Diserang Demak dan Cirebon, Begini Nasib Kerajaan Pajajaran Peninggalan Prabu Siliwangi 

- 6 Juni 2022, 16:00 WIB
Mande Pajajaran, salah satu peninggalan Kerajaan Pajajaran yang selepas Prabu Siliwangi tidak memimpin musnah karena diserang Demak dan Cirebon.
Mande Pajajaran, salah satu peninggalan Kerajaan Pajajaran yang selepas Prabu Siliwangi tidak memimpin musnah karena diserang Demak dan Cirebon. /



PORTAL MAJALENGKA – Kerajaan Pajajaran dengan wilayah yang begitu luas memiliki kisah pilu, setelah ditinggal sang Prabu Siliwangi sampai akhirnya sirna.

Selepas turun tahta, prabu Siliwangi menyerahkan kerajaan kepada putranya Raden Surawisesa. Di bawah kepemimpinan Raden Surawisesa, Pajajaran membangun kerja sama dengan Portugis.

Kerja sama yang dibangun Raden Surawisesa dengan Portugis karena pernah diperintah Prabu Siliwangi untuk menghubungi Alvonso De Habi Fikri yang saat itu merupakan laksamana Portugis di Malaka.

Baca Juga: INILAH BUKTI Kejayaan Sunan Gunung Jati Pewaris Tahta Prabu Siliwangi

Kabar kerja sama Pajajaran dengan Portugis resmi terjalin pada tahun 1521 M setelah adanya kunjungan Portugis ke Pakuan Pajajaran.

Berita kerjasama ini sampai kepada kerajaan Demak, dan membuat kerajaan Demak gelisah. Hal itu disebabkan Demak memiliki masa lalu suram dengan Portugis atas penyerangannya saat di Malaka.

Kerjasama yang dibangun pihak Pajajaran dan Portugis secara politik sah-sah saja. Apalagi saat itu Pajajaran sudah memiliki pemikiran yang maju dengan bisa mewujudkan kerja sama internasional.

Kerja sama itu berupa penukaran senjata yang dibutuhkan pihak Pajajaran, dengan hasil bumi di tanah Pajajaran diserahkan kepada pihak Portugis.

Baca Juga: 3 Daerah Pasundan Paling Sakti Warisi Ilmu Prabu Siliwangi Raja Pajajaran

Pihak Pajajaran juga memberikan tempat khusus untuk Portugis di wilayah pesisir untuk menepikan kapal mereka.

Keresahan yang dirasakan oleh kerajaan Demak membuat Raden Fatahilah mengajak kerja sama dengan kerajaan Cirebon, yang saat itu dipimpin oleh Mbah Kuwu Sangkan atau Raden Walasungsang saudara Raden Surawisesa.

Kekuatan yang dimiliki kerajaan Cirebon yang dipimpin Mbah Kuwu Sangkan dan kemudian dipimpin Sunan Gunung Jati, mampu menaklukkan sebagian wilayah Pajajaran. Seperti Galuh yang takluk di bawah tangan kerajaan Cirebon.

Beberapa wilayah Pajajaran yang sudah berhasil ditaklukkan oleh Demak dan Cirebon membuat Raden Surawisesa menjadi khawatir. Selama di tangan Raden Surawisesa, Pajajaran masih bisa dipertahankan.

Baca Juga: Indonesia Masters 2022, Jalan Terjal Gregoria Mariska Tunjung di Istora Senayan

Saat Pajajaran dipegang oleh Prabu Surya Kencana pengganti dari Raden Surawisesa, Pajajaran kalah menghadapi serangan Demak dan Cirebon dan akhirnya Pajajaran sirna.

Motif penyerangan Demak Cirebon terhadap Pajajaran dalam salah satu versi sejarah menyebutkan sebagai bentuk dakwah Islam.

Namun hal ini tidak begitu kuat, melihat saat Pajajaran dipegang oleh Prabu Siliwangi, Islam sudah banyak dipeluk oleh masyarakat Pajajaran.

Baca Juga: Sunan Gunung Jati dan Walisongo Bukan Cocokologi, Ini Catatan Sejarah Menurut Buya Arrazy Hasyim

Apalagi Prabu Siliwangi memiliki istri muslim, yaitu Nyai Subang Larang dan memiliki putra-putri yang juga beragama Islam. Raden Walasungsang, Nyimas Rara Santang, dan Raden Kian Santang. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: YouTube Bujang Gotri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x