Pendukung Donald Trump Rusuh, FBI Amankan Benda yang Diduga Alat Peledak

7 Januari 2021, 14:15 WIB
AS diterpa kerusuhan. Para pendukung Donald Trump menyerbu gedung kongres AS Capitol Hill dan mendudukinya sebagai upaya penjegalan pengesahan Joe Biden jadi presiden AS. /Jurnal Gaya / Juniar Syah/YouTube/GlobalNews

PORTAL MAJALENGKA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpidato di hadapan ribuan pendukungnya, dan memicu kerusuhan yang dilakukan para pendukungnya, Rabu 6 Januari 2021.

Dalam pidatonya, Donald Trump mengulangi klaim tidak berdasar bahwa pemilihan presiden telah dirampas darinya akibat kecurangan dan penyimpangan yang meluas.

Ratusan pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung Kongres Amerika Serikat, Capitol, dalam upaya membatalkan kekalahan Trump pada Pilpres 2020.

Baca Juga: Isyaratkan Tinggalkan Gedung Putih, Trump : Waktu yang akan Menentukan

Ratusan pendukung Trump memaksa Kongres menunda sidang yang akan mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Dengan senjata dan gas air mata, aparat kepolisian mengevakuasi para anggota, dan berusaha melakukan penyisiran di Gedung Capital terhadap para pendukung Trump.

Seorang pemrotes berhasil menduduki panggung Senat dan meneriakkan, ‘Trump menang pemilihan.’ Massa merobohkan barikade dan bentrok dengan polisi, sementara ribuan orang turun ke halaman Gedung Capitol.

Baca Juga: Tidak Mengaku Kalah, Biden Sebut Trump Memalukan

Tiga jam kemudian, polisi menyatakan Gedung Capitol aman sesaat setelah pukul 17.30 waktu setempat.

Tayangan video memperlihatkan para pendukung Trump menghancurkan jendela dan polisi menggunakan gas air mata di dalam gedung parlemen.

Kepala Kepolisian Metropolitan Washington Robert Contee mengatakan, massa menggunakan bahan kimia yang membuat pedih mata polisi dan beberapa di antaranya mengalami luka.

Baca Juga: Terima Gerobak Usaha, Ibu Witarsih Siap Memulai Usaha Kecilnya Demi Keluarga

Dikutip ANTARA dari media setempat, seorang warga sipil juga tewas usai ditembak selama kerusuhan berlangsung.

FBI mengungkapkan pihaknya telah melucuti dua benda, yang diduga merupakan alat peledak.

Peristiwa itu merupakan serangan paling menghancurkan terhadap bangunan penting tersebut sejak militer Inggris membakarnya pada tahun 1814, menurut Capitol Historical Society.

Twitter juga membatasi para pengguna untuk membagikan lagi video Trump. Sementara itu, Facebook menghapus semua video tersebut untuk menghindari kemunculan risiko kekerasan.

Baca Juga: Pilpres AS “Belum Selesai”, Senator Republik Dukung Gugatan Trump

Wakil Presiden Mike Pence, yang memimpin sidang gabungan di Kongres sudah dibawa keluar dari ruang Senat.

Selain itu, ratusan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, staf dan pers kemudian dievakuasi ke sebuah lokasi yang dirahasiakan. ***

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler