INILAH SOSOK Kakek Gus Dur, KH Hasyim Asy’ari Pendiri Nahdlatul Ulama Keturunan Wali dan Jaka Tingkir

5 Juli 2022, 13:50 WIB
INILAH SOSOK Kakek Gus Dur, KH Hasyim Asy’ari Pendiri Nahdlatul Ulama Keturunan Wali dan Jaka Tingkir /Ijazahdoa

PORTAL MAJALENGKA- Siapa yang tak kenal KH Hasyim Asy’ari, pendiri jammiyah Nahdlatul Ulama dan kakeh dari Presiden RI ke-4 KH Abdurahman Wahid atau dikenal dengan Gus Dur.

Ia bernama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim atau yang populer dengan nama pangeran Benawa bin Abdurrahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir (Sultah Hadiwijaya) bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin Maulana Ishak bin Ainul Yaqin yang populer dengan sebutan Sunan Giri.

Sementara Arkhanaf dan Khuluq menyebutkan Muhammad Hashim binti Halimah binti Layyinah binti Sihah bin Abdul Jabbar bin Ahmad bin Pangeran Sambo bin Pangeran Benawa bin Jaka Tingkir atau juga dikenal dengan nama Mas Karebet bin Lembu Peteng (Prabu Brawijaya VI).

Baca Juga: KISAH LUCU KELAHIRAN WALI Gus Dur, Cucu KH Hasyim Asy’ari dan KH Bisri Syamsuri

Penyebutan pertama menunjuk pada silsilah keturunan dari jalur ibu. Beliau merupakan salah satu tokoh dari sekian banyak ulama’ besar yang pernah dimiliki oleh bangsa ini.

Biografi tentang kehidupan beliaupun sudah banyak ditulis oleh beberapa kalangan. Muhammad Hasyim itu adalah nama kecil pemberian dari orang tuanya.

Kyai Hasyim dilahirkan dari pasangan Kyai Asy’ari dan Halimah pada hari Selasa Kliwon tanggal 14 Februari tahun 1871 M atau bertepatan dengan 12 Dzulqa’dah tahun 1287 H.

Baca Juga: MBAH HASYIM ASY'ARI, Kakek Gus Dur Bersama Ulama Dunia Ucap Sumpah di Depan Multazam

Tempat kelahiran beliau berada disekitar 2 kilometer ke arah utara dari kota Jombang, tepatnya di Pesantren Gedang.

Dengan demikian ditilik dari waktu kelahirannya, beliau dapat dipandang sebagai bagian dari generasi Muslim paruh akhir abad ke-19.

Sejak masa kanak-kanak, Kyai Hasyim hidup dalam lingkungan pesantren muslim tradisional Gedang.

Baca Juga: Keramat Sunan Gunung Jati Tingkat Tinggi, Mampu Kuasai 99 Bahasa

Keluarga besarnya bukan saja pengelola pesantren, tetapi juga pendiri pesantren-pesantren yang masih cukup populer hingga saat ini.

Ayah Kyai Hasyim (Kyai Asy’ari) merupakan pendiri dan pengasuh Pesantren Keras (Jombang).

Sedangkan kakeknya jalur ibu (Kyai Utsman) dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pesantren Gedang yang pernah menjadi pusat perhatian terutama dari santri-santri Jawa pada akhir abad ke-19.

Sementara kakek ibunya yang bernama Kyai Sihah dikenal luas sebagai pendiri dan pengasuh Pesantren Tambak Beras (Jombang).

Pada umur lima tahun, Hasyim berpindah dari Gedang ke desa Keras, sebuah desa disebelah selatan kota Jombang karena mengikuti ayah dan ibunya yang sedang membangun pesantren baru.

Di sini, Hasyim menghabiskan masa kecilnya hingga berumur 15 tahun, sebelum akhirnya meninggalkan Keras dan menjelajah berbagai pesantren ternama saat itu hingga ke Mekkah.

Pada tahun 1892, K.H. Hasyim Asy’ari pergi menimba ilmu ke Mekah, dan berguru pada Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.

Saat di Makkah K.H. Hasyim Asy'ari belajar di bawah bimgingan Syaikh Mafudz dari Termas (Pacitan) yang merupakan ulama dari Indonesia pertama yang mengajar Sahih Bukhori di Makkah.

Selain belajar hadis ia juga belajar tassawuf (sufi) dengan mendalami Tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah.

K.H. Hasyim Asy’ari juga mempelajari fiqih madzab Syafi'i di bawah asuhan Syaikh Ahmad Katib dari Minangkabau yang juga ahli dalam bidang astronomi (ilmu falak), matematika (ilmu hisab), dan aljabar.

Pada usianya yang ke-21, Hasyim menikah dengan Nafisah, putri Kyai Ya’qub (Siwalan Panji, Sidoarjo). Pernikahan itu dilangsungkan pada tahun 1892 M/1308H. Setelah itu, Kyai Hasyim bersama istri dan mertuanya berangkat ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji. ***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler