gelar Pasar Seni Rakyat Terakhir di Kecamatan Gunung Jati

Saya teringat firman Allah swt. sebagai berikut:

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا

Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
(An-Nisā' [4]:64)

Ayat di atas dengan jelas memerintahkan bahwa bagi seseorang yang telah berbuat zalim kepada dirinya, terlebih yang memiliki banyak dosa, untuk mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam, baik saat hidup dan wafatnya untuk dimohonkan kepada Allah swt. ampunan atas dosa-dosanya.

Baca Juga: Segera Gabung! Prakerja Gelombang 44 Sudah Dibuka di Dashboard Prakerja.go.id

Hal itu dikarenakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam dapat memohonkan ampunan atas umatnya, baik saat masih hidup dan wafatnya.

Saat hati saya dipenuhi gejolak pertanyaan, Maulana al Mursyid al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya melanjutkan nasihatnya yang seolah-olah memberikan jawaban atas kegelisahan batin ini.

Habib Luthfi berkata "Kalau kamu ingin menyenangkan hati Rasulullah SAW , tidak harus berulang-kali pergi berziarah kepada Rasulullah SAW , tapi sukseskan visi dan misi Rasulullah SAW , tugas dakwahnya. Mana, bawa sini uangnya, dipakai maulid saja, biar tambah banyak cinta Rasulullah SAW, tambah imannya. Itu caranya menyenangkan Rasulullah SAW."ucap Habib Luthfi.

Baca Juga: Viral Tulisan 'Hitungan Jam BBM Naik, Hitungan Jam Juga Rakyat Menjerit' di Flyover Pasupati

Mendengar hal itu batin saya kembali bergejolak. Batin ini berkata "Lha, itu kan dakwah Abah yang sungguh-sungguh, Bagaimana dengan dakwah saya yang belum sungguh-sungguh ini?"ucap dalam hati.

Saat hati saya terus bergejolak, sekali lagi Habib Luthfi bin Yahya meredakan kegelisahan itu dengan berkata,"Dullah, kamu itu sedang berjuang, membangun pondok pesantren banyak yang membantu.

Coba kamu memahami perasaan jamaah yang telah membantumu, jika kamu berulang-kali pergi umroh, Bisa jaga perasaan mereka apa tidak?"ucap Habib Luthfi.

Baca Juga: Gus Dur Ungkap Paku Bumi Jakarta, Allah Hindarkan dari Bahaya Berkat Wali Allah

Setelah mendengarnya, batin saya terdiam. Gejolak batin itu tiba-tiba pergi dengan menerima seutuhnya pandangan batin guru.

Sungguh jeli Habib Luthfi memandang kebatinan para jamaah yang mendukung perjalanan dakwah ini.

Habib Luthfi, menyadarkan saya tentang sebuah pelajaran dakwah yang saya terlewat untuk menangkapnya.

Baca Juga: Kembali Catat Assist, Asnawi Sukses Bawa Ansan Greeners Comeback dan Raih 3 Poin Lawan Busan I Park

Setelah selesai sowan ke Habib Luthfi bin Yahya, saya segera pulang ke rumah untuk mengabarkan dawuh di atas. Seperti saya, ibu pun kaget mendengar keputusan Habib Luthfi yang cukup aneh di atas.

Ibu saya bertanya-tanya, "Umroh kok tidak boleh?" Pertanyaan yang terucap bukan karena su'ul adab, tetapi dari kewajaran akal pikiran manusia.

Maka, untuk menjawab pertanyaan itu, ibu saya melakukan istikharah. Beliau memang ahli istikharah, termasuk sebagian besar keputusan penting hidup saya.

Baca Juga: ESTAFET DAKWAH, Berikut Ciri Khusus Keturunan Sunan Gunung Jati dan Prabu Siliwangi yang Penuh Filosofi

Terlebih dalam urusan dakwah, diputuskan melalui istikharah beliau. Dalam istikharahnya, ibu bertanya kepada Allah SWT. "Ya Allah, bagaimana jika anak saya, Dullah, memaksakan diri untuk pergi umroh dan berziarah kepada Kanjeng Nabi Saw?"

Allah swt. memberikan jawaban melalui mimpi beliau. Dalam mimpinya, ibu saya dikerumuni oleh ribuan kecoak.

Setelah itu, ibu menceritakan mimpinya kepada saya, dan berkata, "Nak, jangan umroh dulu. Mimpi ibu jelek." Ucap sang Ibu.

Baca Juga: Update Klasemen Sementara MotoGP 2022 Usai Balapan San Marino: Francesco Bagnaia Dekati Fabio Quartararo

Ibu menjelaskan bahwa isyarat dari Allah swt. berupa dikerumuni ribuan kecoak merupakan petunjuk bahwa niat umroh dan ziarah saya untuk saat ini adalah jelek.

Ibu pun semakin yakin dengan kebeningan mata batin Maulana al-Mursyid al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

(Sebagaimana diceritakan oleh K.H. Abdullah Sa'ad Ahmadi dalam bukunya, Tahu Menceng).***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Facebook EL AL


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x