Network
Kakek cungkring ini diketahui saat itu diantar seorang aktivis Aceh, ia berjalan kaki dari tanah Serambi Mekah.
Setelah dipersilahkan masuk, Gus Dur mengajaknya duduk di karpet. Nampak dalam perjumpaan itu tidak ada satu obrolan pun di antara keduanya.
Baca Juga: Inilah Alasan Kenapa Walisongo Hanya Ada di Pulau Jawa
Berjalan hampir seperempat jam berlalu, tidak ada obrolan apapun antara Gus Dur dengan kakek tua ini. Kakek cungkring pun pamit setelah 15 menit berlalu.
Nuruddin, santri Gus Dur Yang penasaran akan si kakek tersebut pun bertanya.
"Siapa sebenarnya kakek bertubuh cungkring itu sesungguhnya hingga Gus Dur begitu repot menyambut kedatangannya?," tanya Nuruddin.
Baca Juga: Ustadz Zainuddin Asal Dermo Plosoklaten Kediri Dimutilasi PKI dan Potongan Tubuhnya Disebar
Gus Dur hanya menjawab dengan singkat siapa sesungguhnya kakek tersebut. Gus Dur mengatakan bahwa tamunya tersebut adalah seorang wali Allah dan hanya satu di Indonesia.
Gus Dur pun mengungkapkan hanya ada satu wali yang sejenis dengannya, yaitu berada di Sudan.
Dari Kejadian ini, akhirnya diketahui bahwa sosok kakek bertubuh cungkring itu adalah Abu Ibrahim Woyla Abu yang memiliki nama lengkap Teungku Ibrahim bin Teungku Sulaiman bin Teungku Husen.
Baca Juga: Tes Kejelian Mata, Kamu Bisa Cari 5 Perbedaan pada Gambar Ini dan Seberapa Jeli Matamu
Abu Ibrahim Woyla lahir di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M dan wafat pada hari Sabtu pukul 16.00 WIB tanggal 18 Juli 2009 di rumah anaknya di Pasi Aceh Kecamatan Woyla Induk, Kabupaten Aceh Barat dalam usia 90 tahun.
Sosok ini merupakan orang yang sangat dihormati di Aceh. Sosok ini juga dipercaya sering menunaikan sholat Jumat di Mekah dan kembali pada hari itu juga.
