Kisah Perjalanan Hidup Sunan Kalijaga Hingga Menjadi Bagian dari Walisongo

- 9 Agustus 2022, 20:15 WIB
Ilustrasi Raden Sahid sehingga dijuluki Sunan Kalijaga dan menjadi bagian Walisongo.
Ilustrasi Raden Sahid sehingga dijuluki Sunan Kalijaga dan menjadi bagian Walisongo. /Tangkapan layar kanal Youtube/Ini Channel

PORTAL MAJALENGKA - Sunan Kalijaga adalah seorang tokoh Walisongo, dikenal sebagai wali yang sangat lekat dengan budaya adat istiadat Jawa di Pulau Jawa.

Sunan Kalijaga mempunyai cara yang berbeda untuk menyebarkan agama Islam, diantaranya dengan memasukkan dakwah ke dalam tradisi dan budaya Jawa.

Sunan Kalijaga memiliki perjalanan hidup yang berliku, sebelum akhirnya menjadi bagian dari Walisongo, seperti dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Islam Populer.

Baca Juga: Kisah Sunan Kalijaga Betemu Dengan Nabi Khidir, Memancarkan Cahaya Terang

Pria yang lahir sekitar tahun 1450 masehi itu memiliki nama asli Raden Said, beliau merupakan putra dari Tumenggung Wilatikta dan merupakan keturunan dari pemberontak legendaris Majapahit Ronggolawe.

Sebelum Raden Said lahir, ayahnya memang sudah memeluk agama Islam. meskipun seorang muslim, ayah Raden Sahid dikenal sangat kejam menetapkan pajak yang tinggi kepada rakyatnya.

Raden Said saat usianya masih muda, tidak setuju atas perlakuan sang ayah kepada rakyat sehingga dia sering melawan kebijakan-kebijakan ayahnya.

Bentuk pembangkangan yang dilakukan Raden Said adalah membongkar lumbung padi ayahnya.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Ruhani Sunan Kalijaga di Dalam Tubuh Nabi Khidir

Sunan Kalijaga kemudian membagikan harta kekayaan ayahnya kepada masyarakat, hal itu dilakukan saat masyarakat dilanda kemarau panjang yang menyebabkan kelaparan.

Mengetahui kelakuan Raden Said, ayahnya kemudian menggelar sidang untuk dihakimi dan diadili.

Dalam sidang ayahnya menanyakan alasan Raden Said membongkar lumbung padi untuk warga.

Raden Said mengutarakan alasannya kenapa melakukan itu, karena ajaran agama Islam yang menentang ayahnya yang menumpuk makanan di gudang.

Baca Juga: Anak Sunan Kalijaga, Sunan Panggung Berguru Pada Syekh Siti Jenar Berakhir Dibakar Oleh Sultan Demak

Sementara rakyatnya hidup dalam kemiskinan dan kelaparan, ayahnya tidak terima alasan Raden Said karena menganggap digurui oleh anaknya sendiri masalah agama.

Hingga akhirnya ayahnya mengusir Raden Said dari istana. "Kamu baru bisa pulang kalau sudah mampu menggetarkan masyarakat dengan bacaan ayat-ayat suci Alquran," ujar sang ayah.

Setelah diusir Raden Said Malah menjadi perampok yang sangat terkenal sampai di kawasan Jawa Timur.

Meski begitu, Raden Saud memilih korbannya hanya dari kalangan orang kaya yang tidak mau mengeluarkan zakat.

Baca Juga: Mengenal Ibnu Khaldun, Sosok Sejarawan Muslim yang Fenomenal

Hasil rampokannya itu dibagi-bagikan kepada masyarakat miskin, dan dari sinilah Raden Said diberi gelar sebagai Lokajaya atau perampok budiman.

Hingga suatu waktu Raden Said, bertemu dengan seorang kakek tua bertongkat yang tidak lain adalah Sunan Bonang.

Raden Said melihat tongkat kakek tua itu terbuat dari emas, sehingga muncul niatnya untuk merampok tongkat kakek tua tersebut.

Hasil rampokan itu akan dibagikan kepada orang miskin, tetapi Sunan Bonang tidak membenarkan cara itu.

Baca Juga: KAROMAH SAKTI Habib Ali Ayah Habib Luthfi Bin Yahya, Hingga Sang Guru Ciumi Tangannya

Sunan Bonang pun lantas menasehati Raden Said, bahwa Allah SWT  tidak menerima amal yang buruk.

Karena pertemuan itulah Raden Said bertaubat dan ingin menjadi murid Sunan Bonang.

Raden Said lalu menyusul dan ke sungai sebagai syarat menjadi murid. Sunan Bonang lalu menyuruh Raden Sahid untuk bertapa, sambil menjaga tongkat yang ditancapkan di tepi sungai.

Raden Said tidak diijinkan untuk beranjak dari tempat tersebut, sebelum Sunan Bonang kembali.

Baca Juga: HABIB LUTHFI BIN YAHYA Kisahkan Karomah Sunan Gunung Jati dan Walisongo Tanah Jawa

Lalu Raden Said pun menjalankan perintah Sunan Bonang, sampai tertidur dalam waktu yang cukup lama. Sehingga tanpa disadari akar dan rerumputan telah tumbuh menutupi dirinya.

Tiga tahun kemudian Sunan Bonang, datang membangunkan Raden Said. Sunan Bonang mengapresiasi Raden Said, karena telah menjaga tongkatnya dan bertapa.

Setelah dianggap berhasil menjaga amanah, nama Raden Said kemudian diganti menjadi Sunan Kalijaga.

Lalu Raden Said, diberi pakaian baru dan diberi pelajaran agama Islam oleh Sunan Bonang.

Baca Juga: Gus Miek Tiup Wajah Wanita Cantik di Klub Malam, Hingga Sebabkan Ia Tak Henti Menangis Hingga Pagi

Menurut pendapat masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari nama dusun Kalijaga di Cirebon. Nama itu disematkan karena dia pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan sunan Gunung Jati.

Sementara riwayat lain menyebutkan, nama Kalijaga dikaitkan dengan kesukaan Sunan Kalijaga berendam di sungai.

Seperti sedang menjaga kali itu, dilakukan saat Sunan Kalijaga diminta bertapa oleh Sunan Bonang di sungai selama bertahun-tahun.

Setelah berguru dengan Sunan Bonang, Sunan Kalijaga melanjutkan perjalanan dakwahnya di Pulau Jawa.

Baca Juga: Abuya Uci Banten Kisahkan Karomah Sakti Habib Luthfi bin Yahya Vs Harimau di Usia 13 Tahun

Itulah kisah perjalan Raden Sahid atau yang disebut Sunan Kalijaga hingga menjadi bagian dari walisongo. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: YouTube Islam Populer


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x