Tanah Liat Majalengka Jadi Perbincangan Orang Jerman, di Balik Sosok Haji Oemar Maroef

- 25 November 2022, 10:24 WIB
Tanah Liat Majalengka Jadi Perbincangan Orang Jerman, di Balik Sosok Haji Oemar Maroef
Tanah Liat Majalengka Jadi Perbincangan Orang Jerman, di Balik Sosok Haji Oemar Maroef /Inin Nastain

PORTAL MAJALENGKA - Tanah liat asal Majalengka jadi perbincangan orang Jerman dan sosok di balik Haji Oemar Maroef.

Di tangan Jatiwangi Arta Factory (JAF), karya seni tanah liat dibahas pada event documenta fifteen Kassel, Jerman, beberapa bulan lalu.

JAF telah cukup lama bergelut dengan tanah liat salah satunya menjadi karya keramik.

Baca Juga: BIKIN GEGER WARGA, Seorang Bocah Ditemukan Pingsan di Pinggir Sumur di Majalengka, Mengaku Dibawa Hantu

Bahan dari tanah liat itu kemudian dikreasikan oleh tangan-tangan seniman menjadi karya seni yang sangat indah.

JAF lahir pada 2005 dengan mengusung tanah liat sebagai bahan untuk berkarya. JAF lahir di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.

Pada 2012 masyarakat Jatiwangi mulai membuat, meneguhkan komoditas menjadi identitas melalui Rampak Genteng pertama dan membacakan ikrar Jatiwangi bersama.

Baca Juga: 3 Hewan Purba Raksasa yang Pernah Hidup di Majalengka Yuk Kita Cek

Dengan menggunakan media keramik, JAF menampilkan sosok di balik karya Genteng Jatiwangi.

Tulisan 'Oemar Was Here,' terpampang pada keramik seni rupa yang dipamerkan di Jerman.

Haji Oemar, merupakan tokoh di balik Genteng Jatiwangi, yang sempat terpampang di documenta fifteen, tepatnya di Hubner Areal.

Baca Juga: Link Twibbon Hari Guru Nasional 2022 Berikut Cara Pakainya, Yuk Ramaikan Melalui Medsosmu

Karya seni rupa Oemar itu, menghiasi Hubner areal selama pameran itu berlangsung.

"Dulu, ada orang yang bernama Haji Oemar Maroef. Beliau memulai membangun musala dengan bahan dari genteng atau tanah liat," ungkap penggagas JAF, Ginggi S Hasyim, Selasa, 19 Juli 2022.

Ginggi menambahkan, ‎sejak tahun 1905 an Haji Oemar Maroef, saat itu masih Pemerintahan Kolonial Belanda di wilayah Majalengka, telah meminta masyarakat untuk membuat genteng secara massal. 

Kebijakan pemerintah kolonial itu, sekaligus menandai dimulainya industrialisasi Genteng.

Saat itu juga, tahun1905 Pemerintah Kolonial Belanda memerintahkan warga belajar membuat genteng dan bata.

"Hal ini untuk memenuhi kebutuhan mega proyek membangun beberapa pabrik gula. Sistem industrialisasi, dimulai saat itu," ungkapnya.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Klik Ciayumajakuning


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x