Babad Alas Jatinegara, Menelusuri Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels (Bagian 4)

23 Mei 2022, 09:00 WIB
Sebelum menjadi Kecamatan Jatinegara Sekarang dulu bernama Meter, berasal dari nama orang Messter Cornelis Senen /maghfur/jakarta.go.id

 

PORTAL MAJALENGKA - Penelusuran Jalan Raya Pos atau lebih dikenal Jalan Anyer Panarukan masih di sekitar Jatinegara.

Jalan poros yang dibangun Gubernur Jenderal Belanda Daendels itu memanjang dari ujung Barat hingga Timur pulau Jawa.

Ada seorang tuan tanah yang mendapat izin dari kongsi dagang Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC untuk membuka lahan hutan Jati di kawasan timur Batavia pada 1661. Tuan tanah itü bernama Cornelis Senen, ada sumber lain menyebut Meester Cornelis Senen.

Baca Juga: Jatinegara Hingga Meester Cornelis, Menelusuri Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels (Bagian 3)

Dia seorang peranakan pribumi Portugis yang berasal dari Lontor, Pulau Banda, Maluku. Cornelis hijrah ke Batavia dalam misi Kristenisasi di Batavia.

Cornelis sangat dekat dengan beberapa orang-orang pribumi saat itu. Kedudukannya sebagai juru khotbah dan penginjil taat, lantas membuatnya menyandang gelar meester (tuan guru).

”Selamat pagi mester, pagi mester,” kata M Ghani (70 tahun), menirukan sapaan masyarakat pribumi zaman dulu kepada Cornelis. Opung M Ghani seperti dikutip dari Buku Napak Tilas Jalan Daendels karya Angga Indrawan.

Baca Juga: Dari Banten Lama ke Kota Serang , Menelusuri Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels (Bagian 2)

Ghani adalah sesepuh di kawasan Jatinegara yang sedikitbanyak mengetahui perjalanan panjang kawasan itu. Nama Meester Cornelis, lanjut Ghani, akhirnya diabadikan sebagai nama wilayah.

Meester Cornelis menjadi wilayah strategis Belanda pada abad ke-17 hingga abad ke-20. Terbukti, nama Meester Cornelis masih bertahan hingga penjajah Jepang harus mengganti namanya menjadi Jatinegara pada 1942.

Nama Meester, lebih banyak disebut Mester, hingga kini masih abadi sebagai nama kedua membayangi nama Jatinegara.

Baca Juga: Menelusuri Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels (Bagian 1)

Cerita yang tak jauh berbeda dari sejarawan asal Jerman, Adolf Heuken (86 tahun). Sejarawan yang juga pakar sejarah VOC itu bercerita tentang sosok Meester Cornelis.

Seperti yang juga dituangkan dalam bukunya, Gereja-Gereja Tua di Jakarta (2003), Cornelis juga yang membuka hutan jati di wilayah timur Batavia saat itu.

Pohon-pohon yang ditebang, dikirim ke Batavia dengan cara dihanyutkan lewat Sungai Ciliwung. Kayu-kayu itu lantas dipakai menjadi bahan untuk membangun permukiman dan kapal-kapal niaga VOC.

Cerita singkat M Ghani serta informasi sejarah dari Heuken, menambah keyakinan penulis bahwa Jatinegara memang dibangun dari banyakjejak sejarah kolonialisme Belanda.

Baca Juga: Keajaiban di Gunung Jati, Dua Pohon yang Akarnya Menyambung Jadi Satu

Peran vital wilayah Meester Cornelis bahkan membuat wilayah itu pada 1924 dijadikan regenschap (kabupaten). Saat itu, wilayah Mesteer Cornelis terbagi dalam empat kawedanan (district): Mester Cornelis, Kebayoran, Bekasi, dan Cikarang.

Letak Jatinegara yang sangat strategis, bahkan membuat Belanda mengistimewakan Mester dengan membuat jalur kereta api yang menghubungkan Mester dengan Kota Intan pada 1875.

Sisa-sisa keistimewaan Mester itu dibuktikan dengan masih kokohnya bangunan Stasiun Jatinegara yang didirikan pada 1910.

Baca Juga: Makam Istri Prabu Siliwangi di Kebun Raya Bogor, Ratu Galuh Kerap Datang dengan Balutan Pakaian Kebaya

Secara administratif, Jatinegara menjadi salah satu kecamatan di Jakarta Timur. Memiliki luas 10,26 kilometer persegi, Jatinegara berbatasan dengan Kecamatan Duren Sawit dan Klender di sebelah barat, dan dengan Kecamatan Kramat Jati di sebelah timur.

Sedangkan di perbatasan wilayah utara dan selatan, Jatinegara bersisian langsung dengan Kecamatan Pulogadung dan Tebet.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Napak Tilas Jalan Daendels

Tags

Terkini

Terpopuler