Tradisi Budaya Rajaban di Cirebon, Masyarakat Ramai-Ramai Ziarah ke Makam 2 Tokoh Penyebar Islam

- 2 Februari 2022, 11:30 WIB
Tradisi Budaya Rajaban di Cirebon, Masyarakat Ramai-Ramai Ziarah ke Makam 2 Tokoh Penyebar Islam
Tradisi Budaya Rajaban di Cirebon, Masyarakat Ramai-Ramai Ziarah ke Makam 2 Tokoh Penyebar Islam /Facebook Keraton Kasepuhan Cirebon/

PORTAL MAJALENGKA - Cirebon dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang sarat akan budaya Islam.

Salah satunya yaitu tradisi Rajaban, tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Cirebon sejak dahulu.

Dalam rangka memperingati hari Isra Mi'raj yang dilakukan setiap tanggal 27 Rajab, masyarakat Cirebon memiliki tradisi budaya Rajaban untuk mengenang kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW saat menerima perintah kewajiban sholat lima waktu dari Allah SWT.

Baca Juga: Puasa Rajab Diundur Besok 3 Februari 2022, Begini Penjelasannya

Istilah Rajaban berasal dari kata Rajab, yang berarti bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Di mana pada bulan tersebut masyarakat muslim memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Rajaban adalah tradisi upacara dan ziarah ke makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan yang berada di Plangon, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.

Untuk memperingati tradisi Rajaban, masyarakat Cirebon akan beramai-ramai pergi ziarah ke Makam dua tokoh penting penyebar agama Islam dari Keraton Kasepuhan.

Baca Juga: 5 Tradisi Isra Mi'raj di Indonesia yang Kaya dengan Keberagaman Budayanya

Tujuan berziarah ke Makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan merupakan bentuk penghargaan atas jasa keduanya dalam menyebarkan Islam di Cirebon.

Selain dihadiri oleh masyarakat umum, tradisi Rajaban juga turut dihadiri oleh kerabat dan keturunan dari kedua Pangeran tersebut.

Hari Isra Mi'raj yang jatuh pada 27 Rajab bertepatan dengan wafatnya Pangeran Kejaksan yang merupakan salah satu tokoh penting dalam menyiarkan agama Islam.

Baca Juga: Berawal Komentar Tidak Sopan Saat Order: Ratusan Ojol Grebek Rumah Warga di Cirebon

Sedangkan, Pangeran Panjunan turut serta diperingati atas jasanya yang juga telah menyebarkan ajaran Islam di Cirebon.

Usai berziarah, acara berikutnya yaitu dilanjutkan dengan tradisi membagikan nasi bogana kepada warga keraton, abdi dalem, kaum masjid, dan masyarakat mager sari.

Nasi bogana berisi lauk pauk seperti kentang, telor, ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning yang dicampur menjadi satu.

Baca Juga: Kisah Pengembaraan Walangsungsang dan Rara Santang, Putra Prabu Siliwangi yang Kelak Jadi Raja di Cirebon (2)

Dikutip dari laman Budayajawa.id Tradisi Rajaban dilaksanakan sebagai pengingat atau momen introspeksi diri agar umat Islam tidak lupa akan jati dirinya.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah