Mbah Kholil Bangkalan tetap menunggu prosesi pemakaman si mayit. Segitu sudah sampai liang lahat, Mbah Kholil Bangkalan didapuk oleh keluarga Almarhum untuk memimpin doa.
Sebelum berdoa, Mbah Kholil Bangkalan tansinul mayit atau menanyakan kepada para pelayat apakah jenazah hidupnya buruk atau baik.
"Bapak Ibu, jenazah ini baik ya? si mayit ini orang yang baik ya?," tanya Mbah Kholil Bangkalan kepada pelayat yang hadir di pemakaman.
Baca Juga: Ratu Kidul dan Nyai Roro Kidul
Mendengar pertanyaan Mbah Kholil Bangkalan itu, suasana seketika menjadi hening dan pelayat terdiam semua.
"Orang baik kan? tanya Mbah Kholil Bangkalan lagi.
Merasa tidak enak dengan Mbah Kholil Bangkalan, terdengar suara dari pelayat yang di belakang.
"Iya dia orang baik," kata beberapa orang malu-malu. Bahkan dengan suara angin sekalipun suara itu terdengar samar, hampir tak terdengar.
Baca Juga: Sunan Muria Ubah Santri Malas Jadi Bulus Hingga Turunkan Hujan dengan Pelana Kuda: Keramat Walisongo
Mbah Kholil Bangkalan paham, ada perasaan bimbang dari para pelayat. Bagaimana mungkin bisa bersaksi bahwa si mayit orang baik jika sepanjang hidupnya suka meresahkan tetangganya dan meninggal dengan cara seperti itu.