KH Ahmad Chalwani Kisahkan RA Kartini Belajar dan Usul Bikin Tafsir Alquran kepada Mbah Sholeh Darat

21 April 2023, 15:31 WIB
RA Kartini pernah mengusulkan membuat tafsir Alquran kepada gurunya, Sholeh Darat /bandung.go.id/

PORTAL MAJALENGKA - KH Ahmad Chalwani kisahkan RA Kartini yang belajar dan mengusulkan untuk membuat tafsir Alqur'an kepada KH Sholeh Darat.

KH Achmad Chalwani adalah pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Gebang, Purworejo dan mursyid dari Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.

Dikutip melalui Youtube Nu Online, KH Achmad Chalwani pernah bercerita saat menjadi narasumber bahwa RA Kartini ini merupakan sosok perempuan yang cedas sejak kecil.

Baca Juga: KISAH INSPIRATIF Een Kartini, Ngajar Sekolah Tak Dibayar Hingga Lolos Jadi Anggota PPK di KPU Majalengka

Kartini merupakan seorang pejuang kemerdekaan dan kedudukan kaumnya, pada saat itu terutama wanita Jawa. Ia dikenal sebagai tokoh menasipasi dan dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Sebagaimana dikisahkan Kiai Haji Achmad Chalwani bahwa terdapat anak putri usia 13 tahun mengaji Alqur'an kepada KH Sholeh Darat.

"Di Mayong Jepara ada namanya Kiai Madirono punya istri bernama Bu Aminah punya anak putri bernama Ngasihroh dinikah Bupati Jepara dan punya anak putri 13 tahun bernama Kartini," jelasnya.

Tidak hanya belajar tentang pengetahuan umum, RA Kartini juga mengaji Alqur'an kepada KH Sholeh Darat Semarang.

KH Sholeh Darat atau Mbah merupakan ulama besar yang lahir di Jepara. Ia juga merupakan salah satu ulama menjadi guru ulama besar di Indonesia, yaitu KH Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah).

Baca Juga: Kisah Santri Mbah Sholeh Darat Diantar Pulang oleh Lumba-Lumba dan Dijemput Kembali oleh Gurunya

Karena keilmuan dan kealimannya menjadikan dirinya dikenal oleh banyak masyarakat Indonesia bahkan di tanah Makkah.

Saat mengajari RA Kartini mengaji Mbah Sholeh terkadang mengajari tafsir dengan memggunakan bahasa Jawa. Hingga pada suatu ketika terjadi dialog antara Kartini dengan Mbah Sholeh Darat saat dirinya diajarkan tafsir Alqur'an pakai bahasa Jawa.

Dalam dialog tersebut RA Kartini memiliki usul agar Mbah Sholeh Darat membuat tafsir Alqur'an berbahasa Jawa.

"Kyai saya tadi diajari tafsir al-qur'an pakai bahasa Jawa hati saya tentram Kyai. Tolong kyai tafsirkan Alqur'an seluruhnya kedalam bahasa Jawa biar untuk pegangan teman-teman saya, putri-putri Jawa," tutur Kartini

KH Ahmad Chalwani melanjutkan kisahnya bahwa saat itu Mbah Sholeh menjawab:

"Kartini, menafsirkan Alqur'an itu nggak gampang, enggak setiap orang diperbolehkan menafsiri Alqur'an. Orang diperbolehkan menafsiri Alqur'an dengan syarat harus punya ilmu bantu tafsir yang lengkap dari gramatika Arab, Nahwu Shorof, Ilmu Badi', Ma'ani, Bayan, Muhasnah Kalam, Nasik Mansukh, Asbabul Wurudh, Asbabun Nuzul dan lain sebagainya, baru diperbolehkan menafskan Alquran. Nggak gampang menafsiri Alquran," jelas Mbah Sholeh Darat.

Baca Juga: Lirik Lagu Ibu Kita Kartini Karya WR Supratman, Ada Spirit Perjuangan Kesetaraan Perempuan

Lalu RA Kartini kembali berkata bahwa dirinya yakin akan keahlian gurunya itu.

"Kyai, saya punya usul sama Kyai untuk menafsiri Alqur'an pakai bahasa Jawa Kyai. Saya punya keyakinan semua ilmu sudah Kyai miliki," kata Kartini.

Mendengar penjelasan muridnya itu, akhirnya Mbah Sholeh Darat menundukkan kepala dan mencucurkan air mata, ia menangis  dalam batinnya berkata

"Kok ada anak putri kecil yang seperti inj cerdasnya, usul bikin tafsir Alquran,"

Suatu saat yang lain RA Kartini dipanggil Mbah Sholeh Darat dan berkata

"Kartini doakan saja mudah-mudahan saya bisa menafsirkan Alquran 30 juz,"

Dengan tekad dan dukungan muridnya RA Kartini itu akhirnya Mbah Sholeh Darat mulai melakukan penafsiran Alqur'an ke dalam bahasa Jawa sesuai usul RA Kartini dan baru selesai 13 juz.

Baca Juga: 15 Twiboon Hari Kartini, Cocok Untuk Dibagikan di Medsos 21 April

Kemudian tafsiran tersebut dicetak pertama di Singapura dengan judul Faidur Rohman fii  Tafsiri Ayatil Qur'an, karya Kiai Sholeh, usul Raden Ajeng Kartini.

Bahkan Litbang Kementerian Agama menyatakan bahwa Faidur Rohman fii Tafsiri Ayatil Qur'an, karya Kiai Soleh, usul Raden Ajeng Kartini tersebut merupakan tafsir pertama di Asia Tenggara.

Semoga semangat dan perjuangan Kartini dapat menginspirasi kita semua. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: YouTube NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler