CARI MASALAH, Menjangan Wulung Uji Kesaktian Sunan Gunung Jati Datangi Masjid Sang Cipta Rasa

- 14 Juni 2022, 10:10 WIB
CARI MASALAH, Menjangan Wulung Uji Kesaktian Sunan Gunung Jati dengan Menyerang Masjid Sang Cipta Rasa
CARI MASALAH, Menjangan Wulung Uji Kesaktian Sunan Gunung Jati dengan Menyerang Masjid Sang Cipta Rasa /YouTube

PORTAL MAJALENGKA - Kisah Menjangan Wulung menguji Sunan Gunung Jati dengan menyebar racun di Masjid Sang Cipta Rasa.

Masjid Sang Cipta Rasa didirikan Sunan Gunung Jati dengan arsiteknya Sunan Kalijaga pada 1480.

Pada mulanya, masjid ini didirikan sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Cirebon.

Baca Juga: Racun Menjangan Wulung Dihajar Azan Pitu, Geger Masjid Sang Cipta Rasa Sunan Gunung Jati

Masjid Sang Cipta Rasa yang didirikan Sunan Gunung Jati sangat erat kaitannya dengan sejatlrah Azan Pitu.

Sejak abad ke-14 Masehi azan pitu sudah dikumandangkan di Masjid Sang Cipta Rasa, khususnya pada saat sholat Jumat.

Azan ini dimulai ketika adanya kisah Menjangan Wulung yang menyebarkan racun di masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Baca Juga: Serangan Menjangan Wulung Akibatkan Wafatnya Nyimas Pakung Wati Istri Sunan Gunung Jati

Adanya racun tersebut membuat para jemaah ketakutan datang ke masjid.

Hingga racun itu membuat salah satu muazin meninggal dunia.

Konon ada yang menyebar racun itu untuk menguji kedigdayaan Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Serangan Ilmu Hitam Menjangan Wulung terhadap Sunan Gunung Jati, Asal Usul Azan Pitu Masjid Sang Cipta Rasa

Kemudian untuk menangkal racun tersebut, Sunan Gunung Jati menyuruh tujuh santrinya mengumandangkan azan secara bersamaan.

Dari situlah, azan pitu dikumandangkan saat sholat Jumat sebagai upaya untuk menolak bala.

Azan pitu tak bedanya dengan azan lainnya. Hanya menggunakan satu nada. Tak ada lenggok-lenggok nada.

Pelaksanaan azan pitu sendiri dilakukan saat azan pertama. Sementara untuk azan kedua, hanya dilakukan satu orang.

Setelah azan pertama jemaah melakukan salat sunah, baru mengumandangkan azan kedua. Lalu khatib naik ke mimbar.

Sementara untuk yang azan harus kaum masjid, yakni keluarga yang secara turun temurun diangkat oleh sultan untuk mengurus masjid.

Jadi tidak keluar dari kaum yang jumlahnya hanya 30 orang. Mereka diangkat oleh Sultan, kalau meninggal diganti dengan keturunannya.

Akhir cerita, ketika kumandang azan oleh tujuh muazin selesai, terdengar suara ledakan sangat keras.

Ledakan itu menandai hancurnya racun Menjangan Wulung berkat pertolongan Allah SWT.

Versi lain mengatakan, saat racunnya hancur, Menjangan Wulung pun terkapar karena terserang balik oleh kesaktiannya sendiri.

Sejak itu Azan Pitu dikumandangkan hingga saat ini. Setelah suasana kondusif, Azan Pitu hanya dikumandangkan pada Sholat Jumat. ***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x