ADU SAKTI Mbah Kuwu Cirebon Lawan Ki Buyut Atas Angin, Era Sunan Gunung Jati

16 Juli 2022, 12:11 WIB
ADU SAKTI Mbah Kuwu Cirebon Lawan Ki Buyut Atas Angin, Era Sunan Gunung Jati /SS YouTube Wisata Religi

PORTAL MAJALENGKA - Pada zaman Sunan Gunung Jati, dikisahkan terjadi adu kesaktian antara Ki Buyut Atas Angin dan Mbah Kuwu Cirebon.

Siapa yang memenangkan adu kesaktian tingkat tinggi tersebut?

Kisah ini dikutip dari Facebook Paguyuban Seni dan Budaya Wijaya Kusuma Keraton Kasepuhan.

Baca Juga: Inilah Tanda Titisan Prabu Siliwangi Dilihat dari 4 Weton, Menjadikan Anda Sabar, Jujur, Adil, Kritis dan Mist

Ki Buyut Atas Angin orang yang sakti mandraguna merupakan panglima perang Kerajaan Pajajaran.

Dia diutus oleh Pajajaran untuk menjemput pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon kembali ke Pajajaran.

Sebab, Mbah Kuwu Cirebon telah memeluk agama Islam dan mendirikan kerajaan sendiri di Cirebon.

Baca Juga: INILAH 3 Weton Titisan Prabu Siliwangi: Membawa Anda Arif, Bijaksana dan Berwibawa

Pangeran Cakrabuana yang sudah mengetahui kedatangan Ki Buyut Atas angin berdasarkan informasi dari prajuritnya.

Sehingga ia bisa mengatur siasat untuk mengadapi panglima Pajajaran tersebut.

Diantara benda kesaktian Ki Buyut Atas angin adalah sumur kramat dan comberan (sungai kecil).

Baca Juga: MERINDING! Meski Sudah Lama Wafat, Wali Allah Mbah Hamid Pasuruan Mampu Bangun Pesantren

Dua tempat tersebut yang bisa menjadikan ia bisa bertahan dan kebal dari berbagai macam senjata.

Maka terjadilah pertarungan antara Pangeran Cakrabuana dan Ki Buyut Atas Angin.

Ketika panglima Pajajaran mulai terdesak, ia berlari menuju sumur Kramat.

Pangeran Cakrabuana sudah mengetahui gelagat tersebut, maka sumur tersebut ditutupnya.

Ki Buyut Atas angin makin terdesak, maka ia pun hendak bersembunyi di parit kecil. Dan parit kecil itupun ditimbun oleh pangeran Cakrabuana.

Saat itulah Ki Buyut Atas angin tidak bisa berbuat apa-apa dan minta ampun serta minta hidup kepada Pangeran Cakrabuana.

Pangeran Cakrabuana mau mengampuni tetapi dengan syarat yaitu Ki Buyut atas angin harus masuk Islam.

Setelah masuk Islam, ia tidak berani kembali ke Pajajaran dan diminta menetap di Cirebon.

Beliau diminta mengurus daerah yang sampai dengan sekarang bernama Desa Megu.

Di tempat sumur kramat itulah kemudian di bangun Masjid. Hingga kini sumur itu masih ada. Sedangkan selokannya sudah tiada.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler