CIREBON KOTA Wali, Pusat Perabadan Islam Masa Sunan Gunung Jati dan Walangsungsang Pasca Ki Gede Alang-Alang

26 Juli 2022, 20:45 WIB
Keraton Pakungwati, asal mula Keraton Kasepuhan yang menjadi bukti peradaban Islam Cirebon peninggalan Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati. /

 

PORTAL MAJALENGKA – Perkembangan Cirebon menjadi kota yang maju di bidang pemerintahan dan perekonomian, tidak lepas karena perjuangan Ki Gede Alang-Alang dan Pangeran Cakrabuana atau Walangsungsang.

Pangeran Cakrabuana atau Walangsungsang merupakan putra dari Prabu Siliwangi yang saat itu memimpin Kerajaan Pajajaran.

Setelah Ki Gede Alang-Alang mangkat, Walangsungsang membangun istana sebagai tempat pemerintahan yang dinamai Pakungwati yang dambil dari nama salah satu anak perempuannya.

Berkat jasa Pangeran Cakrabuana dalam menata pemerintah dan kewilayahan, Cirebon menjadi kota yang maju. Kemudian Walangsungsang berhasil mengislamkan mayoritas penduduk Cirebon.

Baca Juga: MASA Kejayaan Sunan Gunung Jati, Pewaris Takhta Pangeran Cakrabuana dan Prabu Siliwangi

Pangeran Cakrabuana dikenal juga sebagai Haji Abdullah Imam, yang membentuk tentara Islam yang dilengkapi pasukan panah. Maka jadilah Cirebon sebagai kerajaan corak Islam pertama di Kerajaan Sunda Pajajaran.

Sri Baduga Maharaja Kerajaan Pajajaran, sangat gembira mendengar keberhasilan putranya. Kemudian dia mengutus Tumenggung Jagabaya, disertai pasukan pengawalnya untuk menobatkan putranya.

Sang Prabu mengirimkan Pratanda (tanda keprabuan) dan Anarimakna Kacakrawartyan (tanda kekuasaan), sebagai tanda pengakuan dan pengukuhan puteranya.

Pangeran Walangsungsang atau Ki Samadullah atau Ki Cakrabumi, atau Pangeran Cakrabuana dinobatkan sebagai Tumenggung dan diberi gelar Sri Mangana oleh ayahnya, Sri Baduga Maharaja.

Baca Juga: KISAH WALI CIREBON! Peran Ki Gede Alang-Alang Didik Walangsungsang dan Rara Santang hingga Sunan Gunung Jati

Cirebon semakin bertambah terkenal, setelah Walangsungsang kedatangan keponakannya Syarif Hidayatullah dari Mesir, anak adik perempuannya yang dahulu menikah saat ibadah haji di Mekah.

Menjelang masa sepuhnya, Walangsungsang tidak kunjung dikaruniai pewaris tahta, 8 anak yang telah dilahirkan semuanya perempuan.

Menimbang ketiadaan penerus tahta, Walangsungsang menikahkan anak kesayangannya Nyi Mas Pakungwati dengan keponakannya Syarif Hidayatullah, putra dari Nyai Rata Santang yang menikah dengan Sultan Hud di Mesir.

Sebelumnya, dikisahkan Rara Santang menetap di Mesir sementata Pangeran Walangsungsang memilih kembali ke Giri Amparan Jati membantu gurunya mendakwahkan ajaran Islam di Pulau Jawa.

Baca Juga: PRABU SILIWANGI MURKA, Kakek Sunan Gunung Jati Kutuk Prajuritnya Jadi Ikan Dewa

Meskipun berdiam di negeri orang, Rara Santang tidak pernah lupa pada tanah kelahirannya. Dia bercita-cita mengislamkan ayahnya dan rakyat dari kerajaan ayahnya, oleh karena itu dia mempersiapkan Syarif Hidayatullah membantu pamannya berdakwah di Cirebon.

Sepulang ke Cirebon, Sunan Gunung Jati akhirnya menikahi Nyi Pakungwati dan memimpin Cirebon menggantikan Pamannya Pangeran Cakrabuana.

Kemudian Syarif Hidayatullah sukses mendakwahkan Islam di Cirebon dan Jawa Barat, bahkan berhasil memajukan Kesultanan Cirebon bersama uwaknya.

Selepas Prabu Siliwangi mangkat, hubungan Cirebon dan Pajajaran menjadi buruk hingga kemudian Cirebon memproklamirkan merdeka dari Pajajaran dan membentuk Kerajaan Islam Cirebon, kerajaan pertama dan tertua di Pasundan.

Baca Juga: Sunan Gunung Jati Murka, Bakar Hidup-hidup Sunan Penggung yang Bawa Anjingnya Main di Dalam Masjid

Disinilah kejayaan Cirebon saat dipimpin Syarif Hidayatullah atau dikenal Sunan Gunung Jati. Beliau ahli politik ulung dan juga sebagai ahli agama yang luas. Berkat kecerdasannya, Cirebon disegani oleh kerajaan lainnya di Nusantara.

Mengamati perkembangan Cirebon yang makin maju setelah kedatangan keponakannya, meskipun mempunyai anak laki-laki, Pangeran Walangsungsang menyerahkan kekuasaannya atas Grage (Cirebon) kepada keponakanya. 

Dua tahun selepas diperintah oleh Syarif Hidayatullah, tepatnya tahun 1479 Masehi, Syarif Hidayatullah yang mendapat persetujuan dari uwaknya Pangeran Walangsungsang membentuk Kerajaan Islam Cirebon yang merdeka dari Kerajaan Pajajaran.

Sebagai Cucu Prabu Siliwangi, Sunan Gunung Jati menjadi pemimpin yang mampu menyejahterakan masyarakat dan menjadikan Cirebon sebagai pusat peradaban Islam di Nusantara.

Baca Juga: Saat Gus Dur Ungkap Makam Wali Qutub yang Sudah Lama Diyakini Makam Preman

Setelah itu, Cirebon menjelma menjadi Kerajaan Islam yang pengaruhnya sangat kuat di Jawa Barat. Saat ini Cirebon terus berkembang dan menjadi Pusat kota di Pantai Utara Jawa Barat.

Pembangunan nasional dibangun seperti tol yang menghubungkan Cirebon ke Jakarta, Cirebon ke Semarang bahkan sampai Surabaya. Selain itu Cirebon semakin berkembang pesat, menjadi Pusat ekonomi Jawa Barat.

Disclaimer: Portal Majalengka hanya sekadar menfinformasikan bagi pembaca dari berbagai sumber dan referensi. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler