PANTANGAN Menikah di Bulan Muharram atau Suro? Ternyata Nyi Roro Kidul Gelar Pesta Kata Gus Muwafiq

10 Agustus 2022, 07:00 WIB
PANTANGAN Menikah di Bulan Muharram atau Suro? Ternyata Nyi Roro Kidul Gelar Pesta Kata Gus Muwafiq /

PORTAL MAJALENGKA - KH Ahmad Muwafiq atau populer disebut Gus Muwafiq, mengungkapkan alasan mengapa dalam islam ada pantangan mengadakan hajatan pernikahan di bulan Muharam atau bulan suro bagi orang Jawa.

Memiliki satu kisah atau satu tragedi yang sangat menyakitkan bagi kaum muslimin pada bulan Muharam atau bulan Suro, yang dikisahkan oleh Gus Muwafiq dalam ceramahnya.

Dalam tradisi jawa dikenal dengan namanya pantangan atau kalau daerah sunda disebut dengan nama pamali.

Baca Juga: Keramat Wali Allah: Kalahkan Para Pemabuk Berat Duel Adu Minum, Miras Gus Miek Berubah Jadi Air Putih

Kata pamali atau pantangan ini, adalah sesuatu hal yang harus dihindari dan jangan sampai dilakukan, karena diyakini bakal mendatangkan sesuatu yang tidak diharapkan nantinya.

Salah satu pantangan para orang tua zaman dulu adalah pantangan mengadakan hajatan pernikahan pada bulan Muharam atau bulan Suro.

Istilah Suro berasal dari kata Asyura (bahasa Arab) yang artinya kesepuluh (maksudnya tanggal 10 bulan Suro).

Baca Juga: Motif Pembunuhan Brigadir J Belum Terungakap, Mahfud MD: Mungkin Sensitif

Istilah tersebut kemudian dijadikan sebagai bulan permulaan perhitungan dalam kalender Jawa.

Sedangkan dalam Islam menyebutnya bulan Muharram, bulan pertama dalam Kalender Hijriyah ini merupakan salah satu bulan yang mulia.

Bahkan, kemuliaannya tercatat dalam al Quran bersama tiga bulan lainnya, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Baca Juga: Baku Tembak Bharada E dengan Brigadir J Hanya Akal-akalan Irjen Ferdy Sambo

Bulan Muharram ini disebut sebagai bulan Allah, padahal memiliki keutamaan yang sama dengan bulan lainnya.

Syekh Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan, bahwa kelebihan bulan Muharram terletak pada namanya yang islami dibandingkan dengan bulan hijriyyah lainnya.

Di kalangan masyarakat Jawa masih ada anggapan bahwa menikah di bulan Suro adalah hal terlarang untuk menggelar hajatan.

Baca Juga: PENTING DIKETAHUI! Ikan Channa dengan Istilah-istilahnya, Pemula Jangan Gagal Paham

Sebab, bulan Suro dianggap atau masih dipercaya sebagai bulan yang buruk untuk mengadakan hajatan pernikahan.

Dalam suatu kajiannya, Gus Muwafiq mengatakan, orang Jawa memang punya banyak larangan saat Bulan Suro.

Mereka tidak berani senang-senang, tidak berani mantu, bahkan sampai pindah rumah.

Baca Juga: Kesaktian Dukun Angkuh Ini Tiba-tiba Lenyap oleh Keramat Wali Habib Luthfi bin Yahya

"Ini orang yang terkadang salah paham. Buktinya apa, masak pas bulan Asyura tidak berani menikah. Malah sebagian orang Jawa mempercayai kalau Nyi Roro Kidul mantu," kata Gus Muwafiq.

Memang ada peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Suro (Muharram).

Muharram dianggap sebagai bulan duka karena tanggal 10 Asyura, pasukan Yazid melakukan pembantaian terhadap cucu-cucu Rasulullah SAW.

Baca Juga: Layaknya Walisongo, Kyai Ini Dibuat Bingung dengan Keramat Wali Habib Luthfi bin Yahya yang Membelah Diri

Seluruh umat Islam pun berduka. Sejak itulah, orang Islam di seluruh dunia, bahkan masyarakat Jawa menjadikan Bulan Suro sebagai bulan duka atau belasungkawa.

Jadi, larangan menikah atau menggelar hajatan di Bulan Suro menurut pandangan syariat Islam adalah tidak benar.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Ulama Nusantara

Tags

Terkini

Terpopuler