Pengembaraan Gus Dur Menempuh Pendidikan ke Baghdad dan Rajin Berziarah Makam Wali

1 Juli 2022, 19:10 WIB
Gus Dur sering berziarah ke makam para wali saat menempuh pendidikan di Baghdad, Irak. /Pikian=Rakyat.com/

PORTAL MAJALENGKA - Selama di Baghdad Irak, Gus Dur mempunyai pengalaman hidup yang berbeda dibanding saat menempuh oendidikan di Mesir.

Di kota seribu satu malam ini Gus Dur mendapatkan rangsangan intelektual yang tidak didapatkan di Mesir. Dimana Gus Dur kembali bersentuhan dengan buku-buku besar karya sarjana orientalis Barat. Dia kembali menekuni hobinya secara intensif dengan membaca hampir semua buku di universitas.

Di luar dunia kampus, Gus Dur rajin mengunjungi makam-makam keramat para wali, termasuk makam Syekh Abdul Qadir al-Jailani, pendiri jamaah tarekat Qadiriyah.

Baca Juga: Pengembaraan Gus Dur Menempuh Pendidikan ke Mesir dan Irak, Bosan Belajar Lari ke Perpustakaan

Gus Dur juga menggeluti ajaran Imam Junaid al Baghdadi, seorang pendiri aliran tasawuf yang diikuti oleh jamaah NU.

Di sinilah Gus Dur menemukan sumber spiritualitasnya. Kondisi politik yang terjadi di Irak ikut mempengaruhi perkembangan pemikiran politik Gus Dur pada saat itu. Kekagumannya pada kekuatan nasionalisme Arab, khususnya kepada Saddam Husain sebagai salah satu tokohnya menjadi luntur ketika syekh yang dikenalnya, Azis Badri tewas terbunuh.

Selepas belajar di Baghdad, Gus Dur bermaksud melanjutkan studinya ke Eropa. Akan tetapi persyaratan yang ketat utamanya dalam bahasa –misalnya untuk masuk dalam kajian klasik di Kohln, harus menguasai bahasa Hebraw, Yunani atau Latin dengan baik di samping bahasa Jerman-- tidak dapat dipenuhinya.

Baca Juga: Pengembaraan Gus Dur Menempuh Pendidikan dan Melahap Kajian Barat, Mulai dari Filsafat hingga Politik

Akhirnya yang dilakukan Gus Dur adalah melakukan kunjungan dan menjadi pelajar keliling, dari satu universitas ke universitas lainnya.

Pada akhirnya dia menetap di Belanda selama enam bulan dan mendirikan Perkumpulan Pelajar Muslim Indonesia dan Malaysia yang tinggal di Eropa.

Untuk biaya hidup di rantau, dua kali sebulan dia pergi ke pelabuhan untuk bekerja sebagai pembersih kapal tanker. Gus Dur juga sempat pergi ke McGill University di Kanada untuk mempelajari kajian-kajian keIslaman secara mendalam.

Namun akhirnya Gus Dur kembali ke Indoneisa setelah terilhami berita-berita yang menarik sekitar perkembangan dunia pesantren. Perjalanan keliling studi Gus Dur berakhir pada tahun 1971, ketika dia kembali ke Jawa dan mulai memasuki kehidupan barunya sekaligus sebagai perjalanan awal kariernya.

Baca Juga: KISAH Ibu Sunan Gunung Jati, Rara Santang Dipersunting Sultan Mesir dan Silsilah Sampai ke Nabi Muhammad SAW

Meski demikian, semangat belajar Gus Dur tidak surut. Buktinya pada tahun 1979 Gus Dur ditawari untuk belajar ke sebuah universitas di Australia guna mendapatkan gelar doktor.

Tetapi maksud yang baik itu tidak dapat dipenuhi, sebab semua promotor tidak sanggup dan menganggap Gus Dur tidak membutuhkan gelar tersebut. Memang dalam kenyataannya beberapa disertasi calon doktor dari Australia justru dikirimkan kepada Gus Dur untuk dikoreksi dan dibimbing yang kemudian dipertahankan di hadapan sidang akademik.

Disclaimer: Portal Majalengka merangkum data dari berbagai sumber. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler