PORTAL MAJALENGKA -- Salah satu naskah yang kerap menjadi sumber sejarah Cirebon di zaman Pangeran Walangsungsang adalah naskah versi Klayan.
Klayan adalah nama salah satu desa di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Naskah Klayan terdiri dari 43 pupuh. Di pupuh kedua yang terdiri dari 24 bait, diceritakan Resi Danuwarsi, yang juga dikenal dengan nama Ajar Sasmita, mengganti nama Walangsungsang menjadi Samadullah.
Sang Danuwarsi menghadiahi Samadullah pusaka Cincin Ampal yang dapat dimuati segala macam benda. Saat melanjutkan perjalanan mencari agama Rasul, dari tempat Sang Danuwarsi, Samadullah menyimpan adiknya Rarasantang dan istrinya Indang Geulis ke dalam Cincin Ampal.
Sang Danuwarsi memberi petunjuk agar Samadullah berangkat membawa istri dan adiknya menuju Bukit Ciangkup untuk menemui Sanghyang Naga.
Pupuh Ketiga, Asmarandana terdiri dari 16 bait, diceritakan Sanghyang Naga menyerahkan sebuah pusaka kepada Samadullah. Pusaka ini kemudian sangat populer di lingkungan masyarakat Cirebon.
Pusaka itu adalah sebilah golok bernama Golok Cabang yang dapat berbicara seperti manusia dan bisa terbang.