Seketika mesin itu mendadak langsung mati hingga membuat proses menggiling terhenti.
Mbah Hasyim Asy'ari lalu membiarkannya selama tiga hari, sampai-sampai membuat pabrik tidak bisa beroperasi dengan maksimal.
Hal itu tentu membuat pabrik merugi, meski telah diperbaiki oleh bagian teknisi, namun mesin masih tetap belum berfungsi.
Kejadian itu membuat pihak pabrik berkunjung ke kediaman Mbah Hasyim Asy'ari untuk meminta maaf.
Sejak saat itu, pihak Belanda kemudian memperbolehkan para santri mengambil tebunya secara gratis.
Waallahu'alam bishawab.***