Network
PORTAL MAJALENGKA - Kisah sukses seorang lulusan universitas ternama di Amerika, yang tidak ragu bisnis peyek hingga beromzet ratusan juta.
Peyek atau rempeyek adalah sejenis makanan.yang digoreng, terbuat dari tepung beras sebagai bahan utamanya dengan isian kacang, ikan dan memiliki tekstur renyah serta rasanya gurih.
Peyek biasanya dinikmati sebagai pelengkap pengganti kerupuk ketika makan, ada juga yang menikmatinya sebagai cemilan ketika lebaran dan hari-hari biasa.
Baca Juga: Syarat Utama saat Awal Pelihara Ikan Channa, Jarang yang Sadar Padahal Hasilnya Anti Gagal
Bagi sebagian orang peyek dipilih sebagai produk bisnis. Sekarang ini usaha kuliner tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Di tanah air, salah satu pengusaha peyek sukses ialah Yessi Calissa. Perempuan cantik lulusan ekonomi akuntansi Los Angeles Amerika Sekrikat, itu memulai bisnis peyek semenjak tahun 2018.
Usahanya sendiri berawal dari keisengannya ketika di rumah. Ia memang suka membuat rempeyek untuk camilan keluarga. Ketika disuguhkan ke tamu, banyak orang yang menyukai peyek buatannya.
Baca Juga: Turunkan Angka Kemiskinan di Indonesia, Menteri Agama Targetkan 1.000 Kampung Zakat
Karena modal yang sangat minim, dapur rumah pribadi dipilih menjadi tempat untuk produksi, dengan dibantu satu orang karyawan. Yessi menekuni usahanya.
Kemudian Yessi mengunggah produk peyeknya di Instagram. Tidak disangka permintaan konsumen sungguh sangat luar biasa. Dari situ ia mulai kepikiran untuk menseriusi usaha peyek.
Dari situ ia mulai menerima pesanan, membuat peyek, mengemas hingga mengirim peyek ke lokasi pelanggan sampai usaha peyeknya terus berkembang dan sukses seperti sekarang.
Baca Juga: Sinopsis Film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang, Angkat Isu Mental Health Anak Tengah
Bukti keseriusannya dalam usaha satu ini, ia sertifikatkan produk peyeknya ke BPOM termasuk Sertifikat Halal juga. Dipilihlah “Peyek Nyai” sebagai nama merek dagang bisnisnya.
Berangkat dari satu rasa saja yakni original, kini sudah 6 varian rasa yang di tawarkan Peyek Nyai ke pelanggan setianya. Mulai dari kacang hijau, udang rebon, kacang kedelai hitam, teri cabe rawit, teri medan.
Penjualannya sendiri ia mengaku dalam sebulan bisa mendapat omzet hingga ratusan juta. Omzet itu bahkan bisa meningkat tiga sampai empat kali lipat ketika menjelang hari raya lebaran, yang waktu awal mengalami penolakan-penolakan ketika menawarkan produknya.
Dalam sebuah bisnis tentunya ada sebuah persaingan, untuk menjadi yang terbaik. Dari mulai yang wajar sampai yang tidak wajar. Menurutnya, suatu waktu pernah akun media marketplace Peyek Nyai sempat di-hack salah satu pesaing bisnisnya.
“Kegagalan itu sebuah proses, dan apabila ada usaha menyelesaikan kegagalan dengan pelan-pelan dan bertahap, yakinlah kita akan maju dan sukses,” imbuh sang owner.
Sebuah kisah sangat menginspirasi kita semua, bahwasannya dalam memulai dan menekuni sebuah usaha, jangan sampai yang dikedepankan adalah gengsi. Lulusan Universitas Amerika saja ketika ada peluang bisnis, langsung mencoba dan berhasil.***
