1 Juta Keramat Habib Luthfi bin Yahya, Datangi Muridnya yang Kesusahan

9 Agustus 2022, 12:30 WIB
Habib Luthfi bin Yahya. 1 Juta Keramat Habib Luthfi bin Yahya, Datangi Muridnya yang Kesusahan /

PORTAL MAJALENGKA - Habib Luthfi bin Yahya adalah seorang Sayyid, Kiai, Ulama, Mursyid dan Dai berkebangsaan Indonesia.

Selain menjadi pendakwah, Habib Luthfi juga menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah. Kelahiran: 10 November 1947 (usia 74 tahun), Pekalongan.

Habib Luthfi bin Yahya adalah seorang ulama karismatik yang sangat dihormati oleh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Habib Luthfi bin Yahya Dapat Sembuhkan Orang yang Lumpuh hanya Dengan Sekali Usapan: Keramat Wali Allah

Habib Luthfi bin Yahya dipercaya sebagian masyarakat Indonesia dan Dunia mempunyai Karomah sebagai Wali Allah.

Habib Luthfi bin Yahya adalah Ketua majelis Rais Aam idaroh Aliyah jam'iyyah ahlith thoriqoh Al mu'tabarah An nahdliyyah atau Jatman.

Sebagai murid, salah satu kewajiban yang harus dijalankan adalah memelihara suluk bertemu Guru, minimal sekali dalam satu bulan.

Baca Juga: Gus Miftah Ungkap Siapa Habib Luthfi bin Yahya: Jika Ada yang Menghina Rentetannya Panjang!

Kyai Zahid berusaha menjaga Khidmah kepada guru ini dengan istikamah, seperti dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Lahaula TV.

Setiap Jumat Kliwon, Kyai Zaid bertekad untuk hadir rutinan di Pekalongan, apapun yang terjadi saat masa-masa awal mengaji kepada Habib Lutfi, ujian keistiqomahan itu datang.

Kyai Zaid hendak berangkat ke Pekalongan pada Kamis Wage, sehari sebelum rutinan. Namun hingga hari H sama sekali tidak memiliki uang untuk berangkat ke pengajian Habib Luthfi di Pekalongan.

Baca Juga: MURAH, Pakan Alami Channa Mampu Tingkatkan Pertumbuhan dan Warna Optimal Tampil Cantik

Kyai Zaid, tidak mengeluh dengan keadaan dan kesederhanaan hidup yang harus dijalaninya saat itu.

Namun hati kyai zaid menangis, terbayang dirinya yang gagal memelihara suluk seorang murid.

Kyai Zaid bertekad menjalani khidmah ini, semampunya beliu, berusaha semaksimal mungkin apa yang dapat dikerjakan dan diusahakan.

Kyai Zahid tidak langsung menyerah, mandi kemudian berganti baju dan menyiapkan tas yang berisi pakaian ganti, serta perlengkapan mengaji lainnya.

Siap berangkat ke Pekalongan, dengan hati yang penuh Kerinduan kepada gurunya. dirinya keluar Rumah dan hatinya menjerit: Abah kulo sampun niat ngaos sakit.

Tiba-tiba sebuah mobil sedan Corolla kuning berhenti di depan rumah Kyai Zaid, ternyata yang datang adalah KH. Mursiti Mangkuyudan Solo, salah seorang Badal Thoriq.

Mlihat Kyai Zahid yang berpakaian rapi Kyai Mursity berkata. "Teng pundi Kang rutinan Pekalongan tak terkait tekan Kartosuro mengko kari numpak bus.

Kemudian ikut naik mobil Kiai Mursidi, sepanjang perjalanan Kyai Zaid tidak menceritakan kesulitan yang sedang beliau alami.

Hingga sampai Kartasuro hati kecilnya berkata, "Abah Alhamdulillah" Kartosuro namun setelah mobil sampai di Kartasura.

Kyai Mursidi memberi hadiah kepada Kyai Zahid, berupa sejumlah uang yang cukup untuk ongkos pergi ke Pekalongan, sungguh beliau amat terharu menerima hadiah tersebut.

Akhirnya Kyai Zahid sampai di Pekalongan, dengan perasaan yang sangat bahagia, kyai Zaid menjalani kewajiban sebagai murid yaitu ngaji rutinan berkumpul dengan muriddin dan berhasil memandang wajah sang guru yaitu Habib Luthfi bin Yahya.

Setelah itu Kyai Zaid kembali pulang ke Klaten, di lain kesempatan setelah pulang dari Pekalongan.

Kyai Zaid bertemu kembali dengan Kyai Mursidi, kemudian Kyai Zaid menceritakan kejadian yang di alami beliu kepada Kyai Mursiti, tentang kejadian sebelumnya.

Kyai Zaid mengucapkan terima kasih kepada Kyai Mursidi, "terimakasih ya Kang kalu tidak di kasih ongkos saya tidak bisa nyampe Pekalongan aku kae ora nduwe sangu"ucap Kyai Zaid.

Mendengar perkataan tersebut Kyai Mursidi menjawabnya dengan sebuah pertanyaan dengan nada serius bercampur heran.

"Loh Kapan aku tadak ke rumahmu," Kang Kyai Zaid balik kaget mendengar jawaban itu.

Kyai Zaid berkata lagi "Waktu pas mau Jumat Kliwon kyai Mursidi datang ke rumah sambil membawa mobil Sedan Corolla" ucap kiyai Zaid.

Tetapi Kyai Mursidi tambah bingung, atas penjelasan Kyai Zahid, tetapi kyai Mursidi langsung teringat kepada Habib Muhammad Lutfi bin Yahya.

"Sungguh hebat karomah Habib Luthfi bin Yahya yang tau isi hati sang muridnya yang lagi dilanda kesusahan," ucap dalam hati Kyai Mursidi.

Guru yang dengan kemuliaannya, membimbing murid-muridnya untuk memahami makna sebuah kalimat.

Istiqomah, lebih baik dari 1000 Karomah. tidaklah seorang guru memperlihatkan Karomah yang melekat dalam dirinya.

Kecuali disebabkan oleh kesungguhan Istiqomah seorang murid hati seorang murid yang telah terikat dengan gurunya tidaklah Allah SWT memuliakan para kekasihnya.

Dengan Karomah kecuali hasil dari keistimewaan penghambaan dirinya yang tiada putus-putus hati seorang hamba yang selalu memandang.

Allah SWT berfirman, sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka Maka Malaikat akan turun kepada mereka.

Dengan mengatakan janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.

Malaikat bukan hanya membisikkan kepada batin Kyai Zahid jangan takut dan jangan bersedih, namun menghilangkan kesedihan itu dengan langsung menghampiri dan menyelesaikan keperluan dirinya.

Demikian kisah ini sebagaimana disampaikan oleh Kyai Abdullah Saad yang juga pernah ditulis dalam buku tahu Menteng wallahualam.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Youtube Lahaula TV

Tags

Terkini

Terpopuler