Kesaktian Sunan Gunung Jati Saat Memimpin Cirebon Dalam Strategi Politik Mampu Taklukkan Kerajaan Lainnya

9 Agustus 2022, 11:45 WIB
Kesaktian Sunan Gunung Jati Saat Memimpin Cirebon Dalam Strategi Politik Mampu Taklukkan Kerajaan Lainnya. /YouTube

PORTAL MAJALENGKA – Sunan Gunung Jati selain dikenal sebagai tokoh agama yang menyebarkan Islam di tanah Jawa khususnya wilayah Cirebon dan sekitarnya, juga dikenal sebagai raja atau pemimpin kerajaan Cirebon.

Saat menjadi pemimpin kerajaan Cirebon, Sunan Gunung Jati sukses memperluas wilayahnya dan menyebarkan Islam di wilayah baru yang berhasil ditaklukkan.

Kesusksesan yang diraih Sunan Gunung Jati berkat kecerdasan yang dimilikinya.

Baca Juga: Kisah Lelaki Purwokerto yang Rela Tinggalkan Pekerjaan Demi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati

Selain cerdas dalam masalah agama, Sunan Gunung Jati juga menguasai ilmu pemerintahan sehingga mampu membawa Cirebon ke masa keemasan.

Bukan kesultanan atau kerajaan jika tidak menaklukkan suatu daerah dan menjadikan daerah itu masuk dalam daerah kekuasaan.

Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh kesultanan Cirebon.

Baca Juga: Kisah Lelaki Paruh Baya yang Terkena PHK, Dapat Keajaiban Setelah Ziarah Makam Sunan Gunung Jati

Pada awal pemerintahan Syarif Hidayatullah kesultanan Cirebon sering menaklukkan daerah-daerah yang ada di Pulau Jawa.

Tujuan dari penaklukan yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah bukan semata-mata untuk memperluas daerah kesultanan Cirebon, tapi juga untuk menyebarkan agama Islam.

Daerah pertama yang berhasil ditaklukkan oleh kesultanan Cirebon adalah penaklukan atas Banten pada tahun 1525, kemudian Sunda Kelapa pada tahun 1527 yang dipimpin oleh panglima perang Fatahillah.

Baca Juga: Habib Luthfi bin Yahya Dapat Sembuhkan Orang yang Lumpuh hanya Dengan Sekali Usapan: Keramat Wali Allah

Penaklukan Banten dan Sunda Kelapa merupakan penaklukan kerjasama antara dua kerajaan yaitu Kerajaan Demak dan kesultanan Cirebon yang bertujuan untuk mengusir Portugis dari tanah Sunda Kelapa. Sunda Kelapa setelah dikuasai oleh Syarif Hidayatullah diganti nama dari Sunda Kelapa menjadi Jayakarta dan kemudian beliau menjadikan Fatahillah sebagai Bupati Jayakarta.

Selain ketiga daerah tersebut penaklukan diperluas di daerah Rajagaluh pada tahun 1528, Rajagaluh merupakan daerah kekuasaan kerajaan Galuh.

Pada mulanya, padukuhan Cirebon yang belum menjadi sebuah kesultanan memberikan upeti berupa petis kepada Rajagaluh dalam rangka tunduk pada penguasa Galuh.

Baca Juga: Gus Miftah Ungkap Siapa Habib Luthfi bin Yahya: Jika Ada yang Menghina Rentetannya Panjang!

Namun hal itu berhenti setelah Syarif Hidayatullah manjadi Raja di Kesultanan Cirebon, pemberian upeti tersebut diberhentikan sebagai wujud penolakan dan mengukuhkan diri sebagai kesultanan yang merdeka lepas dari bayang-bayang kerajaan Galuh.

Sikap demikian akhirnya memicu peperangan antara Kerajaan Galuh dan Kesultanan Cirebon, dalam perang tersebut dimenangkan oleh Kesultana Cirebon yang ditandai dengan masuknya para pemimpin Rajagaluh ke Islam.

Penaklukan lainnya adalah penaklukan Talaga yang terjadi pada tahun 1529. Akan tetapi, sebagian ahli sejarah tidak sependapat bahwa hal ini dinamakan penaklukan karena sebenarnya hanya terjadi kesalahpahaman di antara Prabu Pucuk Umun Mantri selaku penguasa Talaga dan utusan Demak yang diutus oleh Syarif Hidayatullah.

Saat itu Kerajaan Demak sudah menjalin hubungan diplomasi dengan Kesultanan Cirebon. Berawal dari utusan Demak yang bersuku Jawa kurang memahami pertanyaan dari Raja Talaga, akhirnya utusan tersebut salah dalam menjawab pertanyaan dari Raja Talaga hingga membuat marah.

Namun, kemarahan karena kesalahpahaman tersebut bisa diredam oleh Syarif Hidayatullah dan Kesultanan Cirebon disambut baik bahkan Raja Talaga akhirnya memeluk agama Islam.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler