4 Oleh-Oleh yang Rugi Jika Dilewatkan saat Ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati

22 Juni 2022, 10:00 WIB
4 Oleh-Oleh yang Rugi Jika Dilewatkan saat Ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati /Antara/Enjang Solihin

PORTAL MAJALENGKA – Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin dan Nyai Rara Santang yang merupakan putri dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.

Sunan gunung Jati merupakan tokoh ulama yang menyebarkan ajaran agama islam khususnya di wilayah barat pulau Jawa.

Berkat jasanya tersebut nama Syarif Hidayatullah dan Gunung Jati kemudian diabadikan sebagai nama sebuah Universitas Islam di wilayah selatan Jakarta dan di wilayah Bandung.

Baca Juga: SAAT MALAIKAT IJROIL DATANG, Gus Dur Marah-marah dan Segera Pindah

Hal tersebut menjadi penanda eksistensi pengaruh Sunan Gunung Jati beserta ajaran yang ia sebarkan nyata adanya di kedua titik wilayah tersebut.

Selain kedua penanda tersebut kita juga dapat menemukan sisa-sisa peninggalan dari kerajaan yang pernah ia pimpin serta tempat terakhir kali Sunan Gunung Jati dimakamkan di wilayah utara kota Cirebon.

Peninggalan Sunan Gunung Jati yang berupa bangunan kerajaan atau keraton kasepuhan terletak di wilayah kelurahan kasepuhan, kecamatan Lemahwungkuk, kota Cirebon.

Baca Juga: Gus Dur Ngobrol dengan Makhluk Halus Penunggu Istana Merdeka, Lakukan Negosiasi

Sementara bangunan keraton kanoman sebagai bagian dari sejarah kesultanan Cirebon Lainnya, terletak di kelurahan Lemahwungkuk, kecamatan Lemahwungkuk, kota Cirebon.

Selain kedua objek peninggalan kesultanan Cirebon tersebut, terdapat juga komplek pemakaman Sunan Gunung Djati yang terletak di desa Astana, kec. Gunung Djati, Kabupaten Cirebon.

Peninggalan tersebut tentunya menjadi peninggalan yang sangat berharga dan menjadi destinasi ziarah atau sebagai tujuan untuk melakukan kegiatan napak tilas sehingga kita dapat memiliki gambaran nuansa pada masa tersebut.

Baca Juga: SYEKH NAWAWI Al-Bantani Kalahkan Puluhan Ulama Asal Arab, Kisah Keturunan Sunan Gunung Jati

Namun, ketika kita mengunjungi lokasi tersebut terdapat makanan khas yang bisa dibeli untuk dijadikan oleh-oleh ataupun sekedar untuk dinikmati bersama keluarga.

Setidaknya ada 4 oleh-oleh makanan khas yang bisa dibeli untuk di bawa pulang :

1. Intip Gunung Djati

Intip gunung jati merupakan makanan kering yang terbuat dari kerak nasi yang dikeringkan kemudian digoreng dengan ditambahkan bumbu rempah-rempah tertentu sehingga menjadikan cita rasa dan kerenyahannya berbeda dengan makanan serupa dari wilayah lainnya.

Cita rasa tersebut bahkan bisa berbeda jika kita mendapatkannya dari luar wilayah komplek pemakaman sunan gunung jati.

2. Emping melinjo

Emping melinjo merupakan makanan kering yang terbuat dari beberapa biji melinjo/belinjo yang digeprek dan disatukan hingga berbentuk lebar mendekati seperti kerupuk kemudian dikeringkan terlebih dahulu sebelum digoreng.

Sama seperti intip, emping melinjo juga tidak sama cita rasanya dengan yang didapatkan dari wilayah lain bahkan dari produksi desa lain meski masih dari dalam lingkup kota/ kabupaten Cirebon.

Berbeda dengan intip, emping melinjo memiliki varian rasa yang lebih banyak.

3. Keripik melinjo

Keripik melinjo memiliki bahan yang sama dengan emping melinjo, yang membedakan adalah bentuknya yang tidak terlalu pipih saat digeprek.

Varian rasanya kurang lebih sama dengan emping melinjo

4. Krupuk Pe

Krupuk pe merupakan makanan kering yang terbuat dari kulit ikan pari atau iwak pepe dalam bahasa lokal yang dikeringkan terlebih dahulu sebelum digoreng.

Kurang lebih mirip dengna krupuk kulit sapi/ krupuk lambak namun makanan kering tersebut sudah lebih lama diproduksi di wilayah sekitar gunung Djati.

Tidak seperti krupuk lambak, teksturnya lebih padat dan citarasa ikan parinya masih cukup terasa.

Itulah keempat oleh-oleh makanan kering yang bisa anda coba ketika mengunjungi wilayah komplek pemakaman Sunan Gunung Djati, desa Astana, Cirebon.***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler