Kesaktian Sunan Gunung Jati Saat Memimpin Cirebon Dalam Strategi Politik Mampu Taklukkan Kerajaan Lainnya

- 9 Agustus 2022, 11:45 WIB
Kesaktian Sunan Gunung Jati Saat Memimpin Cirebon Dalam Strategi Politik Mampu Taklukkan Kerajaan Lainnya.
Kesaktian Sunan Gunung Jati Saat Memimpin Cirebon Dalam Strategi Politik Mampu Taklukkan Kerajaan Lainnya. /YouTube

Tujuan dari penaklukan yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah bukan semata-mata untuk memperluas daerah kesultanan Cirebon, tapi juga untuk menyebarkan agama Islam.

Daerah pertama yang berhasil ditaklukkan oleh kesultanan Cirebon adalah penaklukan atas Banten pada tahun 1525, kemudian Sunda Kelapa pada tahun 1527 yang dipimpin oleh panglima perang Fatahillah.

Baca Juga: Habib Luthfi bin Yahya Dapat Sembuhkan Orang yang Lumpuh hanya Dengan Sekali Usapan: Keramat Wali Allah

Penaklukan Banten dan Sunda Kelapa merupakan penaklukan kerjasama antara dua kerajaan yaitu Kerajaan Demak dan kesultanan Cirebon yang bertujuan untuk mengusir Portugis dari tanah Sunda Kelapa. Sunda Kelapa setelah dikuasai oleh Syarif Hidayatullah diganti nama dari Sunda Kelapa menjadi Jayakarta dan kemudian beliau menjadikan Fatahillah sebagai Bupati Jayakarta.

Selain ketiga daerah tersebut penaklukan diperluas di daerah Rajagaluh pada tahun 1528, Rajagaluh merupakan daerah kekuasaan kerajaan Galuh.

Pada mulanya, padukuhan Cirebon yang belum menjadi sebuah kesultanan memberikan upeti berupa petis kepada Rajagaluh dalam rangka tunduk pada penguasa Galuh.

Baca Juga: Gus Miftah Ungkap Siapa Habib Luthfi bin Yahya: Jika Ada yang Menghina Rentetannya Panjang!

Namun hal itu berhenti setelah Syarif Hidayatullah manjadi Raja di Kesultanan Cirebon, pemberian upeti tersebut diberhentikan sebagai wujud penolakan dan mengukuhkan diri sebagai kesultanan yang merdeka lepas dari bayang-bayang kerajaan Galuh.

Sikap demikian akhirnya memicu peperangan antara Kerajaan Galuh dan Kesultanan Cirebon, dalam perang tersebut dimenangkan oleh Kesultana Cirebon yang ditandai dengan masuknya para pemimpin Rajagaluh ke Islam.

Penaklukan lainnya adalah penaklukan Talaga yang terjadi pada tahun 1529. Akan tetapi, sebagian ahli sejarah tidak sependapat bahwa hal ini dinamakan penaklukan karena sebenarnya hanya terjadi kesalahpahaman di antara Prabu Pucuk Umun Mantri selaku penguasa Talaga dan utusan Demak yang diutus oleh Syarif Hidayatullah.

Saat itu Kerajaan Demak sudah menjalin hubungan diplomasi dengan Kesultanan Cirebon. Berawal dari utusan Demak yang bersuku Jawa kurang memahami pertanyaan dari Raja Talaga, akhirnya utusan tersebut salah dalam menjawab pertanyaan dari Raja Talaga hingga membuat marah.

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x