CATAT, Ini 3 Nasihat Penting Habib Luthfi bin Yahya bagi Pencari Ilmu

12 November 2022, 12:15 WIB
CATAT, Ini 3 Nasihat Penting Habib Luthfi bin Yahya bagi Pencari Ilmu /Instagram @habibluthfibinyahya

PORTAL MAJALENGKA - Ada nasihat penting dari Habib Luthfi bin Yahya bagi pencari ilmu.

Apa saja nasihat penting Habib Luthfi bin Yahya bagi pencari ilmu? Simak sampai selesai ulasan dalam artikel ini.

Seperti diketahui, Habib Luthfi bin Yahya merupakan seorang Sayyid, Kyai, Ulama, Mursyid dan Dai asal Pekalongan, Jawa Tengah.

Baca Juga: Tidak Diajarkan di Kampus! Inilah Persamaan Keramat Wali Gus Dur dan Habib Luthfi bin Yahya

Selain sebagai tokoh ulama, Habib Luthfi bin Yahya dipercaya masyarakat memiliki keramat sebagai wali Allah.

Dilansir portal Majalengka dari kanal Facebook Ngaji Online, Habib Luthfi bin Yahya menyampaikan nasihat dalam taushiyahnya untuk pencari ilmu agar berkah dan manfaat.

Di antara nasihat Habib Luthfi kepada para penimba ilmu adalah untuk selalu meluangkan waktu membaca Al Fatihah untuk guru.

Baca Juga: Legenda Sepak Bola Pele Yakin Brazil Juara Piala Dunia 2022 Qatar, Ini Alasannya

Habib Luthfi menyebut, dengan menghadiahkan Al Fatihah itu salah satu bentuk tanda syukur murid terhadap guru. Dan berikut 3 nasihat penting Habib Luthfi bin Yahya bagi para pencari ilmu:

1. Rajin Muthola'ah

Di lingkungan pesantren, istilah muthola’ah menjadi sebuah ciri khas dalam mengkaji, menelaah dan mengupas isi kitab-kitab berbahasa Arab.

Kata muthola'ah berasal dari bahasa arab (طالع) yang berarti membaca. Membaca dengan teliti, menelaah.

Baca Juga: Kisah Masa Kecil Gus Dur yang Sangat Jenius dan Cerdas, Pecandu Buku sejak Kecil

Sedangkan menurut istilah, muthola'ah berarti kegiatan menelaah sebuah pelajaran secara teliti dan mendalam.

Muthola'ah akan sangat akrab jika disandingkan dengan kata santri.

Bukan tidak beralasan, sebab pada kenyataannya santri memang dididik dan diajarkan untuk selalu muthola'ah kembali terhadap pelajaran yang telah dilalui.

Baca Juga: KISAH Kocak Abu Nawas Menyebrangi Lautan untuk Sampai Teluk

Muthola'ah tidak sebatas oleh dan untuk santri. Para masyayikh dan Asatidz pun melakukannya sebelum mengajarkan materi di kelas atau hanya untuk sekedar mudzakaroh.

Tradisi semacam ini, tentu sangat dibutuhkan dan patut dipertahankan. Karena dengan banyak mendalami materi sebuah bab pelajaran, akan membuat pembacanya sadar dari luasnya ilmu itu.

"Jangan pernah tinggal muthola'ah, dan jangan bosan mengulang-mengulangnya walaupun kitabnya hanya satu. Sebab jika rajin muthola'ah dengan berkah mu'allif, insya Allah di-futuh oleh Allah," ucap Habib Luthfi.

Baca Juga: Berikut Kumpulan Ucapan Hari Ayah Nasional 2022, Menyentuh dan Penuh Makna

"Imam-imam kita itu karya-karyanya luar biasa, Imam Ibnu Hajar tiap malam baca sholawat sebanyak 20 ribu, Imam Nawawi 40 ribu, dan Syeikh Abi Zakariya al-Anshori tiap malam baca sholawat sebanyak 30 ribu, sampai ketika disebut nama Rasulullah hati mereka bergetar," tambahnya.

2. Khidmah kepada guru

Khidmah adalah satu cara meraih berkah ilmu. Khidmah dapat diterjemahkan dengan pengabdian.

Jadi seorang ilmuan kepada orang yang mengabdi, baik gurunya, lembaga pendidikannya, atau kepada masyarakat pada umumnya.

Baca Juga: GRATIS LINK 20 Twibbon Hari Ayah Nasional, Yuk Ramaikan di Status Media Sosialmu

Tujuan utama dari khidmah adalah untuk menciptakan hubungan batin yang kuat antara murid dengan guru dan mendapatkan keridhoan guru .

Jika guru sudah ridho kepada murid, itu alamat sang murid akan berhasil. Keridhoan guru merupakan keberhasilan pertama murid.

"Yang kedua, jangan tinggal khidmah kepada guru walaupun hanya sedikit, itu yang menjadikan sebab terbukanya mafahim yang luar biasa," ujar Habib Luthfi.

Baca Juga: SANGARNYA SKUAD ARGENTINA di Piala Dunia 2022, Leonel Messi Tandem Paulo Dybala Siap Jadi Juara

3. Kirim Al Fatihah

"Yang terakhir, jangan tinggal kirim hadiah Fatihah kepada guru. Saya paling tidak suka kalau ada santri sampai melupakan gurunya. Sebab kunci futuh itu ada di tangan guru, walaupun si santri lebih alim dari gurunya," ucap Habib Luthfi.

"Dulu selama di pondok, saya ikut mencangkul, matun (menyiangi padi), derep (memanen). Semua itu saya kerjakan atas perintah guru," tuturnya.

"Selama di pondok, saya tidak pernah menempatkan diri saya sebagai seorang Sayyid (Habib). Saya selalu menempatkan diriku hanya sebagai seorang santri. Walaupun sebenarnya guruku (Kiai Muhammad Kaukab bin Muslim bin Sholeh) tahu nasabku," sebutnya.

Baca Juga: KAROMAH WALI dan Kehebatan Mbah Hasyim Asy'ari Sang Kakek dari Gus Dur, Diungkapkan Oleh Gus Muwafiq

"Pendiri Pondok Pesantren Benda Kerep yakni Kiai Sholeh, itu murid buyutku (Habib Umar bin Thoha bin Yahya Indramayu), Beliau sholat berjamaah Subuh dengan wudhu sholat Isya sebagai makmum di belakang Habib Umar selama 25 tahun," sebut Habib Luthfi mengisahkan.

"Kalau mau mencari Orang-orang yang alimnya melebihi Kiai Sholeh, banyak kita temui. Tapi kalau mau mencari orang yang pangkat kewalianya tinggi seperti beliau, jarang kita temui," terangnya.

Demikian nasihat Maulana Habib Muhammad Lutfi bin Yahya dalam Maulid Nabi Muhammad SAW di Kanzus. Sholawat Kota Pekalongan Jawa Tengah pada Ahad, 4 Rabi'ul Tsani 1444 H/ 30 Oktober 2022.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Facebook Ngaji Online

Tags

Terkini

Terpopuler