Cipto datang di kompleks makam pada pukul 17.00, lalu kembali pada pagi hari. Ia dalam keadaan bingung karena belum mendapat pekerjaan baru.
Ia datang khusus untuk berdoa dari pada bengong di rumah. Ia memilih berdoa di makam dengan alasan tempatnya tenang; arsitekturnya tua dan unik.
Pengelaman spritual yang dirasakan oleh Cipto mampu membuat dirinya menjadi semakin tenang meskipun dalam keadaan duka sebab dirinya telah di PHK oleh perusahaan di mana dia bekerja.
Ketenangan yang didapatkan Cipto tentu tidak lain merupakan salah satu bentuk keramat yang dimiliki Sunan Gunung Jati.
Pasalnya tidak semua makam saat diziarahi bisa memberikan ketenangan kepada peziarah. Hanya makam wali Allah yang mampu memberikan keramat.
Seperti yang ditegaskan dalam Alquran bahwa orang yang menjadi wali Allah akan selalu hidup dan memberikan manfaat terhadap orang yang ada di sekitarnya.
Inilah yang menjadi penyebab kenapa banyak orang yang merasakan keajaiban setelah ziarah ke makam Sunan Gunung Jati.***