Investasi di Jabar Rp380 Triliun, WJIS 2020 Sumbang Rp256 Triliun

18 November 2020, 12:15 WIB
Konferensi pers West Java Investment Summit (WJIS) 2020 di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Selasa 17 November 2020. /(Foto: Dodi/Humas Jabar)/

PORTAL MAJALENGKA – Pemprov Jawa Barat (Jabar) menggelar West Java Investment Summit (WJIS) 2020 secara virtual di Kota Bandung, Senin 16 November 2020.

WJIS 2020 ternyata mendongkrak nilai investasi Jabar sepanjang tahun ini menjadi Rp380 triliun, yang sekitar Rp256 triliun di antaranya datang dari WJIS.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto mengatakan, sebagian besar masih dalam status dana yang disiapkan tapi sudah ada Rp4,1 triliun yang sudah menjadi transaksi.

Baca Juga: INI Efek WJIS, Kawasan BIJB Bakal Miliki Hotel Bintang 3 dan Bintang 5

“Ini di luar dugaan. Meskipun ada Covid-19, tapi melalui WJIS ada komitmen-komitmen baru. Yang sudah masuk Rp4,1 triliun. Kami hitung dua hari ini bisa Rp5 triliun hingga Rp5,5 triliun. Sisanya ready to offer,” kata Herawanto saat sesi jumpa pers hari kedua WJIS 2020 di Hotel Savoy Homann Kota Bandung, Selasa 17 November 2020.

Meski dilakukan secara daring karena pandemi Covid-19, WJIS 2020 mencatatkan komitmen dan transaksi yang cukup fenomenal.

WJIS 2020 merupakan penyelenggaraan kedua yang dilakukan Bank Indonesia bersama Pemprov Jawa Barat. WJIS 2020 dilakukan 16-17 November 2020 dengan tujuan mendongkrak investasi di Jabar.

Baca Juga: Siap-siap! Kawasan Rebana Metropolitan dan Ciayumajakuning Akan Serap 4,3 Juta Tenaga Kerja

Herawanto menjelaskan, saat pendemi Covid-19 ada empat yang perlu dilakukan agar ekonomi tetap hidup.

Empat hal tersebut yakni mindset positif atau optimisme, keseimbangan pendekatan kesehatan dan ekonomi, menjaga suplai, dan menjaga demand (permintaan).

WJIS, kata dia, ada pada dimensi suplai di mana dimungkinan untuk mempertemukan barang dan jasa dengan orang.

Baca Juga: Investasi Masuk ke Jawa Barat Mencapai Rp380 Triliun , Tiga Proyek Investasinya ada di Majalengka

“Kalau tiga hal ini tidak ada maka tidak akan ada transaksi. Kalau tidak ada transaksi ekonomi tidak jalan. Tapi tentunya ekonomi harus dijalankan dengan protokol kesehatan agar tidak setback,” kata Herawanto.

Dia menambahkan BI Jabar selain berfungsi sebagai bank sentral yang ditempatkan di Jabar, juga memiliki peran memberikan rekomendasi bagi pertumbuhan ekonomi provinsi.

“Forum WJIS ini menjadi penting untuk mengangkat turisme dan infrastruktur,” katanya.

Baca Juga: Siap-siap! Kawasan Rebana Metropolitan dan Ciayumajakuning Akan Serap 4,3 Juta Tenaga Kerja

KPwBI Jabar mendorong di Pemprov Jabar karena Jawa Barat paling kompetitif di Indonesia. Indeks daya saing ekonomi Jabar lima tahun terakhir angkanya 4,6.

Saingan terdekat Jogjakarta di angka 4,8 dan Jawa Tengah di angka 5. Dengan fakta ini berarti Jabar sejajar dengan Thailand dan Filipina.

“Jabar comparable dengan kedua negara ini, inilah yang dilihat oleh investor,” kata Herawanto.

Baca Juga: Tawarkan Pengembangan Ciater, Kang Emil Yakin Pasca Covid-19 Pariwisata Bangkit Lebih Dulu

Dia berpesan agar Pemprov Jabar dapat memaksimalkan event WJIS dengan menjaga investor tetap menanamkan modalnya di Jabar.

Menurutnya, hal penting yang harus dijaga adalah investasi dan komitmen. Realisasi akan sangat bergantung dari kesiapan tempat investasi.

“Kalau hanya berhenti di komitmen sangat sayang. Caranya melalui regulasi yang mendukung, media juga berperan,” katanya.

Baca Juga: Meski Kondisi Pandemi, Pariwisata di Jawa Barat Mulai Membaik

Satu hal lagi, kata Herawanto, yang perlu ditingkatkan Pemprov Jabar adalah koordinasi dengan kabupaten dan kota.

Dia tidak menilai koordinasi yang dilakukan saat ini keluar jalur, tapi masih ada pemandangan di satu sisi provinsi sangat siap pada saat bersamaan kabupaten dan kota belum siap. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler