Karomah Wali, Jasad Kyai Haji Abdul Hamid Bersujud dalam Kuburan

- 30 Juni 2022, 09:00 WIB
KH Abdul Hamid.
KH Abdul Hamid. /Twitter @Sanad_nusantara

PORTAL MAJALENGKA - Kiai Abdul Hamid adalah putra kelima Kyai Isbat pendiri Pondok Pesantren Banyuanyar sekitar tahun 1204 H/1787 M.

Nama Banyuanyar sendiri pun berasal dari karomahnya.

Dari ke-8 bersaudara, beliau satu-satunya yang wafat di Kota Makkah dan dimakamkan di pemakaman Ma'la kota suci Makkah.

Baca Juga: Berikut Langkah-Langkah Membeli Minyak Goreng Murah Menggunakan PeduliLindungi/KTP

Beliau wafat pada tahun 1353 H/1931 M, enam tahun setelah wafatnya Syaikhona Kholil Bangkalan atau lima tahun setelah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).

Secara nasab Kyai Abdul Hamid bersambung hingga Rasulullah SAW, beliau merupakan keturunan ketujuh Kyai Muhammad Chatib bin Qosim Putra Sunan Ampel.

Sedangkan Kyai Muhammad Chatib adalah suaminya Nyai Gede Kedaton Putri Penambahan Kulon, cucu Sunan Giri.

Baca Juga: Tukang Becak Masih Tak Percaya Saksikan Langsung Karomah Wali Jadzab Habib Bakar

Dengan demikian Kiai Abdul Hamid memiliki dua jalur Nasab kewalian Nusantara Sunan Ampel dan Sunan Giri, Ia adalah salah satu dari sedikit Waliullah dari Kota Pamekasan Madura.

Kyai Abdul Hamid memiliki tujuh Putra atau Putri yang tersebar di beberapa Pesantren yaitu Nyai Salmah, Nyai Rukoyah, Nyai Shafiyah, Kyai Abdul Majid, Kiai Baidlowi, Kyai Abdul Aziz, dan Nyai Juwairiyah.

Karena ketaatannya dan kekayaannya akan ilmu pengetahuan, Kyai Abdul Hamid merupakan salah satu kyai termasyhur di Madura. Tidak hanya terkenal di Madura tetapi juga di Mekkah.

Baca Juga: Keramat Wali Allah Kiai Abdul Hamid Pasuruan: Ke Baghdad Tiap Tahun, Padahal Raganya di Rumah

Pesantren Banyuanyar dan Pesantren Bata-bata menjadi icon kekeramatan Kyai Abdul Hamid.

Beberapa kisah hidup diceritakan kembali oleh pengasuh pesantren Bata-Bata Gus Thohir Putra Kyai Abdul Hamid Mahfud menceritakan bahwa Abdul Hamid memiliki ketakwaan yang luar biasa.

Tirakat berpuasa selama 45 tahun ditujukan untuk dua hal kemuliaan keturunan dan santrinya.

Baca Juga: Wali Mbah Hafid Nogosari Peluk Erat Sang Adik Sambil Menangis, Tahu akan Wafat saat Haji di Mekkah

Saking takutnya kepada Allah SWT, seorang santri yang pernah bermimpi, beliau hanya dipesan satu hal ingat-ingat takutlah kepada Allah.

Gus Thohir mengatakan, pernah suatu kejadian Kyai Abdul Hamid hendak melakukan thawaf sebagaimana lumrah melakukan ibadah nusuk di tanah suci Makkah butuh perjuangan, harus rela berdesakan.

Isimewanya semua jamaah haji ketika itu menepikan diri untuk memberikan jalan untuk Kyai Abdul Hamid bertawaf.

Baca Juga: Panglima Perang Kejam Gigit Jari di Hadapan Wali Sakti Imam Hasan Al Bashri

Bahkan suatu ketika wafatnya Kyai Abdul Hamid semua toko di Makkah juga tutup dan jenazahnya dihantarkan oleh semua penduduk Makkah, ketika itu padahal mereka tidak mengenalnya.

Sebagaimana merupakan kebiasaan di Arab setiap delapan bulan kuburan digali dan diganti dengan jenazah yang baru. Itu dilakukan karena disana mengalami keterbatasan areal pemakaman tak terkecuali kuburan Kyai Abdul Hamid di Ma'la.

Namun takjubnya ketika kuburan beliau dibongkar jenazahnya ditemukan sedang bersujud. Penggaliannya pun tidak dilanjutkan demi menghormati kewaliannya.

Baca Juga: Jawab Kepercayaan, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan Melaju ke 16 Besar Malaysia Open 2022

Demikian kisah Kyai Abdul Hamid ulama Madura yanh disegani penduduk Kota Makkah. Semoga kisah ini bermanfaat.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah