Kisah Pangeran Muhammad Murid Sunan Gunung Jati dengan Ratu Sindangkasih, Asal Usul Majalengka

- 22 Mei 2022, 10:40 WIB
Ilustrasi. Kisah Pangeran Muhammad Murid Sunan Gunung Jati dengan Ratu Sindangkasih, Asal Usul MajalengkaMuhammad, Asal Usul Majalengka
Ilustrasi. Kisah Pangeran Muhammad Murid Sunan Gunung Jati dengan Ratu Sindangkasih, Asal Usul MajalengkaMuhammad, Asal Usul Majalengka /Tangkap layar YouTube Borin Vlog

PORTAL MAJALENGKA - Kisah Muhammad salah satu murid dari Sunan Gunung Jati menjadi asal muasal nama daerah yang sekarang dikenal dengan Majalengka.

Perjalanan Pangeran Muhammad murid Sunan Gunung Jati yang mendapatkan tugas dari kesultanan Cirebon untuk mencari buah Maja.

Buah Maja ini yang nantinya akan digunakan Pangeran Muhammad murid Sunan Gunung Jati untuk mengobati wabah yang terjadi di tanah Cirebon.

Baca Juga: Kesaktian dan Asal Muasal Keris Sanghyang Naga, Pusaka Maha Sakti Milik Sunan Gunung Jati

Dari perjalanan Pangeran Muhammad murid Sunan Gunung Jati inilah nantinya akan menjadi satu sejarah besar tentang lahirnya Majalengka.

Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan berbatasan dengan Kabupaten Cirebon.

Kabupaten Majalengka dikenal kota seribu Curug, karena memiliki banyak Curug atau air terjun.

Baca Juga: Perang Kedongdong dan Tragedi Kuntjir Berdarah, Akibat China Ingkari Janji Leluhurnya kepada Sunan Gunung Jati

Majalengka ini juga dikenal dengan julukan kota angin ya konon katanya di Majalengka angin berhembus lebih kencang dari daerah lain.

Sebagaimana daerah lain, Majalengka juga memiliki kisah asal usul mengapa diberi nama Majalengka.

Diceritakan pada zaman dahulu kala berdiri Sebuah kerajaan bernama kerajaan Panidagan,

Baca Juga: Takluknya Kerajaan Galuh, Indramayu dan Talaga Manggung kepada Cirebon di Bawah Pimpinan Sunan Gunung Jati

Rakyat di kerajaan ini hidup aman dan makmur, kerajaan ini dipimpin seorang Ratu yang sangat cantik bernama Ratu Sindangkasih.

Selain cantik Ratu Sindangkasih juga memiliki kesaktian dengan ilmu lahir dan juga ilmu batin.

Ratu Sindang Kasih juga memiliki kehebatan dengan mampu meramal sesuatu yang akan terjadi.

Para Senopati kerajaan pun tunduk pada titah Ratu Sindangkasih, bahkan karena wibawanya para Senopati dan rakyat Panidagan tidak ada yang berani menatap Ratu Sindangkasih.

Kebijaksanaan dan keadilan Ratu Sindangkasih membuat rakyat kerajaan Panidagan hidup aman dan tentram.

Para petani maupun pedagang merasa tenang menggarap pekerjaannya karena tidak ada pencuri dan perampok yang mengganggu.

Dalam menjalankan pemerintahannya Ratu Sindangkasih dibantu oleh para Senopati yang mahir dalam bidang kesejahteraan dan keamanan rakyat yaitu:

1. Senopati Ki gedeng Cigobang,
2. Ki Gedeng Tapa dan
3. Ki Gedeng Kulur.

Pada suatu hari Nyi Ratu Sindangkasih mengadakan pertemuan di pendopo untuk berunding.

Pertemuan itu dihadiri oleh para Senopati dan juga hulubalang kerajaan beserta rakyat kerajaan Panidagan.

Pertemuan ini terkait dari firasat Ratu Sindang Kasih yang akan kedatangan tamu dari luar kerajaan.

"Para Senopati dan rakyatku semuanya tidak lama lagi kerajaan akan mendapat cobaan,

Oleh karena itu semua orang waspada dan siap siaga menghadapi malapetaka yang akan datang,

lindungilah rakyat dari segala bencana yang mengancam, tenangkan hati rakyat supaya mereka tentang mengerjakan tugas masing-masing dengan baik" ucap Nyi Ratu Sindang Kasih.

" tapi kalau ada utusan dari kerajaan lain yang akan bersahabat dan bekerjasama terimalah dengan baik dan ramah tamah mengerti" ucap Nyi Ratu Sindang Kasih lagi.

"Sebentar lagi akan ada tamu, orang ini berbadan tegap dan cakap, tetapi ia akan menimbulkan bencana.

Akan tetapi semua rakyat yang tidak akan mendapat bencana itu, namun setelah kerajaan ini terlepas dari tangan kami, rakyat akan berubah keyakinan dan kepercayaan.

Sekian nasehatku sekarang kalian boleh pergi meninggalkan pertemuan ini dan silakan melanjutkan lagi pekerjaan masing-masing dengan aman dan tentram". Ucap Nyi Ratu Sindang Kasih.

Mendengar nasehat sang ratu para Patih kerajaan dan rakyat Panidagan tidak ada yang menentang, mereka yakin bahwa semua ucapan Nyi Ratu Sindang Kasih pasti terjadi.

Ki Gedeng Cigobang, Ki Gedeng Tapa dan Ki Gedeng Kulur bertugas menjaga perbatasan kerajaan. Mereka pun menuju ke perbatasan, sesampainya di lokasi perbatasan mereka mendirikan Pondok penjagaan.

Dari tempat ini mereka bisa mengawasi ke seluruh penjuru kerajaan.

Hingga suatu hari ketika mereka sedang asyik berbincang tiba-tiba terlihat seorang pemuda sedang menyeberangi Sungai menuju jalan masuk ke kerajaan, dan ternyata pemuda ini bernama Pangeran Muhammad dari keraton Cirebon.

Ketiga senopati kerajaan ini teringat ramalan Ratu Sindangkasih bahwa akan terjadi apa-apa kalau pemuda itu tidak ditangkap.

Ketiga Senopati ini segera menghampiri dan hendak menangkap pemuda yang baru datang dan hendak masuk ke kerajaan Panidagan.

Sang pemuda pun berlari kencang namun ketiga Senopati ini kalah cepat karena sang pemuda semakin jauh menghilang, akhirnya mereka mengepung sang pemuda dari beberapa arah sehingga tidak bisa melarikan diri lagi.

Melihat keadaan dirinya sudah terkepung sang pemuda masuk dan bersembunyi ke dalam suatu rumpun yang tak jauh dari tempat itu.

Di tempat itulah ia meminta perlindungan Tuhan yang maha kuasa dan menghentakkan kakinya.

Ajaib tanah yang diinjak itu terbelah dan membentuk lubang, dan sang pemuda pun masuk ke dalamnya, tiba-tiba tanah yang retak itu tertutup kembali seperti sedia kala.

Alangkah terkejutnya ketiga Senopati itu sebab sang pemuda sudah menghilang. Ketiga Senopati ini pun penasaran, mereka mencari-cari dengan menebus semua rumpun.

Bagaimanakah kelanjutan Kisahnya, akan kembali kami tuliskan pada Kisah Ratu Sindangkasih dan Pangeran Muhammad part II, jangan lupa nantikan kisah berikutnya".***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Dongeng Kita 19


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x