Setelah ditarik ke permukaan, tubuh kerbau yang semula berwarna putih kemerahan-merahan, seketika berubah menjadi hitam karena dipenuhi lumpur dan lintah.
Sejak itu lah, dusun tersebut dinamai Keboireng. Lalu kemudian berganti menjadi Tebuireng.
Baca Juga: UPDATE Kecelakaan Cibubur, Korban Jiwa Bertambah Jadi 11 Orang
2. Nama Tebuireng diambil dari nama punggawa kerajaan Majapahit yang masuk Islam. Kemudian punggawa itu memutuskan untuk menetap di dusun tersebut. Hingga disebutlah dusun itu dengan nama Tebuireng.
3. Dahulunya, Area di sekitar dusun tersebut banyak ditumbuhi dengan pohon tebu yang berwarna hitam. Sehingga dinamakaah Tebuireng, yang berarti tebu hitam.
Karena melimpahnya hasil tebu di daerah itu, kolonial Belanda kemudian mendirikan pabrik gula di Desa Cukir, dekat dengan dusun Tebuireng.
Di masa lalu, Dusun Tebuireng merupakan kawasan persawahan yang dikelilingi oleh perkebunan tebu.
Tak jauh dari kawasan perkebunan tebu itu, ada hutan yang sangat lebat. Sehingga membuat lokasi tersebut rawan dengan aksi kejahatan.
Namun kini, area sekitar pondok pesantren Tebuireng sudah jauh berbeda dibanding dengan masa awal-awal pembangunan.***