Sunan Ampel Melakoni Amaliah Rohani, Ilmunya Hanya Dapat Dipahami Dengan Mata Batin

3 Agustus 2022, 14:15 WIB
Sunan Ampel. Sunan Ampel Melakoni Amaliah Rohani, Ilmunya Hanya Dapat Dipahami Dengan Mata Batin /YouTube

PORTAL MAJALENGKA - Berdasar sumber-sumber historiografi, Sunan Ampel tidak hanya mengajarkan ilmu syariat tapi juga mengajarkan tarekat dan hakikat.

Dalam Babad Tanah Jawi naskah Drajat, Sunan Ampel mengajarkan ilmu tasawuf dengan laku suluk menurut ajaran tarekat Naqsyabandiyah.

"Den Paku winulang ngaji/ ing jeng Sunan Ngampeldenta/putus ilmu sedayane/ syariat lawan tarekat/ sumerta ilmu hakikat/ nulya
winulang suluk/ ing werdi Naksabandiyah"

Baca Juga: Bukan Saja Sebagai Wali, Sunan Ampel Bupati Pertama di Surabaya

Dengan mengajarkan ilmu tasawuf,
Raden Rahmat saat itu dianggap sederajat dengan para guru suci Syiwais yang berwenang melakukan diksha (baiat) yang diberi sebutan kehormatan 'Susuhunan’.

Menurut penafsiran Sjamsudduha dalam Sejarah Sunan Ampel: Guru Para Wali di Jawa dan Perintis Pembangunan Kota Surabaya (2004),

Diperkuat dalam Babad Demak dikutip Agus Sunyoto dalam Atlas Walisongo, ajaran Sunan Ampel berangkat dari tiga kata: bi nashrih, tubâdil, dan dâim dengan kunci bi ru`yatil fu`âd.

Baca Juga: Kisah Sunan Ampel Ditikam Dengan Keris Oleh Penguasa Madura

Ilmu yang diajarkan itu hanya bisa dipahami melalui mata hati atau mata batin (bi ru`yatil fu`âd). Inti ajaran beliau adalah fa ainamâ tuwallû fatsamma wajhullâh. Kabiran alhamdulillâh katsîran, fasubhânallâhi bukratan wa ashîla, innî wajjahtu wajhiya.

Begitu juga dalam Di dalam Babad Tanah Jawi digambarkan bahwa selain mengajari murid-muridnya membaca al-Qur’an, Sunan Ampel juga mengajari mereka kitab-kitab tentang ilmu syariat, tarekat, dan ilmu hakikat, baik lafal maupun makna.

Lebih jauh Agus Sunyoto menuliskan Sunan Ampel digambarkan mencontohkan kehidupan yang zuhud dengan melakukan riyadhah ketat. menggambarkan amaliah rohani yang dijalankan Sunan Ampel sebagai berikut, dikutip dari naskah Babad Tanah Jawi.

Baca Juga: Keramat Sakti Sunan Gunung Jati Sembuhkan Penyakit Akut yang Diderita Seorang Perempuan

"Ora dhahar ora guling/ anyegah ing hawa/ ora sare ing wengine/ ngibadah maring Pangeran/ fardhu sunat tan katingal/ sarwa nyegah haram nakruh/ tawajuhe muji ing Allah//"

Yang berarti; (tidak makan tidak tidur, mencegah hawa nafsu/ tidak tidur malam untuk beribadah kepada Tuhan/ fardhu dan sunnah tak ketinggalan/ serta mencegah yang haram maupun yang makruh/ tawajjuh memuji Allah//).***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler